tag:blogger.com,1999:blog-36010778574373801112024-02-08T09:49:08.970-08:00cerita abg panasgen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.comBlogger24125tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-81158457683449018002008-12-12T07:35:00.000-08:002008-12-12T07:39:03.820-08:00mengeluarkan sperma ke arah perut dan payudaranyawaktu itu saya dan Tina nonton di <br />bioskop daerah kota dan saya tidak berencana untuk melakukan apa2 terhadapnya <br />namun sewaktu saya mengusap-usap pipinya, daerah sikut saya mengenai payudaranya <br />yang sekal itu saya tidak berusaha mengangkatnya karena itu merupakan kesempatan <br />bagi saya, lalu saya sengaja menggerak-gerakan sikut saya agar bisa semakin <br />merasakan nikmatnya payudaranya itu, dan dia hanya diam saja tidak bereaksi. <br />Melihat sikapnya yang cuek2 saja , saya iseng2 memasukkan tangan saya ke baju <br />depannya dan pura2 hanya ingin mengusap2 perutnya dia hanya diam saja, akhirnya <br />saya pura2 bertanya kamu pake Bh nomor berapa sih, lalu dia hanya menjawab <br />pegang aja sendiri, saya pun makin berani dan berkata, " anterin donk!" dia pun <br />membimbing tangan saya ke daerah behanya itu dan waoo saat itu kontol saya yang <br />sejak tadi sudah tegang semakin terasa menekan celana jeans saya yang amat ketat <br />, saya mengusap2 di daerah behanya itu dan setahap demi setahap saya <br />memberanikan diri untuk menekan lebih kencang.<br />Sembari melakukan aksi itu, saya sesekali menghampiri ketiaknya ( saya juga <br />napsu dengan ketiak cewe) dan mengusap2nya , dia pun kegelian dan berusaha <br />mengeluarkan tangan saya, saya pikir dia marah, ternyata setelah saya berusaha <br />mengusap2 ketiaknya lagi dia mendiamkan saja, akhirnya saya nekad membuka <br />kancing behanya dia pada awalnya melarang saya melakukannya walaupun pada <br />akhirnya dia mengijinkannya. sayapun membukanya dengan bernapsu, lalu memulai <br />aksi saya melingkarkan telapak tangan saya pada buah dadanya yang indah itu lalu <br />mencari putingnya dan mencubitnya, dia meringis, "aduh pelan2 donk!" "sory yah <br />say , jawabku. lalu kulanjutkan aksiku dengan meremas-remas payudaranya dia <br />kelihatan sangat menyukai permainan ini, terlihat dari mukanya yang sedang merem <br />melek menahan desahannya.<br />Akhirnya saya semakin berani membuka resteling celana jeans-nya, dia pada <br />awalnya tidak setuju seakan-akan tidak ingin saya berbuat lebih jauh, tapi saya <br />terlanjur terangsang dan bernapsu sehingga tidak menghiraukan tangannya yang <br />berusaha melarang aksi tangan saya itu. saya dengan cepat membuka kancing <br />celananya juga dan langsung memasukkan jari saya ke CD-nya lalu mengusap2 daerah <br />kemaluannya dan terasa basah sekali di sana. saya semakin bernapsu saja apalagi <br />mendengar desisan suara Tina, " Van, jangan donk !" saya tidak mengacuhkan <br />larangannya saya bahkan memasukkan jari saya ke CD-nya dan mencari kemaluannya <br />lalu dengan susah payah (jeans-nya ketat)saya mengusap2 memeknya yang benar2 <br />basah, kemudian sayapun mencoba memasukkan jari saya ke dalam lubangnya yang <br />sangat sempit dan berulang-ulang memasukkan dan megeluarkan jari saya secara <br />beraturan, TIna yang baru kali ini mendapat perlakuan seperti ini benar2 hanya <br />bisa diam dan sesekali mendesah " Van udah Van ... " saya tahu dia menikmati <br />permainan ini. Namun setelah aksi tanganku di memeknya, saya terpaksa harus <br />menunda permainan ini karena filmnya sudah mau selesai. Sayapun sudah berencana <br />akan melakukan lagi dengan Tina di lain hari dan saya akan mencoba mengajaknya <br />bersetubuh dengan saya.<br />Akhirnya kesempatan itu datang, yaitu tepat seminggu setelah hari itu, saya <br />mengajaknya ke rumah saya, yang kebetulan pada hari itu hanya ada seorang <br />pembantu yang masih kecil, saya mengajak Tina ke kamar tamu dan berpura2 hanya <br />ingin duduk2 di ranjang saja, namun begitu dia duduk, saya lagsung berusaha <br />memasukkan kepala saya ke dalam kaosnya yang kebetulan waktu itu agak longgar. <br />Saya mencari buah dadanya, Tina yang kaget berusaha mengeluarkan kepala saya, <br />namun tenaga lelaki jauh lebih besar dibanding tenaga gadis, saya bersikeras <br />melakukan aksi tersebut, lalu saya menciumi buah dadanya yang masih diselimuti <br />beha renda-rendanya itu.<br />Kemudian saya mulai membuka kancing behanya yang berada di depan lalu saya <br />menemukan buah dadanya yang indah, dengan dihiasi puting yang berwarna coklat <br />sesuai dengan kulitnya yang putih (maklum kami keturunan Chinese) lalu saya <br />langsung mengulumnya dan sesekali menggigit kecil tepat di putingnya. " Ivan <br />kamu gila yah.. "teriaknya, Namun apa daya dia sudah di tangan saya di rumah <br />saya sudah sangat sepi.<br />lalu karena masih gelap karena dibungkus baju, saya membuka bajunya lalu segera <br />membuka jeansnya kemudian menurunkannya. dengan CD-nya yang putih dengan pita di <br />depannya saya juga membukannya dan tinggalah Tina dengan tanpa sehelai benangpun <br />di tubuhnya yang putih.saya memulai aksi saya yaitu mencium bibirnya dilanjutkan <br />dengan kuping yang akhirnya dari kuping bergerak ke ketiaknya lalu menghisapnya <br />dalam2, dilanjutkan dengan mengarahkan bibirku ke payudaranya, dia hanya bisa <br />menganga dan kali ini dia tidak menolak sedikitpun, bahkan kepalaku ditekankan <br />agar tidak berhenti mengulum puting kanan buah dadanya dan tangan kiriku <br />meremas2 dengan ganas buah dada kirinya.<br />Tangan Tina akhirnya bergerak dia berusaha membuka kaos saya dan berusaha <br />mencari kontol saya yang sudah full tegang, saya benar2 merasakan kenikmatan <br />sewaktu tangannya meremas2 kontolku ( maklum ini pertama kali kontol saya <br />diremas wanita) lalu saya membuka sendiri celana berikut CD saya yang sudah <br />basah akibat cairan kontol saya yang lengket. mulutku, akhirnya berpindah ke <br />arah memeknya yang juga sudah basah dan menjilat-jilat dengan ganas, entah <br />kenapa walaupun ada hawa dari memeknya malah membuatku bernapsu, sayapun terus <br />menjilat2 memeknya sampe sedalam-dalamnya . TIna benar2 sudah dikuasai napsu <br />kini, tubuhnya diangkat sedikit ke atas kemudian diturunkannya lagi, pertanda <br />dia benar menyukai aksi saya.<br />Tak sampai sepuluh menit Tina mencapai klimaks dia menjambak rambut saya dan <br />pahanya dinaikkan, kira2 5 detik dia lemas, saya yang masih belon merasakkan <br />apa-apa, mengarahkan tangannya ke kontol saya dan membiarkan Tina berbuat <br />sesukanya, Tina mulai bermain dengan kemaluanku dia meremas2 dengan keras dan <br />akhirnya mencoba memasukkan kontol saya ke mulutnya, sembari sesekali mengocok2 <br />kontolku. Tak lama, saya yang baru kali ini diisap kontolnya langsung merasakan <br />ingin mengeluarkan sperma saya seperti kalau saya sedang onani. Saya pun <br />mendesah, " ahhhh enak sayang.." dia semakin bersemangat mempercepat kocokannya. <br />akhirnya "crot...crot...crott " keluarlah spermaku di dalam mulutnya , Tina <br />kaget dan langung menarik mulutnya dari kontolku ( maklum dia masih polos)<br />Tapi kenikmatan yang kurasakan benar2 pengalaman yang luar biasa, lalu kami <br />berdua membaringkan tubuh kami di ranjang , saya masih penasaran bagaimana <br />rasanya ngentot itu , maka saya mencuci kemaluan saya sampe bersih ( saya tidak <br />berniat mengeluarkan sperma saya di dalam memeknya) Lalu saya bertanya pada <br />TIna, " TIn, bole masukkin ga?, coba doank kalo kamu sakit, ga usah, soalnya <br />saya penasaran!" Tina pun menganggukan kepalanya, saya mulai mencoba memasukkan <br />kepala penis saya ke lobang memeknya yang benar2 sempit kemudian perlahan-lahan <br />mendorongnya , TIna menjerit sambil mencoba mendorong saya , Tina ternyata <br />kesakitan , saya bertanya kepadanya, " sakit yah?" dia hanya memejamkan matanya <br />sambil menahan sakit . AKhirnya setelah dicoba berkali2 secara perlahan2, <br />gerakan penisku semakin lancar, rupanya kemaluan kami sudah basah kembali, tempo <br />dorongan kupercepat karena TIna berkata , " agak cepet, van.." saya senang <br />karena Tina dapat merasakan kenikmatan dari penisku itu. lalu saya sudah <br />merasakan mau keluar lagi dan ingin mencabut kontol saya karena saya tak berani <br />menghamili seorang gadis. Namun Tina tidak mengijinkan penisku dicabut dia <br />menekan pantatku sembari mempercepat tempo permainan, tapi aku benar2 tak mau <br />mengeluarkan spermaku di dalam kemaluannya, jadi aku membisikkan padanya, " TIna <br />jangan gitu donk, nanti bahaya.." TIna akhirnya merelakan penisku dicabut. dan <br />begitu penisku dicabut, langsung penisku <span style="font-weight:bold;">mengeluarkan sperma ke arah perut dan <br />payudaranya</span>, kemudian saya terkulai lemas, namun saya baru ingat kalo TIna belon <br />puas, langsung saya menghampiri kemaluannya dan mulai giat menjilat2nya sembari <br />memasukkan jari saya kedalamnya dengan dikocok-kocokan ke luar dan ke dalam <br />dengan tempo cepat, akhirnya Tina klimaks lagi , ada sedikit cairan keluar dari <br />lubangnya dan langsung saya hisap dalam2, benar2 nikmat menjilat memek perempuan <br />apalagi hawanya menambah napsuku. Kami sama2 puas kini dan tiduran di ranjang <br />beberapa menit, kemudian saling membersihkan diri dengan tissue, karena orang <br />tua saya sudah mau pulang.gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-86054245751773134432008-11-23T08:53:00.000-08:002008-11-23T08:54:21.850-08:00Ku kulum bibir dan lidahnya yang lembut dan hangatAdegan demi adegan difilm kami lewati, dan beberapa kali kami mengganti film. Kami juga berbincang dan mengobrol tentang yang berhubungan di film. Mungkin karena kami sering berdua dan bicara dari hati ke hati akhirnya kami merasakan ada kesamaan dan kecocokan. Kami tidak canggung lagi. Rasanya kami sama-sama menyukai tapi kami sadari Dina milik kakakku. Kami akhirnya biasa duduk berduaan dengan dekat. Sering dan banyak film kami tonton bersama. Kami akhirnya mulai sering melirik dan bertatapan mata. Sesaat saat film berputar tanpa kami sadari, tatapan mata kami membuat bibir kami bersentuhan. Tampaknya gairah kami sama dan tak bisa dibendung dan kami tergerak mengikuti iringan gairah dan birahi. Aku pikir ciuman tak apalah, akhirnya bibir dan lidah kami saling bersaing. Nafsu membuat kami terus berebutan air liur. “Ah, Mama. Anton kan malu.” Alunan lagu tersebut terdengar dari sebuah VCD player pada sebuah kamar berukuran × m. VCD player tersebut terletak pada sebuah meja belajar. Di samping kiri meja belajar tersebut terdapat sebuah lorong selebar meter yang menuju ke kamar mandi. Sedangkan di samping kanan berjarak satu meter adalah pintu keluar dari kamar itu. Disamping kanan pintu keluar terdapat sebuah hiasan dinding yang bertuliskan sebuah nama. Kiky Febrianti. “Sarapan dulu ah.” kata Hanna sambil menghindar dari kedua tangan Winny yang telah berhasil melepas semua kancing baju yang dipakainya. “Baik, tante”. “Cepett Ditthh semprott pejunyaa sshh!! tanthhee udahh gaa tahhaann!!” teriakku semakin kencang kemudian aku mengulum bibirnya dan menekan kepalanya sehingga rapat sekali wajahku. “aahh tante.., uuhh.., nikmat sekali, oohh.., tante sekarang Tante Sofi, oohh.., saya nggak tahan tantee.., enaak.., oohh”. Seerr.., dari lubang kencing Mama memancar cairan yang bening dan panas sekali, masuk ke mulutku dengan deras. <br /><br />Aku hanya mengangguk dan tersenyum.. Dan tentu saja langsung kupenuhi permintaannya.. Pikiranku mulai berpikiran lagi untuk bersetubuh dengan tanteku. Aku duduk diranjang di bagian atas kepala tanteku dan mengurut kepalanya. Aku bisa melihat dada tanteku yang menyembul karena saat itu dia memakai piyama warna putih yang tipis.. “Kamu hebat Ren, aku belum pernah sepuas ini sebelumnya” Kata Silvi. Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan kuhisap kencang-kencang. Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku dan Angela meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya. Aku berpindah posisi dan mengulum vaginanya dan madu murni yang keluar dari dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G spotnya. Angela kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada habis. Kuhisap dan kutelan semuanya. Setelah habis sperma yang keluar, akupun kembali menjilati payudara yang mengencang dan ranum itu kembali. Akupun mulai tdk bisa menahan diri lagi karena penisku sudah berdiri tegak sejak tadi. Ukuran penisku biasa saja sebetulnya aku agak heran dgn ceritaa erotis yg bilang sampai cm, aku tdk pernah mengukur sendiri. Kutarik celana dalamnya sampai lepas. Kemudian aku melepaskan tubuhnya dan mengambil posisi di antara dua pahanya. Waktu kulepas tubuhnya sejenak tadi ia sempat tersetak dan matanya terbuka seolah bertanya kenapa. Tapi begitu melihat aku sudah dalam posisi siap mengeksekusi dirinya iapun mulai memejamkan matanya lagi. Sambil kuremas payudaranya sebelum memasukan rudalku ke liangnya aku sedikit berbasa basi dan menanyakan apa ia ikhlas aku setubuhi malam ini. Dengan lirih ia mempersilakan dan bibirnya sedikit tersenyum. Kedua tangannya menarik badanku dan akupun mulai memasukkan penisku ke lubangnya. Walaupun sudah lembab dan ia pernah melahirkan, ternayata aku tdk bisa langsunga memasukkan penisku. Sampai tangan wanita yg telah lama menjanda dan kehidupan seharinya begitu kolot ini ikut membantu mengarahkan rudalku ke lubangnya. Rupanya nafsunya sudah membuat ia terlupa. Sekitar menit kemudian, saya sudah benar-benar mau keluar, dan sepertinya Mirna juga. “Uh.., Tante Sofi..”, gumamku pelan melihat bahenolnya tubuh kini terbungkus terusan sutra transparan tanpa lengan. Bayangan CD dan BH-nya tampak jelas.<br /><br />Kelima wanita itu berebutan memilih alat yang mereka suka. Tante Rissa mengambil sebuah vibrator dengan warna pink transparan. Panjangnya kira-kira centimeter. Lentur sekali sehingga bisa melenting ke segala arah. Kemudian dengan gaya yang erotis dan dibuat-buat, Tante Rissa mengambil sebotol cairan pelicin dan meneteskannya ke ujung vibrator itu. Terlihat cairan itu menjalar ke beberapa bagian vibrator. Pagi itu ternyata jadwal pelajaran Biologi yang membahas tentang alat reproduksi pria dan wanita, Aku agak grogi juga neranginnya, apalagi Elrika selalu tersenyum nakal seolah menggodaku, wajahnya yang lebih manis dari Jenny memerah saat aku terangkan bahwa Penis adalah bagian vital tubuh pria yang berperan dalam memperoleh bayi, pada wanita disebut vagina. Tau bahwa aku grogi Elrika malah menggodaku. “Tuh kan, kamu pasti lagi asyik di kamar makanya nggak dengerin kalau pengantar makanannya datang sedikit lebih awal dari tante”. Perkenalkan namaku Rendi, umurku saat ini tahun. Kuliah dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa saja layaknya anak seusiaku yakni kg. Di situs ini aku akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku masih tahun pada waktu itu aku masih kelas SD. Kisah ini benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun. Lubang kemaluan Mama terlihat sudah berlendir bertanda Mama sudah terangsang. Kujilati lubang kemaluan dan lubang anusnya secara bergantian. Mama menguakkan bibir vaginanya secara perlahan sampai-sampai aku dapat melihat lubang kemaluannya mengembang.<br /><br />“Ada apa, Di?”, Tante Sofi memandangku dengan alis berkerut. Aku tuliskan cerita ini berdasarkan kenyataan yang pernah aku alami sebelumnya. Aku adalah seorang wanita keturunan chinese yang tergolong cantik dan sexy, itulah penuturan setiap laki-laki yang pernah menikmati tubuhku. Saat ini usiaku sudah tahun dan mendapatkan seorang anak yang berusia tahun dari seorang suami keturunan chinese yang berusia tahun. “Ya.., tante”. “Lho, kok Bik Suti bisa tahu?” “Yaahh.., tusuk yang keras.., hmm.., tante nggak pernah gini sebelumnya.., oohh enaakk pintarnya kamu sayaang.., oohh enaak.., terus.., terus yah tarik dorong keeraass.., aahh.., kamu yang pertama giniin tante, Di.., oohh.., sshh..”, hanya sekitar tiga menit ia bertahan dan, “Hoohh.., tante.., mauu.., keluar.., sekarang.., ooh hh.., sekarang Di, aahh..”. Vaginanya menjepit keras, badannya tegang dengan kepala yang bergoyang keras ke kiri dan ke kanan. Beberapa saat kemudian tubuhnya kurasakan seperti menggigil dan dia mempererat pelukannya, demikian juga aku makin erat memeluknya sampai kurasakan hangat pada batang kejantananku disusul keluarnya cairan bening dari liang senggama Sinta, cairan itu mengalir deras dari sumbernya terus turun ke pahanya dan sampai ke ujung kakinya. Perlahan-lahan gerakanku melemah dan akhirnya berhenti, kuturunkan kakinya dan kulepaskan batangku yang masih menancap di kemaluannya. Tubuh Sinta yang sudah basah kuyup oleh keringat melemas kembali dan merosot sampai terduduk di lantai, keringat di punggungnya membasahi tembok di belakangnya. Kuambil tisu lalu kubersihkan cairan kenikmatan yang mengalir membasahi tungkainya. Hari ini masuk hitungan ke tiga hari aku ditinggalkan oleh istriku pulang mudik, fantasi Tante Amy selalu hadir dalam kesepianku. Hingga tanpa kusadari pembantu Tante Amy mengetuk pintu depan rumahku. “Rika boleh pegang, Kak?”<br /><br />Ditinggal mati oleh isteri di usia tahun bukan hal yang menyenangkan. Namaku Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut lima tahun dariku telah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan dua orang anak yang masih membutuhkan perhatian penuh. Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati. “Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?” kataku. Aku kembali duduk dikursi di samping tante Rina. “Sepuluh, seratus, seribu, sama saja. Aku sudah memasuki pintu klimaks..” Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya. Nopember , “Den Andre?!” pekiknya sambil menahan suaranya. Croott ccrroott ccrroott..<br /><br /> SERU BANGET.. <br />RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI <br /><br /> <br /> <br /><br />RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI <br /><br />“Betul, Mama tau itu. Lalu..?” tanya Mama penuh selidik. “Emmh oh aarghh” Tante Wike mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya. “Kamu masih hutang ama aku lho Wan”, jeany berkata begitu dengen senyum manisnya. “Atau tante mau disuapin sama John, tante kan lagi sakit” Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati. “Tante, aku masuk ya?” Gue mau nyeritain pengalaman gue yang aneh tapi lucu, deh. ‘Kali aje elu elu semua pade ketawa.<br /><br />“Masa sich Tante”, kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya. “Saya ditelanjangi sampai polos sama sekali. Dia paling suka merema-remas payudara saya dan juga menjilati putingnya dan kadang lagaknya seperti bayi yang sedang mengenyot susu.”, kataku sambil ketawa dan tampak Bu Soni juga tertawa. “Hayyoo lagi ngapain kamu De?” Alunan lagu tersebut terhenti. Keluarlah sebuah tubuh telanjang dari dalam kamar mandi. Tubuh berkulit sawo matang tersebut penuh dengan busa sabun. Dialah Kiky. Dia menekan sebuah tombol pada VCD player tersebut. Kembali terdengar alunan lagu All The Things She Said yang dinyanyikan oleh Tatu. Jarum jam dinding di atas meja belajar menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit. Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu. “Aahh.. sakit.. apa yang kamu lakukan Ani?” “Ya sudah nggak apa-apa.”<br /><br />Revi menjawab dengan polos, “Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Revi juga mau diajarin.., biar bisa”. “Emmh oh aarghh” Tante Wike mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya. “Iya boss.. aku mau.. please,” pintaku menyambung. Tiba-tiba ada suara yang mengagetkan ketika saya lihat dari arah depan, dan ternyata tante yang bercelana kentat itu sudah berada di depan saya. Oh begitu cantik dan harum sekali, body-nya yang ‘uhui’ itu membuat saya menjadi termenung lagi. Pikiran-pikiran kotor mulai merasuk ke dalam otakku. Aku berfikir bagaimana caranya untuk dapat menikmati tubuh kakakku saat itu juga. Habis sudah hampir seminggu aku tidak pernah main lagi sama Mama. Tanpa sepengetahuan kakakku, kupelorot CD-ku sendiri. Penisku yang sudah tegang dari tadi tampak melayang-layang terkena ombak. Kudekati kakakku dari belakang, dengan tiba-tiba kuraba-raba dan kuremas payudaranya. “Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah..” ceracaunya. Handuk itu hanya menutupi sebatas toketnya dan pangkal pahanya yang putih merangsang. Lalu aku duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi pemandangan yang indah itu. Tiba-tiba saja penisku yang sudah loyo bangun kembali, namun kuurungkan niatku untuk bermain di pagi hari. Dengan cepat aku keluar dari kamar menuju kamar mandi. “Wahh barang kamu gede juga ya De..” katanya.<br /><br />“Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama. “Cepatan, John.” habis telepon aku langsung menuju kamar tante. “Ya udah, gua balik ya Jen?” pamitku “Sekalian aja deh, biar rame,” jawabnya. Tak lama kemudian taksi datang. Dan aku pun meningkalkan rumah kenikmatan itu setelah mengecup bibir Tante Rissa sekali lagi. Hhh.. akhirnya aku pun tertidur di taksi. “Ahh, terus Ren”, Pinggulnya makin bergyang hebat sejalan dengan rabaan tanganku yang makin cepat. Jari-jariku kumasukkan kedalam lubang vaginanya yang semakn basah. “Didit mau minum apa?” kulihat dia tampak bingung dengan pandangan tertuju ke kakiku.<br /><br />“Aggh..!” desah Bonsa dan Parni saat kejantanan Bonsa masuk ke liang Parni. Mereka bertiga langsung disidang dan dikeluarkan dari sekolah yang membuat Dian pindah di sekolah yang sama dengan Kiky dan Asti. Sedangkan pasangan lesbi kakak kelas sekolahnya itu pindah ke kota lain. “Boleh aja, Ma.” jawabku penuh semangat. Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking pada waktu pagi tadi. Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan erat. Barang-barang belanjaan kami jatuh berceceran di lantai. <strong>Ku kulum bibir dan lidahnya yang lembut dan hangat</strong>. Aku tidak tahu Darimana asalnya french kiss, namun aku yakin orang pertama yang menemukannya akan langsung horny melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan hasrat dan nafsu. Tapi belum lagi lima belas menit, karena terlalu asyik aku sampai tak menyangka Tante Sofi sudah berada di luar ruang depan sambil menekan bel. Ah, aku lupa menutup pintu gerbang depan hingga Tante Sofi bisa sampai di situ tanpa sepengetahuanku, untung pintu depan terkunci. Aku masih punya kesempatan mematikan power off VCD Player itu, dan tentunya sedikit mengatur nafas yang masih tegang ini agar sedikit lega. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Di, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” “Borry.. nanti kalau aku telpon kamu langsung kesini aja yach..”gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-32494361472213124862008-11-23T08:52:00.000-08:002008-11-23T08:53:44.145-08:00nikmat abg mahasiswi bandung belahan memeknya yang bagusmalu-malu kucing Dan betul, Tante Shinta kebagian mendapat kartu “dare”. Artinya wanita itu harus melepas salah satu atribut yang melekat di tubuhnya. Dan karena satu-satunya pakaian luar yang dikenakan adalah gaun terusan, aku pikir wanita itu akan melepas gaunnya atau perhiasan yang melingkari bagian-bagian tubuhnya. Namun dalam keadaan mabuk rasanya mustahil kalau Tante Shinta hanya berani melepas perhiasannya. “OK Tante tunggu ya.. Bye..” Running through my head “Kalian kok berantem melulu sih, lucu ah!” kata Diana lalu dia mendekati kami dan ikut menjilati batang kejantananku. Aku jadi merem melek keenakan menikmati permainan mulut mereka sambil mengelus-elus rambut indah Diana. Aku lalu menyandarkan badanku di ujung ranjang agar lebih nyaman, kedua gadis cantik ini kini berada di depanku sedang mempermainkan kemaluanku. Jilatan demi jilatan, emutan demi emutan membuatku menyemburkan kembali maniku namun kali ini sudah tidak banyak lagi yang keluar akibat terkuras pada ronde-ronde sebelumnya. Dengan rakusnya mereka berebutan melahap cairan putih itu sampai habis bersih, pada bibir-bibir mungil itu masih terlihat percikan spermaku. “Oohh nggak lah, Di.. Kemari deh”. “Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya..”, kata Imel tanpa memberi saya kesempatan bicara, Dengan posisi jongkok dan kedua kaki mengangkang, Bi Eha mengarahkan batang kontol Andre persis ke arah liang memeknya. Perlahan-lahan tubuh Bi Eha turun sambil memegang kontol Andre yang sudah mulai masuk. “Tante nggak kuat lagi Ndra..” Kata tante Wike sambil berhenti menggerakkan badannya. “Boleh mama cium kamu Roy? Sebagai tanda sayang?” tanya mertuaku. “Ya, iyalah masa di luar sih, dasar cewek sableng,” kataku sambil membantunya berdiri. <br /><br />Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar. Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis. “Sudah dong tante, empat jam lebih tidur masa sih nggak seger..”, kami saling berciuman mesra, “crup.., crup”, lidah kami bermain di mulutnya. “Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.<br /><br />Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan sisi nafsunya yang terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan kami dan menaruhnya di depanku. Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik bangku meja rias dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat. Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya. enggak pakai dua kali lagi gue masukin jari tengah gue kedalam nonoknya yang sudah semakin basah. BLESS.. “Boleh.., ngomong aja” “Dengan senang hati boss,” jawabku sambil mulai menjilati kembali tubuh bugilnya yang mulus dan menelentang pasrah itu tanpa ada yang terlewatkan. ngerasa siep banget dong. Tapi kewaspadaan tetap dipertahankan jangan lengah man. <br /><br />“Kenapa bibir Tante?” kupancing sambil berbisik mesra dan ternyata dia membalas dengan memeluk tubuhku erat-erat. “Iiya Tante.. bentar lagi juga Ade keluar nih..” sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut itu. Besok jam kurang seperempat gue udah stand by diparkiran kolam renang Ancol, gue telepon dia dengan no yang dikasih kemarin secara rahasia. kehitaman. Aku hanya bisa berkata lirih , “Oh, Mama, tetek Mama benar-benar hot!!”. “Wah, kesepian dong..?” tanya Mirna menggoda saya.<br /><br />“Kemarin katanya sudah punya?” “Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Donna. “Bik, Anton mau keluar nih..” September , Tanpa melepaskan kocokkannya pada kemaluan Ivan, Tante Melly mendekatkan wajahnya ke kepala kemaluan itu. Tante Melly menciumi lalu menjilati kepala kemaluan pemuda itu. Lidahnya menusuk-nusuk lubang kencing Ivan, membuat kepala kemaluan Ivan memerah. Mendapat sentuhan-sentuhan erotis dari lidah Tante Melly, saraf-saraf sensitif dikemaluan Ivan mulai menegang. Urat-urat kasar yang mengelilingi kemaluan Ivan mulai membesar. Tante Melly terus memainkan lidahnya dikepala kemaluan itu. ***** “Silahkan” Tapi yang menjawab si kecil Grisa, “Boleh.., Om boleh ikut..” Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum tidak semua tertutupi sih.., Imel berkata, “Rev kamu ngapain, kok belum tidur?”<br /><br /> SERU BANGET.. <br />RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI <br /><br /> <br /> <br /><br />RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI <br /><br />“Aku saja.” kata Hanna sambil bangkit dari spring bed. Aku tahu dari awal bahwa memang dia ingin menatap tubuh aku yang sintal bukan untuk menanyakan hal itu. Akhirnya aku mempersilahkan duduk di sofa tempat dimana aku duduk di sebelahnya karena aku tidak terbiasa berbicara dengan berteriak. “Janganlah terlalu banyak bicara Citraku, lebih baik kita nikmati malam ini dengan desah napasmu, karena desah napas dan erangan kepuasanmu akan membuatku mampu mengantarmu ke puncak berulang-ulang. Kau tahu kan penyakitku, semakin kau mengerang kenikmatan semakin dahsyat pacuan kuda kontolku,” jawabku. Nama Mami mereka Imel, umurnya sudah tahun, tapi bodinya.., tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah.., kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya. “Borry kamu kenapa..?” “Maaf dengan siapa saya bicara?” Kulakukan terus dan kupercepat genjotanku. Sepertinya tanteku sudah hampir klimaks.. “Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku. <br /><br />“Anu, saya sedang makan siang. Kamu sama siapa Mir..? Andre ndak ikut..?” Nampaknya Ivan tak mampu menahan rasa geli yang melandanya. Dia merengkuh dan menjambak rambut Tante Melly dengan kedua tangannya. Ivan mengangkat-angkat pantatnya, menyambuti kuluman Tante Melly. Tante Melly semakin ganas serta liar, meningkatkan serangan birahinya mendengar desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Ivan. Tante Melly mengulum seluruh batang kemaluan Ivan sampai mentok diujung tenggorokannya. Aku semakin tergagap, tidak menyangka akan diajak seperti ini. “Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku sudah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek mertuaku. “Hu…maunya tuh, ya Candra kamu khan yang punya ide, kamu dulu dong…mana jembutnya aduh udah pada keluar tu” “Kamu kalau habis pasang film seperti ini lain kali masukin lagi ke tempatnya yah”. “Yah sayang? Mau kan?” katanya lagi “Di..?”, dengusannya turun naik. Rina, yang gue pelorotin pakai tangan kanan, toketnya gede agak panjang seperti pepaya, kulitnya sawo matang, maklum Jawa<br /><br />Setiap kali tante Wike terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk vaginanya, setelah ia agak tenang, aku permainkan lagi liang senggamanya, kulakukan beberapa kali. “Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan. “Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar. Beberapa saat kemudian Randy mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Betty namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil penisnya disorongkan secara mendalam ke lubang kemaluan Tante Betty. Ia telah sampai di pucak kenikmatan. “Cret.., cret.., cret”, sperma Randy membasahi lubang kemaluan Tante Betty. Ia kemudian menarik penisnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa. Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah kami. Akupun mulai tdk bisa menahan diri lagi karena penisku sudah berdiri tegak sejak tadi. Ukuran penisku biasa saja sebetulnya aku agak heran dgn ceritaa erotis yg bilang sampai cm, aku tdk pernah mengukur sendiri. Kutarik celana dalamnya sampai lepas. Kemudian aku melepaskan tubuhnya dan mengambil posisi di antara dua pahanya. Waktu kulepas tubuhnya sejenak tadi ia sempat tersetak dan matanya terbuka seolah bertanya kenapa. Tapi begitu melihat aku sudah dalam posisi siap mengeksekusi dirinya iapun mulai memejamkan matanya lagi. Sambil kuremas payudaranya sebelum memasukan rudalku ke liangnya aku sedikit berbasa basi dan menanyakan apa ia ikhlas aku setubuhi malam ini. Dengan lirih ia mempersilakan dan bibirnya sedikit tersenyum. Kedua tangannya menarik badanku dan akupun mulai memasukkan penisku ke lubangnya. Walaupun sudah lembab dan ia pernah melahirkan, ternayata aku tdk bisa langsunga memasukkan penisku. Sampai tangan wanita yg telah lama menjanda dan kehidupan seharinya begitu kolot ini ikut membantu mengarahkan rudalku ke lubangnya. Rupanya nafsunya sudah membuat ia terlupa. Andre mempercepat gerakannya karena mulai merasakan air maninya akan muncrat.<br /><br />Mereka lalu menyuruhku telentang di ranjang, aku tidak tahu mereka mau apa lagi tapi kuturuti saja. Diana lalu naik ke atas kemaluanku dan memasukkan batang itu hingga terbenam dalam kemaluannya, kemudian dia mulai bergoyang-goyang naik turun seperti naik kuda. Sinta naik ke atas wajahku berhadapan dengan Diana dan menyuruhku agar menjilati kemaluannya. Sambil kuelus-elus pantat yang mulus itu, lidahku menjelajahi liang kemaluannya, gerakan lidahku bervariasi dari berputar-putar membuat lingkaran, mempermainkan klitorisnya, menggigit lembut klistorisnya, menusukkan jari tengahku sampai mendorong-dorongkan lidahku ke liang itu. “Den Andre jangan kurang ajar begitu sama perempuan..,” katanya seraya mundur menjauhi anak itu. “Nggak boleh!” Marni hanya diam berbaring di rumput dan tangannya meremas susunya sendiri. Putaran berikut hanya keluar kartu “truth”. Tante Rissa yang mendapat kartu tersebut malah bercerita saat berselingkuh dengan aku. Lucu sekali, keempat sahabatnya mendengar cerita Tante Rissa sambil sesekali senyum-senyum dan melirik ke arahku. Berikutnya aku mendapat kartu “dare”, dan Tante Shinta mendapat kartu “truth”. Tante Shinta pun bercerita tentang pengalaman selingkuhnya dengan kakak iparnya yang masih keturunan Pakistan asli. Selesai tante Shinta bercerita, aku pun tanpa beban melepas kemeja yang melekat di tubuhku diiringi sorakan kelima wanita itu. Selanjutnya Tante Yola mendapat kartu “dare”. Wanita itu melepas celana suteranya hingga terlihat kakinya yang hitam legam, namun mulus. “Sini aku ajarin deh,” kataku. Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, tante Rina segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek tante Rina bersih tidak berbau. Bulunya hanya sedikit sehing nampak jelas <strong>belahan memeknya yang bagus</strong>. Aku segera jilati memek tante Rina terutama bagian kelentitnya. Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda.<br /><br />Anjir…..rupanya lidahnya Ita yang menari disekitar lubang pantat yang kadang - kadang dia coba julurin masuk. “Terserah kamu John, ayo cepat..” “Tidak apa-apa, Roy,” jawab mertuaku. “Ah Pak Luki bisa aja”kata doi sambil nyelonong kekamar mandi gue. “Iya.. ii-iiya..,” katanya sambil menyeringai gembira. “Susu itu tadi Tante”gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-67643071094021853392008-11-23T08:51:00.000-08:002008-11-23T08:52:44.109-08:00bongkah susunya tante kelihatan begitu sangat montokTakako Kitahara “Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di. Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?”. Kulumanku mendarat di bibir vagina sambil sesekali menarik lembut, membuat Citra menanggapi dengan erangan halus dan tekanan tangannya menekan kepalaku untuk semakin menelusuri kedalaman jilatan lidah mancari biji kedelai yang tersembunyi. Gigitan halus gigiku menarik lembut klitoris merah delima. Tanpa kusadari Citra mengulurkan balon jari kepadaku, jari tengah tanganku yang terbungkus dengan balon karet pelan kumasukkan ke dalam lubang vagina Citra dan menari di dalam menelusuri dinding lubang senggamanya. “Belum, tante”. Tak lama berselang setelah membaca e-mail tersebut aku telpon Cindy, Daddy looking at me Pada suatu hari, saya mendapat jadwal tugas jaga bersama Ibu Winantu. Sebenarnya saya sangat takut, karena selain saya masih baru, saya juga “ngeri” padanya. Ada yang membuat saya terkejut, ketika semua perawat teman-teman saya selesai bertugas jam ., tinggal kami berdua sebagai perawat jaga hari itu. <br /><br />Lama kami berciuman, dan perlahan posisi penisku sudah berada tepat didepan vaginanya. Sambil terus menciumnya kugesekkan ujung penisku yang mencuat keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Silvi yang semula berada disamping bergerak ke arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahan-lahan. “Taanntee.. Saayyaa.. Mauu.. Keelluuaarr.. Ahh..” “Ran, mmh.., udah ah.., aku kegelian”, akhirnya Susan berusaha menyudahi aktivitas itu. “Setuju,” sahut isteri saya. “Dulu waktu sekolah di Akper juga tinggal di asrama Akper?”. <br /><br />“Baik, tante”. “Aaagghh..!” desah Marni saat batang kejantanan Bonsa masuk semua ke lubang senggamanya. permukaan memeknya. Sejenak aku berhenti dan ngomong sama Tante Yana, “Eh.. Tante..” Ternyata tante justru meneruskan “adegan” dan berkata, “Ehh.. bukan siapa-siapa.. egghh..” sambil mendesah. Posisiku kini di bawah lagi dan sekarang Tante Yana sedang menghisap “lollypop”. Ereksikusemakin maksimum ketika bibir dan lidah Tante Yana menyentuh bagian-bagian batangku. Tante Yanamengulangi adegan meludahi kembali. Ujung penisku diludahi dan sekujurnya dijilati perlahan. Bayangkan, bagaimana ereksiku tidak tambah maksimum?? Tak lama, Tante Yana yang tadinya nungging, ganti posisi berlutut di atas pinggangku. Tante Yana bermaksud melakukan senggama. Aku sempat kaget dan bengong melihat Tante Yana dengan perlahan memegang dan mengarahkan penisku ke lubangnya layaknya film BF saja. Tapi setelah ujungnya masuk ke liang senggama, kembali aku seperti ngilu terutama di bagian pinggang dan selangkanganku dimana kejadian itusemakin menambah nafsuku. “Ton.. Ani.. Mama mau sampai nih.. ahh..” <br /><br />Blarr.., mungkin ia tahu kalau aku sedang berkonsentrasi memandang satu persatu bagian tubuhnya, “Nnggak kok tante nggak ngeliat apa-apa”. Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya. “Aku cinta tante” “Kalau sakit bilang saya yah tante?”, kusempatkan mengatur gerakan, tampaknya Tante Sofi sudah bisa menikmatinya, matanya memejam. “Mmh.., iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om.., Revi mau lihat,” jawab Revi.<br /><br />Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab. Bulan itu adalah bulan Januari , usiaku pada saat itu baru tahun dan tepat pada bulan Januari tanggal aku genap tahun. Di sini aku mengkisahkan hal sangat nyata yang terjadi dalam diriku. Malam itu malam Jum’at, cuaca sangat tidak mendukung dan tiba-tiba hujan sangat deras dengan diikuti angin kencang. “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku. “Ulp.. ulp.. sst.. sst.. ah.. uhm.. uhm.. uhm..” Aku kembali ke kamar dan keluar lagi setelah mengenakan baju kaos. Tante Sofi telah menunggu di taman belakang rumahnya yang sangat luas, kira-kira sekitar acre. Kami duduk santai berdua sambil bercanda menikmati suasana di pinggiran sebuah danau buatan. Sesekali kami berciuman mesra seperti pengantin baru yang lagi haus kemesraan. Jadilah dua minggu kepergian keluarga Om Toto itu surga dunia bagiku dan Tante Sofi. Kami melakukannya setiap hari, rata-rata empat sampai lima kali sehari! “Kalau gitu boleh dong Andre?”<br /><br /> SERU BANGET.. <br />RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI <br /><br /> <br /> <br /><br />RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI <br /><br />“Ulp.. ulp.. sst.. sst.. ah.. uhm.. uhm.. uhm..” “Eh, iya..”, jawab saya. “Kerja dimana Mas?” “Belum”, mataku melirik ke arah belahan daster itu, tampaknya ada celah yang cukup untuk melihat payudara besarnya. Tak sadar penisku mulai berdiri. “Boleh, boleh Bu. Sekarang kalau ibu mau, kebetulan saya memang harus ke Kelapa Gading untuk ngeliat omzetnya. Mau?”, dia begitu serius menanggapi omonganku. “Makanya dicoba.”, kataku sambil kuelus salah satu pahanya. Pembantu-pembantu yang Seksi “Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kalian…” ujar mama.<br /><br />Bukankah tadi ia merindukan kehadiran seorang lelaki untuk memuaskan rasa dahaga yang demikian menggelegak? Mungkin saja anak ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi dari pada tidak sama sekali? Barangkali ada pembaca yang mau membuat lanjutannya. Silahkan berkorepondensi melalui e-mail. Aku berharap ada kaum lesbi yang berminat untuk kulihat aksinya dalam bercumbu secara langsung untuk kutuangkan ke dalam bentuk cerita. “Ahh tante, saya boleh lanjutin nggak sih?”. “Ton, kontol kamu gede bauanget,” kata Mama takjub melihat batang penisku yang sudah menegang. “Tante juga” Masih ingat sama saya? Nama saya Vito, tahun, saya yang beberapa waktu lalu bercerita tentang hubungan saya dengan Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin membangkitkan nafsu horny kami. Akhirnya kami memutuskan untuk nonton film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak membantu. Film tidak kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari mungil Angela berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus dan lembut membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran kecil pada ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara. Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk yang tidak memungkinkan. “Hayo, dulu waktu di asrama sering nonton BF bersama-sama, tho?”.<br /><br />Sambil menunjuk ke arah vCD bokep yang sedang beradegan anal, Jeany berkata kepada Dini, “Saya yang akan peluk mama sebagai rasa sayang saya ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati mertuaku sampai badan kami bersentuhan. “Aaahh.. Shintaa.. sshh..”, tiba-tiba Tante Yola menggelinjang cukup hebat. <br /><br />“Kamu hebat sekali sayang”, jawabku. “Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi. “Bi? Bibi kenapa? Nggak apa-apa khan?” tanyanya demikian polos. “Perkawinanku diambang kehancuran karena kerasnya mertuaku menuntut kehadiran cucu-cucu untuk mewarisi peninggalan Papanya Om Jhon. Sebenarnya jujur kukatakan Om Jhony nggak mau pisah denganku, apapun yang terjadi. Malah pernah diluar kewajarannya sebagai seorang Suami dan kepala Rumah Tangga, Om Jhony pernah memintaku untuk membuat Bayi tabung.” cerita Tante Amy tidak seratus persen kuperhatikan, karena aku lebih tertarik melihat betis biji timun Tante Ami dan pahanya tersingkap karena terangkat saat duduk di sofa. Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel agak kaget, “Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener Mas, aku nggak suka kalo ditanya soal suamiku itu”. Pertandingan antar jenis kelamin itu, mulai menghebat tatkala Mirna ‘jebol’ untuk yang pertama kali. “Cindy.. Cindy.. ohh..” “Akh Bi.. kenapa?” Tanya Andre bingung karena barusan ia merasakan air maninya akan muncrat tapi tiba-tiba tidak jadi. “Ini.., nih, Mama tadi dibawain fried chicken sama tante Maurin” ia beralasan lagi.<br /><br />Suara tante Rina mendesah tertahan karena kami masih tetap berciuman. Tangan tante Rinapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dari luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang. “Aduuhh.., Didi nakal kamu ah..” ia melirikku dengan pandangan menggoda. Aku semakin berani, tangan kananku meraih buah dada Tante Sofi dari celah gaun di bawah ketiaknya. Lalu tangan kiriku merayap dari arah bawah, paha yang halus putih mulus itu terus ke arah gundukan kemaluannya yang masih berlapis celana dalam. Telunjuk dan jari tengahku langsung menekan, mengusap-usap dan mencubit kecil bibir kemaluannya. “Saya Jack, Tante”, ujarku. Pada beberapa kesempatan aku kadang-kadang berkunjung ke tempat nenekku yg tinggal di suatu kabupaten sekitar jam dari kota tempat aku tinggal sekarang utk sekedar silaturahmi dengan famili di sana. Pada salah satu kunjungan saya ke sana, saya sempat bertemu dengan salah seorang yg dalam hubungan kekerabatan bisa disebut nenekku juga di rumah salah satu famili, sebetulnya bukan nenek langsung. Persisnya ia adalah adik bungsu dari istri adik kakekku susah ya ngurutnya. Usianya lebih tua sekitar - tahunan dariku. Profil mukanya seperti Yati Octavia tentu Yati Octavia betulan lebih cantik, dengan kulit cenderung agak gelap, dan badannya sekarang sedikit agak gemuk. Walaupun terhitung nenekku, ia biasanya saya panggil bibi saja krn usianya ia risih dipanggil nenek. Pertemuan tsb sebetulnya biasa saja, tapi sebetulnya ada beberapa hal yg sedikit spesial terkait pertemuan tersebut. Pertama, saya baru tau kalau suaminya baru meninggal sekitar tahunan yg lalu. Ia yg berstatus honorer di sebuah instansi pemerintah sedikit mengeluhkan kondisi kehidupannya untung ia hidup di kota kabupaten yg kecil dengan anak perempuannya yg berusia dan tahun. Saat itu aku bilang akan mencoba utk membantu memperbaiki status honorernya dgn mencoba menghubungi beberapa relasi/kolegaku. Hal spesial yg lain adalah sedikit pengalamanku di masa lalu dgn dia yg sebetulnya agak memalukan bila diingat saat itu saya berharap ia lupa. Wkt saya masih di bangku SMA, ia dan kadang bersama famili yg lain sering berkunjung ke rumahku krn ia pernah kuliah di kota kelahiranku namun kost di tempat lain. Ia kadang menginap di rumahku. Pada waktu ia nginap dengan beberapa famili yg lain, aku sering ngintip mereka mandi dan tidur. Sialnya sekali waktu, saat malam aku menyelinap ke kamarnya di rumahku kamar tidur jarang di kunci, dan menyingkap kelambunya dulu kelambu masih sering digunakan. Saya menikmati pemandangan di mana ia tidur telentang dan dasternya tersingkap sampai keliatan celana dalam dan sedikit perutnya. Saat itu saya mencoba mengusap tumpukan vaginanya yg terbungkus celana dalam dan pahanya. Setelah beberapa kali usapan ia tiba terbangun dan saya pun cepat menyingkir keluar kamar. Sepertinya ia sempat melihat saya, hanya saja ia tidak berteriak. Hari berikutnya saya selalu merasa risih bertemu dia, namun iapun bersikap seolah tdk terjadi apa. Sejak saat itu saya tdk pernah coba lagi ngintip ia mandi dan tidur. Hal itu akhirnya seperti terlupakan setelah saya kuliah ke Jawa, ia menikah dan sayapun akhirnya menikah juga. Inilah pertemuan saya yg pertama sejak saya kuliah meninggalkan kota kelahiran saya. “Akh.. Tante ini ada-ada saja.. Oh ya, Tante jadi nggak pinjam CD-nya..?” kataku. Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua <strong>bongkah susunya </strong>yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati. “Augghh..” desah Marni merintih kenikmatan, sedang tangannya Marni masuk ke celana Bonsa dan langsung mengocok batang kejantanan Bonsa.gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-15255092399594135082008-10-13T09:23:00.000-07:002008-10-13T09:25:16.527-07:00Pakde mengecupi dan menjilat setiap sentimeter areal paha RiniSedangkan Lina mencambuki dadaku. Dian mencambuki punggungku. Panas dan pedih, semua bercampur jadi satu. Bersamaan mereka juga mencambuki zakar dan pelirku yang masih setengah tegang ereksinya. Batu bara yang tertimpa minyak dan jus tomat itu mengeluarkan asap panas yang segera membakar kulitku. Entah, di menit keberapa aku bertahan. Yang jelas tidak lama kemudian aku pingsan. dan kemudian ia kembali mersakan sebuah benda besar dan panjang akan memasuki vaginanya. vina berusaha berontak, namun tak sedikitpun ia mampu menggerakan tubuhnya. Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya dan darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti yang bersih serta mulus. “Ngg.. masak aku ditelanjangin sendiri, Oom juga buka dulu bajunya?” “Please turn around and I will put the blindfold on.”<br /><br />Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Susan melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali. “Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”. Secara refleks Adissa bangkit dan mendekap foto itu di dadanya. Rasa rindu Adissa memuncak seirama dengan rasa penat dan jenuh yang menghinggapinya. Dan semua itu meledak dalam tangisan. Aryo adalah kekasih Adissa. Mereka berteman sejak SMA. Lalu mereka sama-sama kuliah di di University of Technology Sydney, (UTS), Australia. Kebersamaan mereka menciptakan sebuah taman firdaus yang selalu bersemi, tanpa akhir. Sebuah kecelakaan saat rally offroad di Sumatera dua tahun lalu menewaskan Aryo. Mobilnya selip, Aryo tidak bisa mengendalikan lajunya, dan akhirnya masuk ke jurang. Taman firdaus itu pun hancur berkeping-keping membunuh impian mereka berdua. Sekilas Mama Shin Chan juga melihat tontonan TV yang masih memeprlihatkan goyangan-goyangan erotis dari penyanyinya. Mengertilah Mama Shin Chan tapi tetap heran dengan besarnya tonjolan burung Shin Chan. Untuk mengurangi rasa sakit jepitan celana pada burung Shin Chan maka mamanya melorotkan celana Shin Chan yang lagi terlentang. Bertambah terkejutnya Mama Shin Chan setelah melihat burung Shin Chan yang berdiri tegak dengan ukuran melebihi milik suaminya. Dipegang dan diusap-usap burung Shin Chan oleh kedua tangan mamanya yang lembut. “Oh, ini teman-teman kamu, Khristi?” Ujar Pak Wir yang baru saja pulang. taranya. Dengan penuh semangat kelima laki-laki itu pun menikmati <br /><br />Claire belum bisa menjawab pertanyaan itu, dia membayangkan ngerinya kalau diperkosa zombi-zombi itu seperti yang belum lama menimpa Jill. Dia berpikir lebih baik menuruti apa mau mereka dulu sambil menanti kesempatan melawan. “Ok.. ok, saya menyerah, tapi jangan kasar dong!”, Claire mengiyakan sementara otaknya terus bekerja memikirkan cara untuk lolos dari kedua orang gila ini. Kami kemudian berpelukan sangat erat. Sementara itu di kamar sebelah Rico dan Risa masih tertidur, demikian pula dengan Findi, ia tertidur mungkin karena kecapekan. Sedangkan aku sendiri tak bisa tidur. Sambil menghisap rokok aku berpikir keras untuk menggali ide agar dapat menyelesaikan konflik perselingkuhan ini dengan happy ending dengan tanpa amarah bahkan kalo bisa dengan gairah, karena bagaimanapun awalnya aku yang salah dan aku memang sangat mencintai Risa, tapi vegy Findi pun juga lezat rasanya. Kuperhatikan dengan seksama, memastikan tak ada noda yang menempel, kubelai noda-noda yang tersisa dengan tanganku, membaurkannya dengan air liurku, dan menggosokkannya di pantatku sambil berkata, “Disayang, yaa.. cup cup..” Sebentar-sebentar kutekan permukaan vaginanya, memastikam cairan itu tidak keluar lagi. Setelah yakin semuanya bersih. Kutarik tubuhku ke sampingnya, kupeluk Rani dengan mesra, dan kubisikkan di telinganya, “Ohh.. Mas sayang” desahnya. “You did a marvelous job, i think. You’ve made the two rival gangs fighting each other (Anda telah melakukan pekerjaan yang hebat, saya rasa. Anda telah menyebabkan dua gang yang saling bersaing untuk berperang)” Aku jawab, “Ya, ada apa? nggak jadi ya hari ini jam 9?” Tak perlu diminta dua kali, akupun berdiri di hadapan Sandra yang masih duduk di sofa. Tangannya yang halus membuka retsleting celanaku. Celana dalamkupun langsung dibukanya, sehingga kemaluanku langsung mencuat dengan gagahnya di depan wajah artis sinetron cantik ini.<br /><br />Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu. “You are not going to kill me, are you?” pleaded Fazia. aku tidak pernah mengunjungi tempat2 seperti itu karena kesibukanku “Bud, lu mau sama Indah” tanya Edi. “ya sudah cepetan buka baju” jawab Ellis, 27/53/160/34D (proporsional yah?/my favourite-girl), the natural-bush-girl, bulu ketiak dan kemaluannya paling tebal, but brownlight-asshole with hairless. <br /><br />Aku memaafkanmu saat menyetubuhiku. “Oommhh.. Aduh Mbak, aku nggak sanggup lagi Mbaak!” Shanti mengeluh, tubuhnya bersimbah peluh dan ia merasa melayang karena lautan kenikmatan yang terus melandanya. “Liat permainannya, atau liat pemainnya nih?” tanya Andre menggoda. “Ini pantas untukmu.” kataku terengah menahan amarah. September 27th, 2007 by indocerita “Wah, hebat juga gayamu tadi manis, jadi sekarang kau sudah bersedia menyerah padaku ya” N meneruskan henjutannya sambil meramas payudara Kak Imah. Menghisap puting payudara Kak Imah yang keras dan tegang. Lalu melumati bibir dan mulut Kak Imah sedang N juga mendesah dan menderum disebabkan gebu-gebu syahwat yang meningkat dan akan memuncak.. “Saya kebetulan hanya mampir untuk membicarakan masalah Pak Hermawan. Besok saya sudah berangkat ke Australia.” <br /><br /><br />Rahasia Bikin Puas Wanita Orgasme berkali kali/h1> <br />RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI <br /><br />Tiga bulan setelah kepergian suamiku, timbulah peristiwa ini. Saat itu kira-kira 100 meter disamping rumahku dibangun sebuah gedung yang lumayan besar, yang tak kusangka bahwa perusahaan yang membangun gedung tersebut adalah perusahaan dimana Andre bekerja, sedangkan Andre bertugas mengawasi pembangunan gedung tersebut. Name Shanti diam dan ia pasrah ketika Tuti pelan-pelan membaringkannya terlentang diatas ranjang yang besar itu. Rahman bangun dan menggumulinya, teteknya dikulum oleh laki-laki itu, tapi remasan Rahman ternyata lembut dan menimbulkan berahi. Padahal tadi Shanti melihat bagaimana laki-laki itu mengulum tetek Tuti, membuat wanita itu meringis. Tapi terhadap dirinya Rahman lembut sekali bahkan Shanti merasa enak sekali teteknya disedot-sedot seperti itu. Lalu ia melihat kebawah dan dilihatnya Tuti merenggangkan pahanya lalu memegang kontol Rahman yang sudah keras seperti kayu. Aku tidak begitu mengerti kata-kata terakhir yang ia ucapkan itu. Lalu aku pun mengikutinya masuk ke kelas baruku. Guruku menyuruhku berdiri disampingnya dan memperkenalkan diriku. Dan bila N menjilat tubuh Kak Imah, dia mendesah, dia merenggek, dia menjerit halus, dia meracau, dia menjadi tak keruan, nafasnya pendek dan terasa nak semput namun yang umphh dia merasa terawang-awang asyik penuh nikmat. “Akakk.. N.. Nak pancutt..” kataku sambil menghenjut keras. Namun belum sempat tangannya meraih senjata itu, tiba-tiba dari sampingnya sebuah laras pistol sudah ditodongkan ke keningnya, dia sungguh tidak menduga Dario, pria pendek setengah baya itu berbuat demikian. “It’s okay, I know that happens all the time for no reason. Why don’t you just sit down and talk with me I’m sure it will go away.”<br /><br />Please note: Comment moderation is enabled and may delay your comment. There is no need to resubmit your comment. Sambil menunggu giliran diperiksa dokter, aku diajak Amel ke rumah dia yang sebenarnya adalah rumah neneknya. Tapi selama ini, dari kecil dia diurus oleh neneknya yang kelihatan baik tapi wajahnya memancarkan sifat yang disiplin. Dari sana aku tahu banyak tentang dirinya, tapi tidak sampai pada latar belakangnya, dan itu tak ingin aku mengetahuinya, cukup sampai aku mulai kenal dan seterusnya. Bunyi ‘plak-plak’ terdengar nyaring setiap kali selangkangan kami bertemu. Penisku tertarik keluar sampai ke ujungnya, kemudian langsung melesat ke dalam dengan cepat. “Ugh, ibu kentut,” kata Efi tetapi Ayu hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya. “Gimana tarianku,” tanyanya. Ia menutup kamar mandi dan membukakan pintu untuk dua teman kostnya yang kebetulan dekat situ dan mendengar suara perang mulut di dalam dan melihat Yogi keluar sambil membanting pintu. Saat di mobil, Yours trully/Don.. <br /><br />powered by WordPress & designed by Gurpartap Singh / Kaushal Sheth Aku lihat ke bawah Kak Erna sudah memakai handuk dan hendak keluar dari kamar mandi itu. Akupun bergegas turun dari atas plafon itu, untung saja kedua adikku belum pulang dari bermain sehingga aku dapat turun dengan aman. Setelah aku berada diatas tempat tidurku aku mulai berpikir ternyata ada orang lain yang bisa menjadi media masturbasiku selain Papa dan Mamaku. “Sure, that will be the best thing ever to happen to me. But will you let me do it?” dia orgasme dan yg terakhir betul2 dahsyat kerena bersamaan dengan Maaf kepada pembaca, karena di sini ngak ada acara bersetubuh, padahal saat aku tulis pengalaman ini ingin rasanya mendramatisir atau menambah sedikit fantasi di bagian akhir: bahwa aku mengejarnya ke kampusnya, ngajak kenalan kemudian terus ngent*t. Setelah ku fikir kubiarkan aja ceritanya seasli mungkin dengan kejadian sebenarnya, tanpa diseru-seruin. Aku hanya luck! Karena terus-terang aku jadi ketagihan dengan mencoba melakukan aksi itu lagi saat naik angkot, atau KA parahyangan. Tapi ngak ada satupun yang merespon seperti si cewek cantik dan seksi di atas. Dan paha itu kini bukan dalam impian Pakde. Paha itu kini nyata dalam rengkuhannya. <strong>Pakde mengecupi dan menjilat setiap sentimeter areal paha Rini</strong>. Duh, bukan main gatalnya. Ciuman Pakde dari mulut dan pipi serta dagunya yang bercukur bulu-bulu pendeknya begitu menggelitik sanubari Rini. Gatalnya telah manembus ke hulu hatinya. Rini kelabakan kewalahan menahan derita gatal nikmatnya. Dia menjerit-jerit minta Pakde melepaskannya. Kakinya menendang menolak tubuh Pakde. “Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..” <br /><br />“Sh.. shh.. augh.. sh..!” Ema mendesis seperti kepedasan dan sambil terus menjilati punggungku dan tangannya tetap beraksi. putingnya kuemut dan kuhisap sambil kupermainkan dengan lidah. Mbak Yani Kini Herman tinggal pilih, bayar hutang dengan uang atau Rini. Aku bergegas ke mejaku. Kutulis surat untuknya. Kuperintahkan orangku kembali mengantarkannya dengan pesan, kalau tak ketemu Herman, serahkan saja ke isterinya, suruh dia baca untuk disampaikan ke suaminya. Aku bersiasat dengan memberikan nada harapan pada surat itu. Aku minta datang ke kantor siang hari itu. Aku bilang jangan khawatir, ada jalan keluar yang sama-sama menguntungkan, tulisku. Do you? “Aku ingin ada kelanjutannya.” diapa-apakan.’hoh aku memang sudah lama mengidamkan badan kau ni he<br /><br />Ayah lalu bercerita bahw ia tak pernah berhubungan dengan wanita lain selain ibu dan diriku. Dia tak pernah merasa tertarik selain dengan kami. Aku setengah tak percaya mendengar omongannya. Ia memang pandai sekali membuat wanita tersanjung. Dan entah kenapa akupun merasakan hal seperti itu. Ketika kutatap wajahnya, aku jadi trenyuh dan berpikir bagaimana caranya untuk menurunkan hasrat ayah yang kelihatan sudah menggebu-gebu. Aku tahu persis ayah akan berbuat apapun bila sudah dalam keadaan seperti ini. Akhirnya aku mengalah dan mau mengocok batangnya agar ia bisa tenang kembali. Dia menutup pintu depan dan pintu kamar. Sebenarnya masih ada pintu belakang yang langsung menuju ke dapur rumah induk. Namun pada jam segini aku yakin bahwa tidak ada orang di dalam. Selesai Eni menutup pintu, dia agak kaget melihat kemaluanku terbuka, sambil menutup mulutnya ia meminta agar aku menutupnya. “Jangan, Sayang! Kamu boleh berusaha semampumu tapi kamu tidak akan bisa menyamai bahkan hanya separuh dari Angga di atas ranjang. Kamu tak bisa memohon padaku, kamu tak memiliki stamina untuk itu. Suka atau tidak, kamu tidak memiliki barang yang cukup besar untuk pekerjaan itu.. Dan anakmu memilikinya.” Obrolan nakal berlangsung selama beberapa menit sebelum akhirnya tidak terdengar lagi jawaban Megan ketika Imron menanyainya mengenai apa fantasi seks terliarnya yang belum terwujud. Gadis itu diam tidak menjawab, Imron menunggu sejenak namun yang terdengar hanya bunyi nafas, rupanya gadis itu tertidur kelelahan. Imron pun menutup matanya dan menyusul ke alam mimpi tak lama kemudian. Aku sebetulnya agak terkejut - sekaligus gembira - ketika Beni ternyata tak bereaksi negatif. Pandangan matanya tak terlepas sedikit pun dari sabuk kesucianku. “Benar?” tanyanya. “yaah…ahhh…ss..hh”<br />Hmmmm donna ganas euy (18 ) <br />YanTi WiTh HeR NiCe (.)Y(.) (47 ) <br />Muncrat deh.... (42 ) <br />Risna PW yg bisa diajak macem2 (14 ) <br />blue-3b (1 ) <br />Japanese Girl - Uncensored (1 ) <br />lhooo kok pake botol... (33 ) 20 <br />Kalau yang ini namanya Sarah (15 ) <br />Candy File.006-SEXY AND COOLFETISH EROS-Uncensored (0 ) <br />Big Mouthfuls Episode: Mindy's Big Mouthful (0 ) <br />(tanya) WIFI blocking (12 ) <br />Di BaLIk KaOs MeRahNya (31 ) <br />Minori Aoi <-- nieh ce imut bgt (17 ) <br />Ce Mataram mandi di kali (87 ) <br />Manila X - HOTT (CROTZZZ) 100% UNCENSORED (1 ) <br />Klos up (10 ) <br />My TTM nech.... (15 ) <br />panduan cara upload file gambar untuk newbie (3 ) <br />(ask) balikin data yang ter-uninstall (1 ) <br />Lawan Rasa Takut (3 ) <br />★★ Aino Kishi ★★ (0 ) <br />Tanya sub-forum hacknya kemana ya.. (1 ) <br />Apakah ini termasuk tipe cewe impian anda ??? (10 ) <br />namanya dea (42 ) <br />Sedikit layu (9 ) <br />WEWE GOMBEL.....(serem tokedna) (66 ) 12 <br />[picture]--gambar di sebar selapas putus sama cewek (26 ) <br />Gold Angel 13 - Natsumi - Uncensored (2 ) 4 41 <br />Hot Bollywood Rape Scene Never Seen Before in this forum... (5 ) <br />Sora Aoi <-- Big The Bubble (34 ) <br />View Full Version : Warung Kopi (Lounge)<br /><br />Tolong di lihat (20 ) <br />satu lagi amoy...HELEN namanya ! (47 ) <br />vBulletin® v3.7.3 Copyright ©2000-2008 Jelsoft Enterprises Ltd.<br />[JP] Ayo bentar lagi nyampe kok (9 ) <br />Yank..MoNToK...yang MonToK... (10 ) <br />staff hrd bikin tatoo temporer (16 ) <br />[LW] eksekusi Tante Nella saat jeda makan siang ! (73 ) <br />Cewek cantik Pakistani tetek cukup besar sex (14 ) <br />Microsoft Bio Windows? XP Bullet Edition (0 ) <br />Chelsea Fujisawa Lagi... (4 ) <br />Saya kesepian jadi tak ada rotan akar pun jadi (13 ) <br />BatGirl"> , <br />Kamikaze Street Vol. 6 (0 ), <br />Prinsip Kerja sama (2 ), , <br />[Video] Virtual Sex With Katsumi 2008 ::: (6 ), <br />Bawa Film Porno ke Singapore denda S$1000., <br />[Full Porn Movies] Amorz - The First The Last ★★★ (1 ), <br />Tokyo Mode Vol.08 (2 ), <br />Janda Uiyy.... (20 ), <br />Aina Nakazato - Squiting (0 ), <br />Maria Ozawa's Naked Venus video! (10 ), , <br />format Harddisk (6 ), <br />Natsuki Yoshinaga - Hardcore Sexual Harassment (1 ), <br />desiku oh desiku....... (16 ), <br />Jazmine (1 ), 21, , <br />[Video] Amateur Indian Teens ( R/S ) ::: (22 ), 28, <br />Asian SchoolGirl Fantasy** (2 ), [7], <br />Tribute to "diosamon Blogs". (4 ), <br />Bunuh diri ala mupengers (1 ), <br />Cyntya....., You make me hard.... (7 ), <br />first post (1 ), <br />Helpp Plz....... ( No pic N Video)!!!!, , <br />Air Mancur (4 ), <br />lena (tetap jadul) (8 ), <br />[ -R -] Permainan Yg sangat Hot (66 ), <br />Tentang virus = "w32.Virut" (14 ), <br />Music composer game RPG ternyata ada orang Indonya juga... (0 ), <br />Toked Montok (14 ), <br />Tanya Dimana sub-forum film? (4 ), <br />Maria Ozawa Full DVD - The Lady Phanther (0 ), <br />singbayua, <br />namanya dewi ...... (73 ), <br />Super Model Girl - Otsuki Minami [Uncensored] (1 ), <br />pertahankan virginnya............ (23 ), <br />Sumbangan - killer_pussy (28 ), <br />cewek cakep ukuran bra J (setara 36B) (1 ), <br />(MOV) Nenen.....Nenen.....(Jpn) (1 ), <br />Analogi sederhana yang mengagumkan (10 ), <br />Mupeng Abis (11 ), <br />, <br />siap eksekuSi boS.... (42 )"> <br />taon baru semangat baru!!! <br />Selesai main bola basket bolaku dimainin (20 ) <br />Akibat Digicam tidak focus.. (22 ) <br />biz maem....ng*nt*t dech...ajjiiiiibb (13 ) <br />gadis manis coy............ (9 )gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-6075121145732398952008-10-13T09:22:00.001-07:002008-10-13T09:22:55.938-07:00Silahkan menikmati T O K E D & M E K I ampe meleleh keluarMegan menggeliat dan meronta kecil ketika Imron menciumi leher dan telinganya, namun rontaan yang setengah hati itu justru membuat Imron makin bernafsu. Didesaknya tubuh gadis itu ke depan sehingga terhimpit diantara pintu dan tubuh kekarnya. Megan merasakan penis pria itu yang telah menegang menempel di pantatnya entah sejak kapan dia membuka celananya. Tangan kekar Imron menarik sedikit pinggulnya sehingga agak nungging. “Nah, arisan ini bertujuan untuk membuat keadaan yang adil dan berimbang di antara suami dan istri. Kedua-duanya harus mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan tuntutan dari wanita itu sendiri untuk beremansipasi. Dan hak itu tidak terkecuali walaupun dalam hubungan seks, para istri juga harus diberi kesempatan yang sama seperti para suami. Para istri juga harus dapat memilih kehendaknya, apakah sewaktu-waktu dia ingin minum ‘kopinya’ saja, atau ’susunya’ saja, atau ‘kopi susunya’. Masalahnya sekarang, bagaimana mewujudkan hal itu. Kalau dilakukan oleh para suami atau para istri itu secara sendiri-sendiri, maka akan menjadi kacau dan malahan tujuannya mungkin tidak akan tercapai. Oleh karena itu perlu diusahakan secara terorganisir. Yang paling gampang ya, dalam bentuk kegiatan arisan seperti ini”, kata suamiku. belum pernah ada laki laki manapun yang pernah melhat nadine telanjang dada, tapi kini ia harus melakukannya di depan seorang lelaki tua yang katanya dihormati. “Mbak hebat sekali! Aku tidak pernah membayangkan Mbak jadi pelacur lho!” seru Shanti. <br /><br />tangan terikat. “…Semuanya salah luuuuu..semuanya salah luuu!” aku Sejenak aku kaget. Gila, aku belum pernah main Nintendo dengan memakai baju dalam cewek aja kayak begini. Tapi kakiku mengikuti langkahnya ke kamarnya. Di sana dia menyalakan Nintendonya dan mengajakku bermain. Selama permainan, aku tidak terlalu konsentrasi. Sensasi dari pakaian dalam itu terus menjalar ke seluruh tubuhku. Rupanya Andi mengetahuinya. Pak Udin memapah Sherin lalu membaringkannya di alat sit up, sebuah platform yang berdiri membentuk sudut 45 derajat dengan lantai. Pria itu berjongkok di depannya dan membuka kaki gadis itu. Wajahnya mendekat hingga berjarak hanya sepuluh centi dari vagina gadis itu, matanya menatap nanar kemaluan yang berbulu lebat dengan bagian tengah yang memerah itu. Sherin memalingkan wajah ke samping dan memejamkan mata, dia merasa malu diperlakukan demikian, namun juga ada seperti rangsangan aneh yang membuatnya merasa seksi. Dia bisa merasakan dengus nafas pria itu menerpa vaginanya dan menambah sensasi nikmat. Leave a Comment “Enak kan Non, sampe banjir gini” kata Pak Irfan yang semakin gencar menggerayangi selangkangannya.<br /><br />“Maaf Pak, Arie Sudah lupa dengan Bapak,” kata Arie sambil terus mengigat-ingat. “Lha pipis di tahan-tahan, ntar jadi penyakit baru tahu.” Jawab Ivan. “Mama, Mama mainnya sudahan”, ujar Shin Chan sambil merobohkan dirinya diatas karpet ruang tengah. Diana sekarang menghadap ke arahku karena, goyangannya makin liar hingga akhirnya aku tak tahan lagi, kutumpahkan spermaku di dalam hingga menghantam dinding-dinding dalam vaginanya. Bersamaan dengan denyutan keras meremas kemaluanku yang juga sedang berdenyut, kami keluar bersamaan. Kutelentangkan dia di kursi, kumasukkan kemaluanku yang berlumur sperma dan mulai melemas. Diana mengocok dan mengulum kemaluanku hingga totally lemas, sehingga bisa masuk semua ke mulutnya. N menjilat pipi dan muka Saknah mengucup bibir dan mereka berkulom lidah. Tangan N meramas payudara milik Sakinah yang sudah tegang mengeras. Kini mulut da lidahnya bermain di puting payudara Sakinah sambil tangannya meramas mulus dan kuat. Sakinah mula mengelinjang. Mukanya ke kiri dan ke kanan menahan sedap. Bibirnya digertap menahan nikmat. Mulut dan lidah N bermain di pusat dan diperut kemudian mampir ke tepi tundun yang tembam dengan rumputnya yang panjang. “Wah enak dong ya, Mbak pasti sudah sering keluar negeri” <br /><br />Sesampai di sekolah aku takut kalau teman-temanku tahu ada sesuatu yang tidak beres dalam vaginaku, pelan-pelan aku jalan dengan langkah yang aneh. Sesampainya di depan kelas banyak teman yang memperhatikan langkahku bahkan ada yang bertanya kenapa Rien kok langkahnya kayak robot? aku diam saja sambil tersenyum kecut. “lecet ya kakinya?”. Untung dia menebak dulu dan tinggal aku iyakan. Saat dudukpun aku bingung soalnya saat dipakai duduk pisang sialan ini sangat terasa kalau mengganjal dan aku juga khawatir bagaimana kalau nanti pisang ini keluar dan terjatuh saat aku sedang berjalan malu kan? “Yah, nggak apa-apa saya tunggu saja” ciuman itu kemudian turun, menciumi dan menjilati vaginanya dan clitorisnya,tak ada yg bisa dilakukan vina selain mengerang dan merintih. entah berapa lama vonny pingsan , yang pasti hari mulai gelap saat vonny membuka mata , kepalanya terasa berat dan tubuhnya terasa penat. Januar ngakak. “Siapa yg nggak ngiler ngeliat body dan kecantikan anggi? Dari dulu gw kali colai juga mbayangin ml sama anggi! Hahahhaha.” Keduanya tertawa. “Yes, I got cramps last night.” Setelah puas berehat aku dengan lantang berkata `servis kau memang<br /><br />Kak Imah kaku.. Sebaik N mengucup bibirnya dan mengulum lidah, Kak Imah tidak tahu apa nak buat. Dia membiarkan lidahnya dikulom oleh N dengan lembut. N memankan lidahnya dan membuat Kak Imah kelemasan. Selama ini dia tahu dikucup tetapi hanya gitu sahajalah. Ustaz Rahim tak memainkan lidah. Kucup bibir sahaja. “Eerrr…ta-tapi Pak…!” sebelum menyelesaikan protesnya telepon sudah ditutup. “Mana gua tau, yang pasti sekarang gua jadi gak enak, gimana kalau dia datengin kita lagi…lu inget kan terakhir dia omong apa” wajah Pak Maman tersirat rasa ketakutan. “Oke Non, kita pulang, tapi suatu hari nanti aku ingin kita pergi jalan-jalan lagi. Kamu mau kan?” <br /><br /><br />Rahasia Bikin Puas Wanita Orgasme berkali kali/h1> <br />RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI <br /><br />I will survive just for him. Dari balik selimut putih kuraba bekas jahitan di bawah perutku. Inikah yang kau ingin kumaafkan? Bersamaan dengan teriakan Diana, kudengar juga teriakan orgasme Pak Gun. Aku nggak mau melepaskan penisku yang masih tegang dari vaginanya, kubiarkan dia melemaskan otot-ototnya sesaat, lalu kugoyang kembali tubuhku perlahan untuk merangsang dia supaya naik lagi. Leave a Comment “mau , sayang…?”johan menawarkan bir pada nita , namun ia hanya terdiam. “uuhhggg..mia…….uahhhh….” rasanya nikmat sekali saat mia mengulum dan menjialti penis toni Dengan posisi Anita berjongkok di bawah. Anita dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Irwan bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Anita mengulup kepala serta batang kemaluan Irwan… naik turun keluar masuk mulutnya. Aku semakin nekad saja, kont*l Andre yang selama ini hanya bisa kubayangkan akhirnya kuremas dengan ganas dari luar celana jeansnya. Melihat reaksiku Andre pun semakin ganas, setelah puas melumat bibirku giliran leherku, telingaku, dan pundakku yang digarapnya. Tidak sampai disitu tangan kanannya mulai mencari jalan masuk untuk meremas payudaraku secara langsung. Karena baju yang kupakai adalah baju terusan membuat aku harus mengangkat dasterku sampai kepinggang. Hal ini membuat paha mulusku terbuka, bukan itu saja CD putihku pun terlihat oleh Andre. Keadaan ini tidak disia-siakan oleh Andre, tangannya mulai mengusap paha mulusku, kemudian vaginaku walau dari luar CD yang kugunakan, tangannya terus naik menelusup kedalam pakaianku dan kedalam BHku dan meremas kedua payudaraku secara bergantian. Nikmat sekali yang kurasakan akupun melenguh lagi “oooh.. Ndre…” Seiring bertambahnya waktu, semakin bertambah pula rasa sayang dan cinta ku terhadap Rio-ku. Saat itu, saat yang benar-benar tidak dapat aku lupakan. Disela-sela canda kami, Rio meraih tanganku, tawa kamipun terhenti, mata kami saling berpandangan dekat..dekat..sangat dekat hingga akhirnya mata kamipun terpejam, bibir kami saling beradu, dikecupnya bibirku lembut, dikulumnya perlahan, akupun membalasnya dengan rasa sayang, <br /><br />Rupanya karena baru saja mengintipku mandi tadi, birahi Anneke dengan cepat naik hingga ia tak mampu lagi menahannya. Dia segera bergerak merangkak di lantai. Kutunggu apa yang akan diperbuatnya. Diraihnya gayung air plastik dari tepi bak mandiku. Tangkainya yang berupa plastik licin membulat itu dijadikannya dildo untuk merangsang kemaluannya. Tangan kanannya memegang bibir gayung air itu dan menempelkan tangkainya ke vulvanya, kemudian ia mencoba memasukkan ke lubang surganya. Dia terus menusuk-nusukkannya hingga akhirnya pelan-pelan tangkai itu berhasil menembus vagina dan tenggelam ke dalamnya. Dia mengaduh dan merintih tertahan. Kulihat kini dia mulai mengocok tangkai gayung air itu ke lubang kemaluannya. Sementara itu pantatnya bergerak maju mundur menyongsong tangkai itu. Mungkin dia membayangkan dirinya sebagai anjing betina yang sedang digasak oleh jantannya. Dia melakukan manuver anjing betina itu dalam waktu yang cukup lama dan semakin cepat gerakannya. Aku benar-benar dibuatnya blingsatan. Vaginaku terasa berdenyut-denyut hingga cairan birahiku mengalir dengan sangat deras. bontonya,’memang sedaplah bontot kau ni’.Aku membuka kakinya lebar- “Ahh.. Johan.. kamu pinter bangett.. Ayo.. terusinn..!” KLIK!! Dia tutup teeponnya. Perutku tiba-tiba saja jadi terasa mulas. Aku tak pernah membayangkan isteriku akan berselingkuh, apalagi dengan anak kami yang masih remaja. Mungkinkah itu? Berek kami terdiri dari 10 pintu-bermaksud aku mempunyai 9 jiran tetangga yang terdekat. Pintu rumahku Nombor 6. Pintu rumah jiran nombor 5, milik Pakcik Hassan(41th) dan isterinya, Makcik Timah (38th). Pintu rumah jiran Nombor 7 milik Pakcik Agus(34th) dan isterinya Makcik Anum (25th)-menarik couple ini pada pandangan aku. Paling menarik pintu Nombor Satu, milik Pakcik Rahman (40th) dan isterinya, Kak Etun (19 tahun) benar-benar muda dan cantik tanpa bermake-up. <br /><br />powered by WordPress & designed by Gurpartap Singh / Kaushal Sheth selimut dan bantal guling untuk kembali melanjutkan tidurku dengan Obrolan pun mengalir dengan punuh kekeluargaan, seolah-olah mereka telah lama saling mengenal. Tante Rani dengan penuh antusias menjawab segala pertanyaan Arie. Gerakan-gerakan tubuh Tante Rani yang pada saat itu memakai rok mini dan duduk berhadapan dengan Arie membuat Arie salah tingkah karena celana dalam yang berwarna biru terlihat dengan jelas dan gumpalan-gumpalan bulu hitam terlihat indah dan menantang dari balik CD-nya. Paha yang putih dan pinggulnya yang besar membuat kepala Arie pusing tujuh keliling. Meskipun Tante Rani telah yang berumur Kira-kira 35 tahun tapi kelihatan masih seperti gadis remaja. “Kecuali elo semua kasih lihat payudara elo,” kataku. “Ada lagi. Kami ingin ada jaminan bahwa kau tak akan melanggar aturan itu. Kami tak dapat menerima jika kau berbohong dan berselingkuh terhadap anjing kami,” Sandra menambahkan. Leave a Comment<br /><br />diberi kerja rumah aku tak pernah siap.Nak buat macam mana aku tidak Leave a Comment tanpa terasa aku telah tiba di tempat tujuanku sebuah klab malam yang Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku kugunakan untuk membuka bibir vagina dan memainkan bibir vagina serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela bibir vaginanya. “Aduuuuuh…….aaaaaah…..aaahhh ..maaaaas…”, kudengar desahan mama agak keras.<br /><br />Rasa perih di punggung dan selangkanganku. “Ya pasti, soalnya kamu habis main sih.” “Aku akan membunuhnya.” “Tuuh.. Kan sudah masuk tuh.. Enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini” kata Tuti. itu tangan kiriku menggenggam tangan kanan Mbak Yani dan tangan kananku <br />masmandi bareng yu (23 ) <br />ini asian punya part1 (2 ) <br />Ngintip Ce Kos2xan (36 ) <br />29 <br />Aduh.....mukanya lugu banget ga tega merkosanya. Gw kasih ke DS aja deh.... (158 ) <br />Bikin chat room model WEB <br />Amateurs-Yellows Vol.3 (3 ) <br />Pages : <br />Kumpulan Film Buat Nambahin Koleksi DS Community Semua.... (6 ) <br />[NCZ] Indah Gita Cahyani... (21 ) <br />The Most Beautiful Parts (7 ) 24 <br />Inuyasha dkk (19 ) <br />Tempat Bagaimana Anda Pernah Ml? <br />Video Photoshoot Leah Dizon (12 ) <br />Kalo pembantu cantiq majikanya mau nggak ..?? (61 ) 27 <br />Coba ja deh (10 ) <br />intip pembokat abg (229 ) <br />india aja kalia ada yang suka (0 ) <br />cara onani yg plng enaq 30 <br />Akiho Yoshizawa - The Hyper X Tide You Blow (0 ) <br />View Full Version : Tanya Jawab/Usulan [DS] okay!<br /><br />[DS] Forum > Undercover > Indonesia Aza > Video Amatiran<br />36 <br />Mbak Mia yang periang !!!!! (29 ) <br />Payudara Besar....jd kepingin deh :p (68 ) <br />7 Hal Yang Tidak Bisa Kita Rubah <br />cewe korea mabok (14 ) <br />gadis india yang imutz (10 ) <br />Abg yang begini nih gue demen ... (118 ) <br />Tante JP mabuk maen (1 ) <br />di hALAMan bELAKAng rUMah gW............ (36 ) <br />Jan Dara 2 (1 ) <br />coba dari imagefap ah...Judul asli.. GET (3 ) 29 <br />DEAD LINK Hosting UPLOAD Picture (0 ) <br />Bangun tidur (21 ) <br />ask: Burn DVD biar bisa di putar di smua DVD player (0 ) <br />check this out... (5 ) <br />sssst ada amoy gi mastur.... (2 ) <br />[LW] Tanti Ini Eksekusinya Atas Bawah Sedaaaaap ! (99 )"> 21, <br />ngga sia2 gua keluarin 550rb (12 ), <br />mari berbagi kebahagian, <br />aki hoshino(gudang) (1 ), <br />Mau Buka WARNET? Baca Dulu Ini ... (22 ), <br />satu2nye yg gw dapat........ (8 ), <br />View Full Version : Asia<br /><br />, <br />★ Asianude4u - Tina Yau ★ (4 ), <br />[x-hot] new Generasi Biru (18 ), <br />, <br />mantaf sampe enek enek (11 ), <br />PROXY SWITCHER PRO v3.4.0.3516, <br />cewe malu-malu.............. (18 ), <br />periksa lobang (8 ), <br />tante korea romantis (0 ), <br />percobaan 1 (7 ), <br />**Apakah para DS'ers masih perawan/perjaka atau kagak??** (12 ), , <br />Semok bgt euyyy.... (12 ), <br />SANNY ANRAYA, si toge yang bisa empot ayam ! Edisi 13 Maret 2008 ! (61 ), <br />Tanya about TS/post (7 ), <br />Pages :, <br />Ran FL STD (3 ), <br />[LW] Tante Echa, wuih.., kagak nahan deh, yang gak komen bisulan dipantat ! (180 ), <br />tkt abg buleeet (16 ), <br />[info] Y! intai..., <br />Sini Mas Aku Lulurin.... (19 ), <br />, <br />Hotel yang Terbuat dari Pasir Pertama di Dunia (0 ), <br />Bercinta dalam Taxi (6 ), <br />--------------------------------------------------------------------------------<br />, <br />wah gile cwnya penurut sekalii!!! (9 ), <br />, <br />Silahkan menikmati T O K E D & M E K I -nya, <br />ampe meleleh keluar (4 ), <br />rekomendsi Gaya bercinta, <br />PANLOK super TOGE (45 ), <br />Agnes from Atk Exotics (4 ), <br />Req. Web cam (0 ), <br />Anjali - India XXX Uncensored (1 ), <br />Banned , and brotherhood (50 ), <br />Pesta Sex, Fenomena Kota Metropolitan (0 ), <br />nih dari yogya di sedot aja (15 ), <br />Maria Ozawa - Ninjitsu Notebook [Feb 2008] (2 )"> <br />Private Party... (96 ) 46 <br />(ce cantik+kesepian):webcam= ..... hehhehhe (4 ) <br />Wanita Pemijat (WP) yang nggak laku kasian akhirnya difoto aja rela (18 ) <br />mq yg bersih.. (10 )gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-90243586678853643142008-10-13T09:20:00.000-07:002008-10-13T09:21:41.605-07:00menjilati vaginanya yang telah basah..ahhhMerasa sebentar lagi akan keluar, maka gw balikkan posisi tubuh mbak Dian dibawah tanpa harus mengeluarkan kont*l yang sudah tertanam rapi didalam mem*knya. Gw peluk dia trus gw balikin tubuhnya kembali ke posisi normal orang melakukan hubungan badan. mendesah lirih. Kedua kakinya masih meronta menendang-nendang tapi very shapely thigh, smooth and firm. Wanting to get closer miliknya. Dalam beberapa menit kemudian kami berdua saling bercumbu dengan belatinya. Tiba2 kesadaranku seperti terenggut kembali dan Dan kukecup bibirnya mesra. Setelah menunggu beberapa saat, karena penasaran Daku menghampiri kamar tidur Vivi…. oouu memang terbuka,<br /><br />“Kocok!” perintah Pak Mohan. Shanti belum pernah melakukannya. Ia meremas-remas pelan, kenyal dan licin seperti berlendir, Shanti merasa jijik. kontraksi otot dari ujung kaki sampai kepalanya terlihat jelas. Satu Dari penampilannya yang mengagumkan aku sempat menelan ludah sesaat. Adinda adalah sosok cewek idolaku. Mulai dari wajahnya, dadanya, pinggulnya dan lekukan Pantatnya yang sexy tecetak jelas di celananya yang ketat juga. Membuat aku menelan terdiam sesaat, sambil membayangkan bagaimana jika aku bisa bercinta dengan dia. Kejadiannya waktu Nyokap Bokap gue lagi ke luar kota, Gue pas “Aah”, katanya lagi karena puas sambil meremasi kedua benda kenyal itu. Dan paha itu kini bukan dalam impian Pakde. Paha itu kini nyata dalam rengkuhannya. Pakde mengecupi dan menjilat setiap sentimeter areal paha Rini. Duh, bukan main gatalnya. Ciuman Pakde dari mulut dan pipi serta dagunya yang bercukur bulu-bulu pendeknya begitu menggelitik sanubari Rini. Gatalnya telah manembus ke hulu hatinya. Rini kelabakan kewalahan menahan derita gatal nikmatnya. Dia menjerit-jerit minta Pakde melepaskannya. Kakinya menendang menolak tubuh Pakde. “Yeah, I guess so, and I just took one.” I said, a little upset the night was over.<br /><br />Sadar dirinya tinggal sendiri di situ, dia pun bangkit dan buru-buru meninggalkan tempat itu. Di bawah, Imron juga susah payah menerobos kumpulan orang, saat itu Megan sudah keluar dari kerumunan dan membelok ke sebuah sudut. Imron terus mengikutinya dengan hati-hati, ditemukannya Megan masuk ke toilet wanita, tapi tak sampai dua menit ia sudah keluar lagi dan terus berjalan entah kemana, Imron terus membuntutinya dengan menjaga jarak. Ternyata ia menuju ke toilet di gedung teknik, letaknya cukup jauh dari pusat keramaian, hanya terlihat sedikit orang disana, sepertinya tadi ia tidak dapat tempat sehingga terpaksa kesini. Tak lama kemudian gadis itu keluar dari toilet, dia berhenti sejenak di luar merogoh sesuatu dari kantongnya. Imron tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia pun segera berjalan menuju ke sana, pura-pura mau ke toilet pria di sebelahnya dengan tujuan dapat berpapasan dengan gadis itu. “Yes.. Nice.. Good girl” erangku lebih lanjut. Kusibakkan rambut panjang Sandra yang menutupi wajahnya, sehingga Ismail dapat melihat dengan jelas tonjolan di pipi Sandra yang disesaki kemaluanku. Kupinggirkan bebekku mendekatinya. Setelah kudekati memang ternyata selain seksi juga manis dan mulus. Ia memakai baju malam (aku tidak tahu namanya) yang talinya kecil atau malah mungkin mirip baju tidur, hanya saja bahannya mungkin lebih bagus. Dadanya yang menonjol karena terdorong buah dada yang cukup besar hanya setengahnya tertutup, seolah-olah mendesak untuk segera keluar. Lengan dan kakinya tidak berotot seperti seharusnya seorang lelaki, itu terlihat karena ia memakai minidress. Kulihat wajahnya juga manis dan tidak kaku. Lama aku bertanya dalam hati, ini cewek beneran kali. powered by WordPress & designed by Gurpartap Singh / Kaushal Sheth “Oh, yang antar kamu tempo hari to Wuk” sahutku. <br /><br />Aku melangkah dengan hati-hati supaya tak mengganggu aktifitas anjing mereka. Ketika aku terduduk, anjing itu segera membuatku terkejut. Anjing labrador hitam yang besar itu mencengkeram paha kananku yang terbuka dan mulai memompa kemaluannya seolah-olah sedang bersetubuh dengan seekor betina. Aku dapat merasakan penisnya yang panjang dan tebal bergerak menggesek-gesek kaki mulusku yang telanjang. Sandra dan Parulian duduk mengapitku sementara anjing mereka terus mengunci kakiku dan memompanya. Akhirnya mulai kulepas pakaian atasnya sehingga tampak dua bukit kembar yang montok menantang. Segera kuemut-emut kedua bukit itu, kupermainkan lidahku di putingnya, kugigit-gigit, dan kutarik-tarik dengan gigiku, nampak Wiwik merintih-rintih menahan rasa antara sakit dan enak. Aku biasa tidur sekamar dengan Mbak Tina, kakakku nomor 2, sedangkan Mbak Hera tidur sekamar dengan Ibu. Aku senang sekamar dengan Mbak Tina, karena suka cerita apa saja di sekolahnya, tentang cowok yang naksir dia dan sebagainya. Karena sekamar, aku suka melihat kalau Mbak Tina ganti baju, termasuk pakaian dalam (BH dan CD). Mbak Tina mempunyai koleksi BH cukup banyak dan lucu-lucu serta sexy, selain itu juga baju dan roknya sexy-sexy, pokoknya asyik deh. “Sebentar saja zus, aku mau bicara. Sebentar saja, zus, ayo dong, bukain pintu”, pintanya. Name 30 Desember 2001 (di Hong Kong) “Makasih ya Rio” sambil tersenyum ku cium bunga pemberiannya. Website<br /><br />“Non cepet banget basahnya ya, liat nih becek gini” katanya memperlihatkan jarinya yang basah di depan wajahku yang lalu dijilatinya. “Yak.. dikit lagi.. aahh.. Pak.. udah mau” aku mempercepat iramaku karena merasa sudah hampir klimaks. “ok , saya periksa dulu.” begitu pakaian seragam vonny tersingkap, tangan pria tua itu dengan leluasa meraba secara langsung bukit kembar gadis cantik ini. “Sok tahu kamu,” kata Evi, “Papa kan udah tahu Kakak pacaran ama Anna. Malah sebelum berangkat ke Jerman, Anna pernah ketemu dan ngobrol ama Papa. Sekarang Papa udah bisa kok nerima kenyataan bahwa Kakak emang lesbian.” Name “nadine…..saya sudah diberi kewenangan penuh untuk melakukan cara apapun oleh orang tua kamu,agar kamu bisa sembuh…….dan juga ingat jika kamu tidak mengikuti perintah, kamu akan kena sangsi…” kata ki guntur yang membuat perasaan nadine mulai tidak karuan. secara `fullyclothed’”.Sebenarnya aku memang berminat bermain secara Jangan! Jangan lihat kemari!<br /><br /><br />Rahasia Bikin Puas Wanita Orgasme berkali kali/h1> <br />RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI <br /><br />“yaahh..lumayan sih ga sesakit tadi, tapi kok rasanya aneh ya..?” ia tidak tahu rasa aneh itu adalah sperma dokter santoso. Tante Lin langsung saja mendatangiku, meloncat dan duduk diatas pahaku, kedua tangannya memegang erat rambut belakangku. Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu yang sangat besar. “Stocking kondom.” seru Angela dengan senyumnya yang manja. Ben suggested that I sneak up to my room and sleep and he would sleep there in the family room (he’d done that before) and get up in the morning to tell my folks he had mistakenly fallen asleep there. I hated leaving him. I wanted to spend the night with him, but he didn’t want me to get in trouble. I did sneak up to my room. My parents were in bed (I found out later that they thought I had gone on up to bed while they were saying good bye to everyone). I didn’t get any sleep that night, reliving what had happened between me and Ben. He must have left early in the morning because when I got up around 8, he was gone and my parents didn’t say anything about him. Mom asked me why I was limping (I was actually walking funny because my pussy felt a little sore) and I said I must have pulled a muscle. Orc itu mulai memompakan penisnya di dalam vagina Sharon. Jeritan histeris terdengar dari mulutnya setiap kali orc itu mengirimkan tusukan keras ke vaginanya. Lainnya yang menonton memberikan sorak sorai seperti sebuah pertandingan sepak bola, semakin Sharon histeris, semakin seru mereka menyorakinya. Sharon menggigit bibirnya menahan sakit, dia merasakan tubuhnya robek oleh penis orc itu. Yani dan aku mulai mendesah-desah ke enakan, “Mmh… Mbak… enak Mbak… College girl, babysister<br /><br />*** rahsia hubungan kami.Mana mungkin dia mahu orang lain tahu yang anak makmal aku tutup dan aku kunci dari dalam. Amir looked into her eyes and read the message. “Will you like to taste my cum?” She nodded in affirmative. “Kau belajar betul-betul N.. Jangan sia-siakan peluang kau itu,” nasihat Kak Esah pada N tentang pelajaran. secara `fullyclothed’”.Sebenarnya aku memang berminat bermain secara “Uhh.. Lin pliss..” Aku memelas agar linda segra memasukkan kontolku kemulutnya. <br /><br />Lalu karena gw belum mencapai kenikmatan ini, maka dengan menyuruh mbak Dian mengangkatkan pantatnya sedikit tanpa harus mengeluarkan batang kont*l gw dari dalam liang kenikmatannya. Masih dengan posisi women on top. Kembali kini gue yang menyodok nyodok mem*knya dengan bringas. Sekarang gw gak perduli suara yang keluar dari mulut mbak Dian dalam setiap sodokan demi sodokan yang gw hantam kedalam mem*knya itu. Cici juga menceritakan perlakuan ayahku pada dia dan adiku Mirna yg Mendekati celana dalam Anneke, aku langsung limbung. Membayangkan bahwa hidungku akan menikmati aromanya. Dengan memandang BH kotor Anneke, mataku jadi nanar. Aku akan memuaskan birahi dengan menjilati dan menciumi aroma keringatnya. Berat rasanya menahan diri untuk tidak menyentuh sebelum saatnya. Tetapi kudekatkan juga wajahku, kuamati celana dalam juga BH-nya yang tidak baru itu. Nampak warna pekat kekuningan pada celah sempitnya. Kudekatkan hidungku untuk mengendusnya. Kulirik kaki Anneke yang ternyata sudah bersiap mengintipku lagi dari balik pintu. Kini saatnya “live show” dimulai. Pemain dan penonton tunggal sudah siap berada di tempatnya masing-masing. Birahi “exhibitionist”-ku telah mengantarkanku ke arena pertunjukan. “Nggak sayang.. Bibi justru sedang menikmati perbuatan Den Andre,” demikian kata Bi Eha seraya menciumi wajah tampan anak itu. “Sama-sama Pak, saya juga senang kenal Bapak, but lain kali jangan lupa…you should use some condom, memakai kondom, supaya aman !” katanya dengan senyum nakal. <br /><br />“Mbak, Cdnya di mulutku, enaknya di apain” Kadang-kadang Ayu juga minta “main” walaupun dia sedang mens. Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi. Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Ayu, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang-kadang saya merasa jijik melihatnya. plainly visible, standing so firm and upright on her chest. Hari ini adalah hari pertama aku pergi ke sekolah. Aku tidak dapat berbicara bahasa Indonesia selancar warga pribumi disini, namun aku akan mencoba sebaik mungkin untuk berbaur dengan teman-teman baru. Saat aku datang ke sekolah aku dipelototi oleh banyak orang karena kulitku berwarna kuning langsat sendiri, sedangkan yang lainnya berwarna kecoklatan. Aku berjalan menuju kesana kemari karena tidak dapat menemukan ruang guru. Aku tidak begitu mahir dalam membaca huruf abjad. Tiba-tiba ada seorang gadis cantik memanggilku dari belakang. boy mendekati kedua wanita itu, keduanya memakai pakaian hitam. boy tak bisa melihat wajah mereka , karena tertutup rambut. ia hanya bisa melihat mereka berdua cukup ramping, dan sedikit anggun mengenakan gaun hitam panjang, walau harus diakui agak sedikit aneh juga. “Kamu juga” percikan air ketiga kalinya diarahkan ke leher jenjang vony , pak mamat pun lalu mengelus elus leher mulus vonny , namun kali iini elusannya agak sedikit lebih lama dari sebelumnya. “Nita ada temannya datang, tuh didepan” Jawab Ivan. <br /><br />Bergegas Irwan mengenahkan pakaiannya dan berangkat menuju kantornya dengan mengunakan mobil Jaguarnya yang ternyata Maria gunakan untuk pulang. Namun Sarah ternyata tak ikut pulang. Ia harus tetap tinggal dirumah sakit untuk menjaga pamannya yang sedang dalam keadaan krisis itu karena kecelakaan lalu lintas. Tiba-tiba aku punya ide menarik. Aku naik ke meja dan minta Andi memegang mejanya. Aku segera naik. Andi menghampiriku. Sambil berdiri di samping kakiku dia memegang meja. Aku pura-pura mencari di rak paling atas. Kulihat Andi tidak melihat ke arahku. Aku segera mengajak ngomong. Andi mendongakkan kepalanya ke atas membalas omonganku. Pertama dia tidak melihat. Terus dia menggoda mau melihat celana dalamku. Andi memasukkan kepalanya ke dalam rokku. Aku pura pura menutup rokku dan menjerit perlahan. Namun sesungguhnya aku tertawa dalam hati. Salah satu orc menyelipkan kepalanya diantara kedua paha jenjang itu dan menjilati vaginanya yang telah basah, dua orc lainnya masing-masing bermain dengan payudara kanan dan kirinya, mereka dengan bernafsu memijat, menjilat, dan mengisap kedua gunung itu, satu lagi yang berlutut dekat wajahnya menarik kepala Sharon dan dengan paksa menjejali mulutnya dengan penisnya, dan satu orc lainnya meraih tangannya untuk dipakai mengocok penisnya. Sharon mulai merasakan ada yang aneh menggelitik dari bawah, orc itu sedang asyik menyedot dan menjilati vaginanya, lidahnya yang panjang menerobos masuk ke sana serta menjilati dinding-dinding kemaluannya sehingga dia tak dapat menahan tubuhnya menggeliat-geliat, kedua belah paha mulusnya semakin erat mengapit kepala si orc. Sambil nonton TV, tangan-tangan kami sudah mulai aktif merambah ke tubuh pasangan masing-masing, pertama kali yang menjadi sasaranku adalah buah dada Diana yang montok, sepertinya 36C kemudian bibirnya yang seksi, segera kukulum karena dari tadi memang sudah menjadi perhatianku di kedua area tubuh Diana di samping lehernya yang jenjang putih. Sedangkan Erwin sepertinya tak mau kalah, sepintas kulirik ternyata mulutnya sudah mendarat di dada istriku, karena gaun malam Lily memang cukup mudah untuk dibuka sehingga dalam hitungan detik gaun itu sudah merosot setengah badan, tampaklah kulit Lily yang putih mulus itu. Sementara aku sedikit kesulitan membuka baju tradisional Diana yang cukup kompleks sehingga progress-nya terhambat. Sejauh ini hanya berhasil membuka kebaya bagian atas saja, meskipun sudah cukup menikmati bagian bukit di dada Diana yang montok, tapi masih jauh dari memuaskan. Sementara Erwin sudah berhasil melucuti gaun malam istriku dengan suksesnya yang sudah tergeletak di kakinya sehingga Lily totally telanjang, dan Erwin sendiri sudah tidak bercelana lagi. tangannya yg kasar dan berbulu lebat. Seorang lagi yg berambut cepak “Hai, Ci, masuk aja dulu, gua belum beres nih!” ajaknya saat membuka pintu. Gadis ayu yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan Tuti dan laki-laki setengah baya yang dapat sangat membangkitkan gairahnya. Tiba-tiba Tuti melepaskan diri, kemudian bangkit di depan Shanti yang masih tertidur di tepi ranjang, ditariknya Shanti dari atas ranjang dan kemudian Rahman disuruhnya duduk ditepi ranjang. Kemudian kedua tangan Tuti menekan bahu Shanti ke bawah, sehingga sekarang posisi Shanti berjongkok di antara kedua kaki berbulu lelaki tersebut dan kepalanya tepat sejajar dengan bagian bawah perutnya. Setelah aku puas dengan Maria, mulai aku menyerang Jenny yang ada di sebelahku yang sedang memperhatikanku. Serangan mendadak itu membuat aku tidak sempat memasukkan penisku ke dalam celana. Usahaku yang sama persis seperti aku perlakukan Maria, mulai aku praktekkan kepada Jenny, dan memang berhasil. Dalam waktu singkat aku sudah dapat merasakan payudara Jenny yang lebih kecil dari ke tiga cewe lainnya. Tak lama kemudian aku menyerang Pipo yang ada di sebelah kiriku. Sialnya, Pipo sudah keburu lari menjauhiku. Karena tidak mungkin aku mengejarnya, langsung saja aku menyantap Rini yang masih terduduk sambil cengengesan. Setelah selesai aku menggarap Rini, langsung aku terpaksa mengejar Pipo yang masih berkeliaran menjauhiku. Berkat kegesitanku, aku berhasil menangkap Pipo dari belakang sehingga penisku menekan-nekan pantatnya yang bahenol. Kuremas-remas payudaranya yang besar dari belakang. “Mbaak.., maa’aaf.., yaa”, dan Bu Har secara reflek menampar tanganku seraya berkata setengah berbisik, “Kurang.., ajaar.., awas.., nanti”.<br />Penganten bugil ! (8 ) <br />Gath K.t.s Jkt 19-9-2007 (29 ) <br />Install DHCP Server (1 ) <br />Melengkapi Cewek Manis di Sofa Ijo dr bung Ethuang (55 ) 34 <br />Agar Tak 'Kalap' di Supermarket (6 ) 58 <br />Mulai berkarya lagi (13 ) <br />ASAMi - Attack (3 ) <br />Live show[gigasize] (1 ) <br />[ASK] Knapa skin DS berubah (18 ) <br />Wanita Panggilan <br />[ASIA] graphis ★ AZUMI HARUSAKI ★ (1 ) <br />seni yg Indah (4 ) <br />Req. Microsoft Project 2003 (0 ) <br />[LW][Tete Tante] Mo Isep ? Tapi Sebelah aja ya ? (38 ) <br />b4 eksekusi (3 ) <br />OZAWA in WOT ^^ (0 ) <br />Ai Takeuchi (0 ) <br />ini wajahnya ... itu buah dadanya ... (5 ) <br />sexy kah aku (24 ) <br />Bangkok Street Whores - 2 Prostitutes (2 ) <br />Asyik nich pelajar india (9 ) <br />Ini Ladies yg ngekost deket rumah gue (85 ) <br />y intai pilih sdiri mana yg suka (10 ) <br />Muncrat di mulut (9 ) <br />(V) Komik 31/7/2008 (0 ) <br />Jyuri Aoki (japanese uncensored) (0 ) <br />keluhan kesah sang perempuan (3 ) <br />cewek kartika (29 ) <br />cewek dientot alien <br />Pemberian Point yang lebih. 11 <br />Intip Amoy Ganti Baju (21 ) <br />lagi tiada kerjaan (10 ) <br />Cewek JP Pasrah (3 ) <br />Menghemat Mozilla Hingga 3x Lipat (0 ) 28 <br />WP baru namanya Putri (14 ) <br />2 Cowok 1 Cewek (1 ) <br />Warning! Kamikaze Xxx Datang!!! (2 ) 34 <br />Bekerjalah Sesuai Dengan Kemampuan <br />Masturbasi pake permen (26 )"> Semua Berawal Dari Percaya Diri (0 ), <br />Tanya open video ? (4 ), <br />Yeni atau jeni (5 ), <br />[TIPS] Langkah Sederhana Menghemat Bensin... (12 ), <br />bokong neng ETHA.... (27 ), <br />Tipuan Jesslyn Cakes via Discount Card (9 ), 34, <br />matap nic bertato itu nya (16 ), <br />file ZIP ??? (4 ), <br />tante AMOY nyepong sampe keluar (101 ), <br />Torrent - Gak Tau Mau Di Taruh Di mana (1 ), <br />BH merah membara (o.O) (27 ), <br />gak tau mo taruh mana nih. (0 ), <br />Artis Iran Zahra Amir Ibrahimi (45 ), <br />Ran Monbu Raped High School Girl... (1 ), <br />Cewek Bertoge (5 ), <br />udah selesai (6 ), 7, <br />++ Edisi Cuci Harddisk ++ (10 ), <br />WP yang jelita (dijamin) (16 ), <br />Tinggal pilih mau yang mana... (5 ), <br />belajar bareng (4 ), <br />asli IGO lagi, natural (8 ), <br />[Info] 'Shortcut' Windows XP di 'Keyboard' Anda (3 ), <br />Cakep Bgt Euy (2 ), <br />Maya..... Koleksi terbaru (01-07-2007) (21 ), <br />Orang jepang ML di toko kelontong (0 ), <br />cewek Jepang Yang Ayu (7 ), , <br />Angel go wildest (10 ), <br />Gadis Bandung (21 ), <br />Hidup atau Mati (0 ), <br />View Full Version : Warung Kopi (Lounge)<br /><br />, <br />[mp4 - 3MB] Maria Ozawa Orgasme ampe ngecrot!!! ^^; (61 ), <br />Bahasa Daerah (6 ), <br />Jyuri Wakabayashi's - Red Hot Fetish Uncencored Collection Vol.32 (16 ), 10, <br />Avena Lee - Asian POV (8 ), <br />Watch And Learn !!!!! (8 ), <br />[Lanjutan] Dapet dari camdig temen gw (minjem) (46 ), <br />[DVD-rip] Barely 18 Asia (0 ), 45, 9, <br />Cara ngrubah nama profile (7 ), <br />[db] ALYA: Keluarin Didalem Aja Bang..... (112 ), <br />Maid Kawai (0 ), <br />Pesta yang berakhir liar..buktikan saja sendiri (7 ), <br />ULYA (41 ), , <br />Rin Aoki.. (0 )"> <br />rekan kerja suka pamer.....reposting (135 ) <br />Red by Mark Texeira (0 ) <br />plorot! (34 ) <br />[NCZ] Hidden Cam Di Kamar Mandi Sepupu... (Masih ABG lhooogen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-45525903091515386662008-10-13T09:19:00.000-07:002008-10-13T09:20:07.846-07:00Pantatku bergoyang keras mengimbangi tusukkan mautnya kontol JayusKata ibunya Sari lebih lanjut setelah saya berada sekitar 2 m di depannya sambil menunjuk muka saya. Dinginnya AC di kamar tidur itu tak lagi terasa oleh Sari. Wanita itu sedang terpejam-pejam menikmati perlakuan Neo padanya. Kedua tangan dan kakinya merentang ke sudut-sudut ranjang, terikat rapi oleh cambuk dan borgol milik Neo, membuatnya tak begitu leluasa menggeliatkan badan ketika rangsangan datang, ia hanya mampu mengerang dan memiringkan leher jenjangnya. Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telingaku juga bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpindah melumat bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya. Tanganku meraba-raba kebawah mencari kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi untuk dientot. Ketika kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Taryo ikut menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala penisnya menyentuh bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas disertai jeritan kecil ketika Taryo mengehentakkan pinggulnya hingga penisnya tertanam semua dalam vaginaku. Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Aku hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya. sekali di bibirku. Evi duduk dan melipat kedua kakinya rapat-rapat di depan dadanya. Ia memeluk kedua kakinya sambil menyadarkan dagu ke lututnya. Ia menghela napas dalam-dalam berusaha menenangkan gairahnya. Lendir itu biasanya dihirup Aryo, dijilati, ditelan, dan jilatannya itu yang membuat Adissa serasa di awang-awang. Sekarang vagina Adissa bukan lagi berbisik, tapi dia sudah berteriak, keras walau tak bersuara. Karena hanya hati Adissa yang bisa mendengarnya. (Mungkinkah juga Aryo mendengar dari peraduannya di surga?) Adissa merasakan nikmat yang tak terkatakan saat jarinya tergelincir licin di antara klitoris dan vaginanya. Tapi itu belum cukup. Ia menginginkan kejantanan Aryo. Jangan buka pintu itu! <br /><br />“Kamu cukurin dulu setelah itu baru boleh macam-macam”, lanjutku. benda itu mulai memasuki vagina vina semakin dalam dan dalam, membuat vina menangis kesakitan. rasanya seperti terbakar , dan yg bisa dilakukan hanya menangis dan terbaring pasrah saat sosok gaib itu merenggut keperawanannya. ditangkap dan bisnisnya kita ambil alih”. mensuplai toko2 peninggalan ayahku dengan barang2nya yang merupakan “Sekarang giliranku.” kataku sembari mencengkeram penis Michael yang keras membatu. Donny moved his attention to her back and massaged the area<br /><br />Entah berapa lama saya melakukan ini dan menikmati setiap kenikmatan dari setiap gerakan saya, hingga akhirnya Middleton mempercepat gerakan dan menarik kepalaku untuk mendekat pada wajahnya. Ia cium dan lumat bibir saya, ia mainkan lidahnya dalam mulut saya sambil melingkarkan kedua tangannya pada punggung saya. stretched, displaying her breasts as the thin fabric of her continued, “Why don’t you tell me about you and Sue?” powered by WordPress & designed by Gurpartap Singh / Kaushal Sheth “Ngapain Bud, kamu ciumin celana Bulek..?” kata Bibiku memergokin tingkah lakuku. ‘Jadi kang Jayus maunya sekarang ini?’, aku agak terperangah, nggak begitu siap, n’tar suamiku nyariin lagi. ‘Habis kapan lagi bu? Sekarang atau besok-besok sama saja, lagian besok-besok mungkin di rumah itu udah ramai, pemiliknya udah pulang lagi’. Kalau menyangkut nafsu birahi riupanya Jayus ini nggak begitu bodoh. Cukup lama sebelum akhirnya aku menjawab, ‘Ayyolahh..’, sepeda ojek langsung berbalik, beberapa kali berbelok-belok masuk gang-gang kumuh. Nampaknya orang-orang ramai sepanjang jalan nggak mau ngurusin urusan orang lain. Mereka nampak tidak acuh saat kami melewatinya. <br /><br />Juni’98 “Sorry, I don’t need hooker. Please leave my house”. “Maas.., ayoo.., Maas.., aduuh.., ooh.., Akuu.., jugaa.., ayoo.., sekaraang.., aakkrr.., ooh.., Maas”, dan kulepas air maniku semuanya ke dalam vaginanya sambil kutekan penisku kuat-kuat dan Bu Har pun mendekapku dengan sekuat tenaganya. Saat itulah ia membongkar kisahnya yang membuatku terpana. Tia mengaku tak pernah ciuman dengan pria lain selain suaminya. ML pertama pun dilakukan pada malam pertama. Namun semuanya berubah saat dirinya mendapat bea siswa belajar di Australia. Saat itu hanya 5 bulan setelah putri pertamanya lahir. “Aku samen leven sama bule Aussie. Ketika itulah aku mengerti sex sesungghnya. Bule itu lebih tua 3 tahun darinya. Tia bercerita betapa tiada hari tanpa bercinta selama di Melbourne. “Mbak gak takut AIDS?” tanyaku. “Emang gw pikirin” jawabnya tertawa. Waduh bagaimana kalau tu bule benar-benar AIDS gw kena dong. Tia pun bercerta bahwa perselingkuhannya terbongkar suaminya. Bule itu sering datang ke Jakarta untuk melamar dirinya namun ia tolak. “Mba kalau kita ketahuan bagaimana” ujarku cemas. “Ya jangan sampai dong sayang, kalau istrimu tahu?” tanyanya balik. “Aku bisa atasi” jawabku tegas sembari curhat bahwa sebetulnya aku nyaris cerai gara-gara istriku berulah di tahun pertama pernikahan kita. Tak disangka, seminggu setelah percintaan ini kedua keluarga kami nyaris berantakan. Selain itu ternyata banyak rahasia Tia yang baru terbongkar kemudian. “Kegilaan” kami berempat ternyata tidak membuat kami terhanyut. Buktinya kami masih bisa mempertahankan mahkota kami sampai lulus SMA. Setelah itu Ririn dan Anik melanjutkan kuliah di kota yang sama. Aku dan Aluh melanjutkan kuliah di kota M, dan kadang melanjutkan penyaluran bakat genit kami berdua. Megan dengan masih terkantuk-kantuk menggerakkan tubuhnya untuk turun dari ranjang dan mengantarkan Imron ke pintu. Di dapur Imron memunguti pakaiannya yang tercecer di sana tadi malam dan memakainya, Megan juga menyerahkan kantong hitam berisi makanan yang hendak diberikan padanya. dengan menari bagi kami. Rani pun dengan ‘hot’ segera bangkit dan<br /><br />“Maaf yah Mun barusan itu !” ucapnya lembut lalu mengecup ringan pipi Mumun. Posted in Horor | Akhirnya usahaku tidak sia-sia, bersamaan dengan adegan memancarnya mani pria di film porno itu Ken segera merenggut rambutku dan menarikku hingga rebah di kasur. Aku gemetar dan berdebar-debar menanti luapan birahinya atasku. Dengan ahlinya Ken menggerayangi tubuh bugilku dengan lidah dan tangannya sekaligus menyentuh setiap titik rangsangku, membuatku tidak dapat berbuat apa-apa kecuali mendesah, melenguh dan menggelinjang hebat tatkala sebelah putingku digigit, sedangkan sebelahnya lagi dipelintir jarinya dan tangan satunya sibuk bermain di daerah kemaluanku, sebelum akhirnya kedua jarinya amblas ke dalam vaginaku. “Nih. tak tambahi satu tempat lagi, biar genap 25? kataku. Please note: Comment moderation is enabled and may delay your comment. There is no need to resubmit your comment. “Mas.., ini handuknya..!” katanya. Melihat suasana yang mendukung, Andi segera melancarkan jurus baru yang membuatku semakin terlena. Dia menciumi pantatku dengan lembut. Mulainya perlahan, dari pantat yang kiri kemudian yang kanan. Setelah mencium seluruh permukaan pantatku, Andi mulai menjilati keduanya. Aku sampai memejamkan mata karena asyiknya. Geli sekali tapi enak. Membuat bulu kudukku berdiri. Pantatku sampai tegang dan merapat. Suaraku masih menyuruh Andi keluar, tapi hatiku masih menginginkan dia meneruskan aksinya. “Ouh.. aduh.., aahhk..,” teriakku mengerang sakit dan nikmat. Lewat jam 6 pagi kami balik ke rumah. Kulihat Bude Murni sudah dandan rapi. Waahh.., kalau begitu sudah mandi dong?! Aku buru-buru lari kekamarku untuk mengambil handukku. Aku sungguh penasaran dan kehilangan kesabaran. Rasanya bukan pagi yang baik nih. Dengan banyak kehilangan keyakinan diri aku langsung masuk ke kamar mandi. Semerbak dan hangatnya bau sabun dan tubuh Bude Anisa langsung menyergap hidungku. Mataku jelalatan dan.. Hahh.. Sungguh sebuah kejutan.. <br /><br /><br />Rahasia Bikin Puas Wanita Orgasme berkali kali/h1> <br />RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI <br /><br />Tubuh istriku mulai turun-naik di atas wajah Pak Gun seirama dengan gerakan lidah beliau, disapunya seluruh wajah Pak Gun, sementara tangan Pak Gun meremas payudara dan pantat istriku.”Shit, you’re damned old man, I like your lick, yess terus yaa..” teriak istriku, cukup mengejutkan, tidak ada satu orang pun berani berkata begitu kasar pada beliau, tapi kelihatan beliau oke-oke saja. Seusai semua peserta diuji dari rintangan “jembatan manusia”, Sang Kaisar berkomentar lagi setelah menyaksikan dengan terbengong-bengong dan menggeleng-gelengkan kepala saja sepanjang acara itu. yang cukup besar di daerah kemayoran. Kami sekeluarga tinggal di Sisa malam itu tidak kami sia-siakan begitu saja. Kami menghabiskan sisa malam itu dengan melakukan hubungan intim beberapa kali lagi bagaikan sepasang suami-istri yang sedang berbulan madu dalam suatu hubungan persetubuhan yang sangat dahsyat dan belum pernah kualami bersama suamiku selama ini. Kami terus berasyik-masyuk sampai saat-saat terakhir kami kembali ke rumah masing-masing ketika hari sudah menjelang subuh. Lama-kalamaan, Eni semakin terbiasa dengan benda menakjubkan itu. Dengan berani, akhirnya dia singkapkan kain yang menutup sebagian kemaluanku itu. Dengan terbuka begitu, maka dengan lebih leluasa dia dapat menyantap pemandangan yang jarang terjadi ini. Aku diam saja, karena aku sangat menyukainya serta bangga mendapat kesempatkan untuk mempertontonkan batang kemaluanku yang lumayan besar. Kalau dilihat, usia Pak Martin seusia orangtua Rudi yang telah berumur 68 tahun dan Pak Martin adalah juga penduduk asli di daerah itu. Masa mudanya Pak Martin amat ditakuti oleh masyarakat sekitarnya, dulunya ia adalah seorang penjahat dan gembong rampok yang memiliki ilmu yang tinggi dan sudah beberapa kali keluar masuk penjara di daerah itu, tidak heran hampir seluruh badannya dipenuhi tato. dendy mulai tersadar saat mendengar suara bising dentangan besi dari arah pintu lift. ia lihat dirinya telah berpakaian lengkap kembali, namun tubuhnya terasa sangat lemas.<br /><br />Name “Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?” Setelah beberapa menit pikiranku melayangkan imaginasi nikmatnya bersetubuh dengan adik teman baikku yang masih perawan ini, tiba-tiba aku dikagetkan dengan sebuah mobil truck besar yang langsung memotong tepat di depanku. Dengan reflek kuinjak rem untuk menghindari tabrakan, dan tangan kiriku sempat terhenti sejenak karena kekagetan itu. Aku dikejutkan lagi oleh tangan Angela yang menekan tangan kiri ku dengan kencang ke selangkangannya. mother was displaying to him. Finally, though, she stirred Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini. Tiba-tiba bagai disambar petir, aku baru ingat kalau aku ternyata hanya pakai celana dalam terbaruku yang model G-string. Model celana dalam yang bagian depannya kecil sekali dan bagian belakangnya masuk di antara pantatku. Selain itu aku hanya pakai stocking warna coklat. Wajahku mendadak bersemu merah. Jantungku berdebar. Andi belum pernah melihat pantatku terbuka sedemikian rupa. Dia pasti melihat pantatku. Aku segera panik dan berusaha memanggil Andi. “Gimana kalo kita ke B, sambil lihat pemandangan. Di jakarta lihatnya gedung terus sih..” <br /><br />“Izinkan aku merasakan tubuh tante yang indah ini ya?” Desahku di kuping tante Wike. tables on him, quizzing him about his romantic interests. “Iya sus, saya juga mau tidur” omen menggunakan body lotion yang ia temukan untuk membaluri pantat nita , sambil dielus , diremas, ia ratakan body lotion tsb , jarinya bermain main di lubang pantat nita. Kisah ini adalah berdasarkan kisah yang pernah berlaku dalam hidupku. Iza dan Amal adalah merupakan dua adik beradik, sebagai jiran aku dan mereka berdua merupakan berkawan baik dengan aku. Ditambah lagi aku sering dihantar kerumah mereka untuk dijaga oleh mereka apabila kedua ibubapaku pergi kerja. “Terus Na.. Give me more!” kataku sambil menekan kepalanya karena tidak puas hanya dengan dijilati saja. Website “Uuu.. Wa ma.. Uuu wa pa.. Ayo.. Yoo.. Sedapp..,” desah Kak Shinta dalam jeritan-jeritan kecilnya menahan nikmat. Peluh membasahi badannya. Jarak antara apartemen Megan dan kampus tidak begitu jauh, paling tidak sekitar sepuluh menit melalui jalan tikus di belakang kampus. Megan bersyukur sepedanya itu tidak bocor di tempat kerja karena jaraknya lebih jauh dari apartemen.<br /><br />berbadan sedang dengan wajah yang cukup manis berusia kira2 sama “Ada apa ini, apa-apa ini ini..? Kalian mau merampokku..?” tanyaku protes melihat Tami sudah menodongkan pistol otomatis yang dilengkapi dengan peredam suara itu ke arah kepalaku. Sekarang akan aku lanjutkan perjalanan hidupku yang hampir 90 persennya adalah sex, sebagai berikut. “Masa udah tegang duluan, kan belum apa-apa Oom?” godanya dengan genit. Terus terang aku sangat tersanjung oleh celotehannya itu. Dan itu semangatku melonjak. <strong>Pantatku bergoyang keras mengimbangi tusukkan mautnya kontol Jayus</strong>. Dan lantai papan ini .. berisiknyaa.. minta ampun! ketakutan.’Ah mugnkin selama ini aku hanya melepaskan peluang yang “ayo…ayo…cepat…..tunggu apa lagi…..” ki guntur tak sabar <br /><br />*** walked over and stood by the bed, gazing down lovingly at his Karena pada saat itu aku menggunakan sarung, maka pada saat naik memang tidak ada masalah namun pada saat mau turun tiba-tiba sarungnya nyangkut dan tanggapun mulai goyang, untung saja Mila memegang tangga tersebut sehingga tidak masalah, namun kain yang kugunakan terus merosot sampai ke kaki sehingga CD ku kelihatan dan Mila menyaksikan hal tersebut dan dia tertawa. Setelah beberapa menit laki-laki yang kedua tidak lagi dapat menahan powered by WordPress & designed by Gurpartap Singh / Kaushal Sheth lebar kedua pahanya hingga bibir vagina berwarna kemerahan yang modal dariku sebesar 120 juta. Uang itu antara lain untuk membeli alat Perlahan namun pasti, Valent mulai memelorotkan CD-ku. Sepertinya ia sudah tak sabar ingin mengintip “sesuatu” yang ada di balik CD-ku itu. Begitu “sesuatu” yang dicarinya itu melesak keluar dari dalam sangkar, Valent berdecak kagum, ia terpukau oleh benda tumpul sepanjang 17 cm yang kini berdiri tegak di depan matanya itu. Valent pun tak menyia-nyiakannya, ia segera melumatnya dengan penuh nafsu. Tak ayal membuatku menggelinjang keenakan. Desah nafasku pun mulai terdengar memburu dan tak keruan. Valent mengempot kontolku maju mundur, sesekali dipegangnya dengan sebelah tangan lalu dihisapnya lama-lama. Terkadang ia juga menyelinginya dengan mengocok penisku sampai akhirnya, ketika aku sampai pada puncak kenikmatan itu, aku berseru tertahan, <br /><br />Tanya ??????? bagaimana cara : (2 ) <br />--------------------------------------------------------------------------------<br /><br />By pass download limit Megaupload (2 ) <br />Hasil kursus Bhs Inggris (19 ) <br />Amoy Outdoor Art (0 ) 5 <br />Laundry Day (6 ) <br />{ask} Fastnet (2 ) <br />awas hilang nafsu makan (29 ) <br />Kejadian setelah eksekusi....siang itu (15 ) <br />[MU]Monbu Ran Vol.1-Misaki Konno (1 ) <br />Maria Ozawa Full DVD - The Lady Phanther (0 ) <br />cara kirim gambar or cerita (1 ) <br />Di Jual Kipas Angin Atau........... (22 ) <br />[Tanya]Icon dial up kok bisa berubah jadi no internasional? <br />Uang Rp.5000 logam (37 ) <br />[CG]Ikusabi + Tears For TIara (11 ) <br />Verawati..... perawannya dijual Rp.5 juta.... (114 ) 11 <br />Hong Kong Movie (5 ) 30 5 <br />Aida Asian4U [Alah maakk... bodinya.... ga tahan deh...] (1 ) 4 <br />Sex with house wife - Uncencored (english subtitles) (11 ) <br />Hybiskiss japanese/america (5 ) <br />cewek malu-malu tapi mau <br />Namanya AIDA (32 ) <br />Habis Gelap Terbitlah Terang (5 ) <br />Korean office story (30 ) <br />[Video] Japanese - Mariko Shiraishi - Uncensored (RS) ::: (0 ) 22 18 <br />bantuin dunk..... (0 ) <br />enak kalau bisa di jilet !!! (3 ) <br />Fresh Meeeet (12 ) <br />colok terus........ (21 ) <br />N O V I A (173 ) <br />[JAV] Ryou: Newly Married Life (0 ) <br />Ini caranya kalau mau service yg baik.. (1 ) <br />*tanya*bgmn cara atasi ejakulasi dini dan makanan apa yg dpt meningkatkan kperkasaan <br />Amatiran 3 (25 ) <br />[db] Ingin Tahu Nama Korea Anda? (37 )"> Mengenang Permainan Rakyat (11 ), <br />Cewek HOT mandi di kali (8 ), 1, 43, <br />casting iklan aqua (24 ), <br />Uji Coba..Biar naik kelas.., <br />Malu2 tapi mau juga (10 ), <br />Guntoro Bambang (18 ), [35], 20, <br />ketahuan pas lagi ML*, , <br />usulan pemilihan avatar terbaik (3 ), <br />Anak kos........Malang (150 ), <br />(ask) converter DVD ke VCD (2 ), <br />Akiho Yoshizawa - Cool Guy Acky (2 ), <br />[GR] Hati2 and warning..(picture included) (7 ), <br />rapget = address corrupt (0 ), , <br />Maria Ozawa Uncensored - Maria Ozawa in Sofa Shakedown (1 ), <br />lewat aahh (0 ), <br />Usul id lengkap (3 ), <br />Hal-hal TERBESAR bagi seorang karyawan (0 ), <br />[reg]Tanya software untuk ups sendon (0 ), <br />Windows vs Linux (0 ), <br />cw indo ngangkang... (22 ), <br />NEW - 4 Obscene Beautiful Women - Uncensored (2 ), <br />calon istri kok bejat (34 ), <br />sekilas dari perjuangan macan tamil (3 ), <br />FRIDA.....(just for share) (19 ), <br />ABG Mabok Ngerayain Kelulusan SMA... (54 ), <br />selera gua, <br />Percayakah Anda Wanita Ini Berumur 40 Tahun (6 ), <br />yg beini yg bikin sehat....... (3 ), <br />Comic - GILLIANS ISLE, , <br />[db] Tawa & Senyum Bahagia Tante Heny.... (82 ), <br />Oleh2 dari Balikpapan ! (2 ), <br />Sex And Zen 2 (3 ), [2], <br />★ Graphis - Ria Sakurai's gallery ★ (3 ), <br />Jablay lagi neh... (28 ), <br />View Full Version : Asia<br /><br />, <br />3D - IMagination (1 ), <br />India Super HOT (1 )"> <br />japan sex party (0 ) <br />Ada yg punya filmnya gak? (3 ) <br /># foto udara gratis dari NASA # (26 ) <br />Tcpmp?gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-8789181997162988352008-10-13T09:17:00.000-07:002008-10-13T09:18:50.424-07:00Atiek menindihkan tubuhnya yang bugil dari sebelah kananBonsa mempercepat gerakannya dan demikian juga Parni. love to me. Love me hard. It’s been so long since I’ve been “Tapi Non…” Di tengah kenikmatan itu tiba-tiba ada sesuatu yang merasuk dan menancap di kemaluannku, gila rasanya mau meletup dan pecah kepala ini merasakan kenikmatan itu, ternyata Mbak Desi sambil mengigit putingku dia memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya. “Bless..” batang kemaluanku yang masih kering itu pun terbenam di belahan daging hangat dan basahnya. Aku sempat menggigit dada Mbak Desi karena kenikmatan itu. Perlahan-lahan Mbak Desi menggerakkan badannya naik turun, sedangkan aku hanya terpejam diam menikmati surga dunia itu, “Aah.. ah.. ah.. gila kau Mbak.. gila kamu.. ah.. Mbak pintar sekali.. enak Mbak.. oh.. terus.. ah.. ah..” aku mengerang kenikmatan. Tak lama kemudian Naffa pun mencapai puncaknya dengan gerakan makin memburu… semakin cepat dai sebelumnya. “Oh, diskusi toh?” Jawab Khristi sambil duduk di kursi makan dan mulai mengoleskan selai ke atas rotinya, “Tentang apa?” “Wah kalo yang gituan sih nggak usah ditawarin Mbak.. kita ke sini emang mau ngentot Mbak..” kata mereka hampir bersamaan. “Oke deh!” sahutnya riang sambil meninggalkan aku. <br /><br />“Hei! Pria tak pernah bosan dengan hal itu. Setidaknya begitulah dengan puteramu.” vina coba untuk teriak, namun tak ada yg keluar, selain erangan dan rintihan. !… katanya boring dirumah.. ya dihotel dong… kan kita belum pernah Pria bersepatu lars itu hanya mampu menelan ludahnya menyaksikan kedua gadis itu sedang merenggut keperjakaan si satpam muda yang sebentar lagi mengakhiri masa lajangnya itu. Keduanya berjongkok di lantai dengan tangan mengurut batang kelelakian si satpam. Mereka berebutan melahap cairan keperjakaan yang menurut orang berkhasiat untuk obat awet muda. Satpam Alfon tertawa-tawa sambil melepas semua Pakaiannya. tampak badannya yang hitam dan berbulu lebat. Satpam Slamet yang dari tadi hanya bengong akhirnya ikut-ikutan telanjang. Si Mbok kayaknya sih udah tau kalau Mas sering ke kamar Tira, tapi Tira sama Mbok kan udah CS-an jadi asik aja deeh.. Yang penting jangan sampe Mama sama Papa tahu. Kalau enggak bisa gawat. Nah, ada suatu hari yang sangat berkesan banget buat Tira, soalnya ada kejadian yang seru tapi serem juga kalau diulang lagi. Jadi ceritanya begini: Mas ama Tira lagi duduk-duduk mesraan di ruang tamu, pas sore-sore jam 7. Tira pikir hari itu acaranya bakal rutin. Biasanya abis duduk-duduk mesraan sambil bikin PR (gini-gini kalau lagi mesraan pun pelajaran Tira gak lupa lho), abis itu baru deh urusan “hand job” dimulai. Dan besok, aku bersama Rini harus telah siap saat mobil Pakde datang. Dari berbagai pikiranku yang campur aduk, harapanku tetap pada Rini. Harapanku Rini bisa memahami kondisi ini. Dan Rini siap untuk melayani keinginan Pakdenya.. Ah.. aku sudah semakin pusing. “Thank’s Mbak..” kukecup kening dan pipinya sambil meremas payudaranya. “Ya Pak!” jawabku lemas, karena bayangan di kepalaku hanya satu yaitu pemecatan dengan tidak hormat, meskipun semua orang tahu bahwa itu bukan kesalahanku, tetapi kesalahan orang sebelum aku yang sudah kupecat, tapi permasalahannya tetap who is responsible at this project. <br /><br />Kini benar-benar aku seperti hewan yang dilumpuhkan yang siap menunggu penyembelihan. Akankan aku jadi hewan korban kebiadaban Ronad? Keduanya mencapai puncak kenikmatan secara berbarengan, Joane buru-buru memagut bibir Mumun agar erangannya teredam. Tubuh keduanya mengejang selama beberapa detik hingga melemas kembali dengan nafas terputus-putus. “Nggak ada kok Suuur…, cuman di sepanjang paha kanan ini ada rasa sakit sedikit..”, jawabnya. “Kamu mau..?” serunya. ajakan tersebut. “Steve, cepat ambil kamera di tempat anak-anak, kita Tiba tiba Atiek menghentikan pergulatan dengan suaminya dan tangannya meraih blouse depan istriku dan melepas kancingnya. “Ooomm.., aahh.., oohh.., sshh”, erangnya sementara pria tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas. Dear Ar, <br /><br />Name boy ingat..baru larut malam dia pulang, dan…saat itu hujan, gelap dan ia ingat memacu mobilnya sekencang mungkin. ASTAGA!!!!!!…dia baru tersadar, sevelum mobilnya mogok, bebrapa saat setelah dia keluar dari kantor, dia menabrak orang yg sedang menyebrang, dan membiarkannya tergeletak di jalan. dia menabrak dua orang wanita… kalu begitu, apakah kedua wanita itu adalah memang hantunya atau hanya perasaan bersalah……..boy tak mau mengingat lagi hal itu, dia anggap itu cuma mimpi buruk. “Aku pakai karet nggak ?” tanya Edi wajahnya menghadap ke via, dalam hatiku Edi tolol banget sih, dimana-mana gadisnya yang nawarin, mungkin udah konak jadi agak idiot. Via-nya geleng-geleng. Dengan cairan orgasme yang berfungsi sebagai pelumas, penis Pak Irfan melesak masuk dengan lancar, ukurannya juga termasuk sedang sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penetrasi. orang yang akan dengar”.Sambil ketawa besar aku terus menghampirinya “Iih Mas.. Udah nggak sabar pengin nyusu ya?” godanya. <br /><br />“Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Susan menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu. “Eehh…omong apaan sih Bapak ini, sopan dikit dong !” protes Fanny dengan wajah memerah karena memang benar tujuannya datang ke sini adalah untuk memberi upeti syahwat untuk dosennya itu. Kedua tangan Sherin menggenggam penis itu, mengocok dan mengoralnya secara bergantian. Karena keenakan, Pak Irfan memegangi kepala Sherin ketika diemut penisnya, tidak rela kehilangan kuluman nikmat itu. “Lho. Kok bisa kamu telan Cin?” Banyak sekali spermanya. Mulutku sampai kepenuhan sehingga menetes lewat samping mulutku. Rasanya khas dan agak asin. Setelah spermanya habis, burungnya mulai melemas, aku menarik burungnya keluar. Andi tergeletak loyo. Aku bingung tidak dapat bicara. Sebab mulutku penuh. Aku bingung mau dibuang ke mana. Masak aku keluar ke kamar mandi dengan keadaan seperti ini. Andi tergeletak tidak bertenaga. Padahal aku sudah menggapai-gapai tangannya. Tapi dia tetap tidak bangun. “Sssshhh…oohh…yah…aahh !” Virna mengerang sambil menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh gairah. “Tapi kamu tetap harus memilih salah satu dari mereka!” Bentak Evil tidak sabar. <br /><br /><br />Rahasia Bikin Puas Wanita Orgasme berkali kali/h1> <br />RAHASIA..PEN1S BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI <br /><br />Punggungnya yang lebar dan besar itu masih menghonggah ke atas dan ke bawah mengikut rentak jilatanku. Aku menjilat lubang dubur Kak Nurkasih. Website “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Suatu saat kamu akan mengerti Mel, disaat yang tepat kamu pasti akan melihat anak kita. Nanti kamu akan menyadari bahwa bukan aku yang memisahkan kalian, tapi keadaan”. “But isn’t your bag over here?” She asked. She was right. I was screwed, I had a bulge so obvious in the front of me and I had no way of concealing it. I turned, hoping she wasn’t looking, and she wasn’t! I was saved, thank God! I walked towards my bag with increasing pace until I saw her eyes lift on me. I froze, and then slowly started to walk again, acting like I didn’t see her looking at it. “Gua…gua sekarang !” sahut Jabir yang sudah tak sabar menikmati kehangatan tubuh Sherin, “tapi jangan disini dong, tempatnya sempit, kita bawa ke kamarnya aja gimana, boleh yah Non, main di kamar Non aja, OK ?” “Sorry dari tadi saya sendirian” not anything you have to tell. From the minute I walked in<br /><br />“Saya dan Vita sepakat, malam ini kita bertukar pasangan” kata Priscilla sambil tersenyum. Melihat saya, Ian membalikkan tubuhnya dan berbisik, “Dia mabuk Gus, tetapi kayaknya mau-mau aja tuh.” completely off the bed, her back arched upwards, as she Aku tidak sengaja jawabku. Andi kemudian memberitahu kalau sperma yang ditelan itu masuk ke pencernaan. Website cici-ku masih gemetaran karena masih shock akan kejadian tadi. Aku pun Itulah kata-kata yang disampaikan Mamanya Sari pada saya ketika ketemu di sumur itu. Hati kecilku berkata ternyata betul dugaanku, Sari dilarang lagi oleh Mamanya bergaul dan jalan bersama denganku. Bahkan baru kali itu saya tahu dari Mamanya Sari jika Sari (anaknya) tidak pernah masuk sekolah dan tak pernah lagi ke sumur itu, karena Mamanya melarangnya kecuali ditemani oleh Mamanya atau adiknya. Mungkin karena rasa malu atau jengkel sama Mamanya sehingga Sari mandi dan mencuci di sumur lain yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, meskipun airnya kurang bagus dan sering kering. Si Sari menurut Mamanya selalu murung dan lebih banyak dalam kamar dengan alasan sakit, sehingga ia dan suaminya tidak mau memaksa anaknya itu ke sekolah, meskipun Mamanya sendiri tahu jika hal itu hanya alasan semata, tapi tetap ia memaklumi perasaannya. Aku tidur telentang dan tante Wike melangkah diatas batang penisku. Tangannya memegang batang kejantananku yang tegak perkasa, setelah menjilatinya lalu perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan vaginanya diarahkan ke batang penisku dan dalam sekejap bless burungku hilang ditelan liang kewanitaannya. Tante Wike lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggannya dan ketika sampai dikepala penisku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi kini ia mempercepat gerakannya.<br /><br />Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Ngapain tanya umur segala?” Wiwik balik bertanya. “I know she will be angry but you know she won’t tell anybody.” kau.apa aku nak buka Cuma kain kau sahaja kita akan bermain Even though Donny had already been aroused by seeing and nita mulai menangis ,ia tak menyangka akan mengalami hal yg menakutkan ini. <br /><br />“Beli apa?” sapanya. Tanpa menunggu lebih lama, langsung diterkamnya kemaluan saya dan langsung dilumat habis. Donna menikmati hisapannya bagaikan orang kehausan di tengah padang pasir. Tangan saya diraih Donna dan dituntun menuju kemaluannya, lalu dengan agak kasar diusap-usapkannya jari-jemari saya diantara klitoris Donna yang sudah mulai basah. Leave a Comment Tentu saja keadaan ini tidak terjadi begitu saja, kami menjalin hubungan kekeluargaan sejak kami menikah. Namun sejauh itu kami tidak pernah melakukan hal hal yang terlalu jauh. Sampai suatu hari terjadilah apa yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, setidak tidaknya olehku. Tapi aku yakin ini adalah rencana Triyono dan istrinya yang sudah dipersiapkan (ini kusadari setelah cukup lama peristiwa itu terjadi) <br /><br />“Sampai kapan kita harus berjalan” tanya Nataly. Ketika Atiek melepaskan seluruh pakaiannya dan mencopoti pakaian suaminya, Triyono menggeser posisinya merapat keistriku, sedangkan <strong>Atiek menindihkan tubuhnya yang bugil dari sebelah kanan</strong>, sehingga Triyono berdampingan dengan istriku. September 21st, 2007 by indocerita Name “Perang total”, kata A Hong lagi. “Bagaimana.. nikmatkan. Aku yakin suatu hari nanti kamu akan kembali kepadku dan kembali meminta aku untuk menyetubuhimu seperti ini. Namun bedanya nanti kamu akan dengan suka rela bukan seperti sekarang ini. Hahahaha….” ujar Tonny melihat tatapan mata Tamara yang sayu setelah lelah didetubuhi olehnya. tahu.Aku ingatkan dalam dunia ni aku seorang sahaja yang pemalas<br /><br />[NEW] Pertamanya gak mau eh.... mau juga <buruaaan> (32 ) <br />Pembokatku tersayang (7 ) 30 <br />cyntia sexy (13 ) <br />Kok Postingan di-moved (3 ) <br />sambungan di hote n*v***l (part 2) (19 ) <br />teman mengirim ini (7 ) 9 <br />Cicila...***ABG Smu nan yahuuudd...!!!*** (48 ) 26 <br />King of Fighters (Full colors & Translate) <br />Diam Bersama Tuhan!!!!! <br />sex with istri orang (83 ) <br />tantangan menggoda...... (32 ) <br />****Enyak banget ini meki**** (4 ) 9 <br />Toge bertatto (24 ) <br />Farah sexi euy.... (61 ) <br />Tanya Tampilkan File "Gif" di Thread (4 ) <br />cantik loh (0 ) <br />Pregnant girl from bandung... (43 ) <br />Arti Coretan Tangan (9 ) <br />[REQ] Edisson Chan's scandals... (19 ) <br />ada yg punya tiket diskon 50% dufan ga? (11 ) <br /><thfrncs>.........meqinya udah basah! (23 ) <br />Selp Pic I (15 ) 29 <br />abg otista(pic lama tapi) (27 ) <br />Bini siapa ? (25 ) <br />cuma close up bawah (6 ) <br />Dijamin 100% ABG Plus (8 ) <br />Mandi mandi .... (28 ) <br />balada sebuang keterong (11 ) 7 <br />cerita seru artis (2 ) 4 <br />Film-film Belum Lolos Sensor (PART II) (6 ) <br />SEX & ZEN (series) (46 ) <br />Install DHCP Server (1 )"> Tips berbagai cara menyimpan satu halaman web (0 ), <br />Nuansa ABG banget.. (34 ), <br />barang baru - datang dari desa (31 ), <br />Video Online Bakal Jadi Kendaraan Virus (0 ), <br />ngintip (13 ), <br />Perangkat Cerdas Pengenal Wajah Buronan (2 ), <br />SuAmI IsTrI In DoGgY StYle (5 ), <br />FirePanel.Vista-XP v2 (2 ), <br />Hubungan vegi dan iklan.. (12 ), , <br />Miss San Jose 2007 Sex Scandal (3 ), <br />[DS] Forum > Undercover > Action! > Asia<br />, <br />Japanese Video - Kamikaze Girls Vol.11 (0 ), <br />kuntilanak (8 ), <br />girL poweR:[japan manga], 47, <br />[PART II] Berfoto Bugil Di Sebuah Studio Foto (96 ), <br />ce2 pipis (rapid) w/preview (2 ), <br />Asian Girls Vids - Leilani - 2 (0 ), <br />Koleksi Pribadi (16 ), <br />BOS,saya sangat butuh jawaban tentang ATTACHMENT (6 ), 60, <br />6 Larangan dalam tidur (9 ), <br />Asian 1on1 - ANNA LEE [UNCENSORED] (4 ), <br />ProRat v1.9 Special Edition (0 ), <br />Tutorial Efek Glow Photoshop (0 ), <br />Cewe indonesia vs bule nyasar (5 ), , <br />Usul Bikin Grup Investigasi Ala Ds (2 ), <br />panda siap ditusuk (16 ), <br />H2O pOsT "Lon--- SoErAbAiA..." (16 ), <br />Cewe cantik lagi... (5 ), <br />We miss you .. Cuma ada di DS (26 ), <br />Japanese Rape (Rapidshare) - Will be Updated (130 ), <br />Di kebun dia bergaya (7 ), <br />★★ TheBlackAlley.com - Jasmine Wang - Set 04 ★★ (0 ), <br />Gimana sih cara upload, <br />C4 dari FS (16 ), <br />nenennya bagus (57 ), 60, <br />--------------------------------------------------------------------------------<br />, <br />Megumi Osawa - No Control Asian (5 ), <br />Re: CINA CANTIK [UNCENSORED], Buat yang request reupload (1 ), <br />Kasihan Deh Loe (10 ), <br />HIV /AIDS mohon dibaca (15 ), <br />bantuan YM (0 ), <br />Boxing Girl (1 ), <br />sumpe bikin gregetan.. (91 ), <br />Dapet Tante Cici EMoyyyy.... (18 ), <br />Blowjob di rumah kosong (1 )"> <br />Nana nih....mantap choey..... (6 ) <br />katanya sih anak palembang (24 ) <br />toge mandi (7 ) <br />ml di sofa (14 )gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-21191841997099666192008-08-10T01:49:00.000-07:002008-08-10T01:51:58.201-07:00Nikmatnya ngentot dengan 3 cowok sekaligus<span style="font-size:85%;"><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Aku adalah anak kuliahan yang memiliki gairah seksualitas yang tinggi. Semenjak keperawananku direbut oleh kekasihku ketika SMA, aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Bahkan aku membayar orang untuk memuaskan nafsu seksualku ini. Terkadang aku suka membayangkan bagaimana rasanya bermain seks dengan para buruh kasar, pasti akan sangat menyenangkan, karena mereka memiliki tenaga yang besar dibandingkan anak-anak orang kaya yang tidak pernah mengerjakan apa-apa.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Ada</span></span><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;"> seorang tukang air yang selalu mengangkut air minum untuk keluargaku. Orangnya sangat gagah, dan aku selalu menerka-nerka berapa “ukurannya” setiap kali dia mengantarkan minuman ke rumahku. Sehingga aku memikirkan sedikit rencana jahat untuk “ngerjain” dia. Wahyu selalu datang jam 10:00 setiap hari selasa, hari itu aku sudah siap-siap dengan rencanaku. Aku sudah menunggunya hanya dengan menggunakan handuk yang menutup tubuhku dari ketiak sampai pantat bawah, benar-benar minim. Dan aku juga tidak menggunakan apa-apa lagi di dalamnya. Dia pasti akan tergoda melihat pahaku yang putih mulus ini dengan dadaku yang berukuran 34B.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Pas jam 10:00, ada orang datang dengan mengetuk pintu, aku berteriak tunggu berpura-pura bahwa aku sedang mandi. Dengan tergesa-gesa dan handuk yang agak acak-acakan aku membukakan pintu untuk Wahyu. Ternyata yang datang bukan Wahyu, tetapi tukang listrik, aku sedikit kaget, wah… ada perubahan rencana nih, pikirku, tapi tak apalah, yang ini juga sangatlah gagah. Orang itu sedikit kaget karena aku hanya menggunakan handuk yang sangat minim. Tetapi aku tahu kalau “ade”-nya yang di dalam agak bangun melihat keadaanku. Aku bersikap sangat biasa sambil minta maaf padanya karena lama membuka pintunya.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Orang itu terlihat agak gugup, dan aku yakin dia pasti sangat ingin melihat di balik handukku ini. Berarti rencana tahap pertamaku berhasil. Aku melakukan rencana tahap keduaku, aku berpura-pura menjatuhkan bon yang dia berikan padaku dan aku mengambilnya dengan posisi membelakangi dia. Aku sangat yakin sekali kalau dia akan melihat pantatku. Dan seperti dugaanku, dia langsung menarik handukku. Aku berpura-pura kaget sambil menutup payudaraku dan kemaluanku. Dia hanya melihatku saja tanpa berkata apa-apa, tapi aku sangat yakin sekali dia sangat ingin menikmati tubuhku ini. Dengan perlahan-lahan kedua tanganku ini diturunkan, sehingga dia bisa menikmati tubuhku ini.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Setelah terdiam agak lama, dia tidak bereaksi sama sekali, aku pikir. Wah… harus mulai duluan nih. Tapi ini benar-benar menjadi tantangan buatku. Aku mendekatinya, tangan kananku mengelus-elus “senjatanya” itu dari luar celana dan tangan kiriku memegang lehernya dan mendorong kepalanya ke arah payudaraku. Ketika mulutnya mencapai puncak dari payudaraku, rasanya sangat-sangatlah nikmat. Aku mengerang keenakan, dan tiba-tiba aku ingat kalau pembantuku ada di atas. Dengan bisikan yang sangat menggoda.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Mmmhh… kita pindah… mmmhh… ke kamarku yuk! Ada si bibi di atas… eeeuuuhhh… enak banget,” tiba-tiba dia mengangkatku dengan posisi kakiku di pinggangnya dan kepalanya masih menikmati payudaraku. Tiba-tiba pintu terbuka dan Wahyu menongol dari pintu, aku begitu kaget. Hampir saja tukang listik itu menjatuhkan aku. Wahyu masuk perlahan-lahan, sambil tersenyum, dia berkata,</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Wah… lagi asyik nih, ikutan boleh nggak?” Aku tersenyum dan kemudian tukang listrik itu berjalan perlahan-lahan takut menabrak tembok dan meja diikuti oleh Wahyu.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Kamarnya dimana, Neng?” tanyanya padaku dengan mulutnya yang masih di payudaraku. Rasanya benar-benar menggetarkan hatiku.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Itu… aahhh… di situ… di sebelah kiri… ahhhh…!” aku benar-benar sangat menikmatinya dan sambil membayangkan dua orang yang akan memuaskanku. Setelah meletakkanku di atas tempat tidur, Wahyu langsung menutup dan mengunci pintunya. Kupasang kaset keras-keras supaya si bibi tidak mendengar yang sedang terjadi di dalam kamarku.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Kemudian Wahyu dan tukang listrik itu langsung membuka bajunya dan celananya masing-masing, lalu terlihatlah batang kesukaanku yang sudah berdiri keras, batang kemaluan mereka sangatlah besar dan panjang, aku baru melihat kemaluan sebesar itu sampai terbengong-bengong melihatnya. Secara tiba-tiba Wahyu langsung menyerbu kemaluanku yang sedari tadi sudah basah. Dia langsung melumatnya dalam-dalam di dalam mulutnya, aku berdesis keenakan,</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Aaahhh… enaaakkk!” Lalu tukang listrik itu melumat payudaraku dan tangannya yang satu lagi meremas-remas payudaraku yang lain. Aku berteriak-teriak kecil menahan keenakan yang mereka perlakukan padaku.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Wahyu… aku tak tahan lagi, masukin sekarang juga Yu!” tapi Wahyu tetap ngotot menikmati kemaluanku. Kemuadian tiba-tiba ada bunyi gedoran di jendela kamarku, ternyata di situ ada tukang bangunan yang sedang membangun rumahku.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Kemudian dia teriak, “Wey… ikutan donk!”</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Wahyu langsung memberi tanda agar si tukang bangunan masuk ke dalam. Si tukang listrik membukakan kunci pintu dan masuklah si tukang bangunan.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Wah… sudah lama saya ingin menikmati tubuhnya si Neng ini, akhirnya kesampean juga,” katanya sambil tertawa.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Kemudian dia membuka baju dan kulihat batangnya lebih besar dari Wahyu dan tukang listrik. Aku langsung berfikir, Wah.. bisa lemas nih aku melayani ketiga batang yang besar-besar ini. Wahyu mengambil posisi di payudaraku yang kiri dan tukang listrik di sebelah kanan dan tukang bangunan di kemaluanku.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Kemudian ketiga jagoan ini memulai aksinya. Tukang bangunan itu sangatlah ahli dalam memainkan lidahnya, dia terus menyedot-nyedot kemaluanku kemudian menggigitnya dan memasukkan lidahnya ke lubang kemaluanku. Wahyu melumat-lumatkan puncak payudaraku dan kadang-kadang menggigitnya. Dan si tukang listrik juga melakukan hal yang sama, tetapi dia lebih ganas, dia memasukkan seluruh payudaraku ke dalam mulutnya. Aku tidak tahan menghadapi mereka semua, sangat enak sekali.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Aaahhhh.. nggak tahan nih… mau keluar… ahhh…” akhirnya aku mencapai orgasme yang sempat tertunda tadi. Wahyu dan kedua tukang itu berebut menjilati cairan yang keluar dari lubang kemaluanku, benar-benar membuatku melayang di udara. Dengan setengah merem-melek aku tak sadar kalau posisinya telah berubah sekarang.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Wahyu tiduran dan mukaku tepat di atas batangnya yang besar itu, si tukang bangunan di belakangku sudah siap memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluanku dan si tukang listrik siap menikmati payudaraku yang terjuntai ke bawah.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Permainan pun dimulai, si tukang bangunan mulai menggenjot di belakangku, aku merasakan setiap gesekannya sangatlah nikmat karena batangnya yang besar itu. Sementara mulutku menikmati batangnya si Wahyu yang sedari sudah tak sabar ingin kucoba. Dan tukang listrik itu sangat menikmati payudaraku.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Aaahhh… ahhhh…” Wahyu dan tukang bangunan mengerang keenakan.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Mmmhhhh… nyam-nyam…” si tukang listrik menikmati setiap jengkal payudaraku. Dan aku, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa saking enaknya. Tiba-tiba genjotannya tukang bangunan makin cepat, aku rasa dia sudah mau keluar tapi aku masih belum mau keluar, dan kemudian… “Crooot… croott…” diikuti erangan keenakan dari si tukang bangunan.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Aaahhh…!” kemudian dia mencabut batangnya dari lubangku, aku melepas emutanku pada batangnya Wahyu dan dengan sedikit berteriak kepada tukang listrik.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Ayo cepat gantiin dia!”</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Si tukang listrik langsung menggantikan posisinya tukang bangunan, dan si tukang bangunan tergeletak di samping, dan batangnya sekarang sudah terlihat layu. Kemudian tak lama Wahyu pun orgasme, tapi aku terus menyedot-nyedot batangnya. Ternyata sodokannya tukang listrik lebih mantap dari tukang bangunan, tak lama kemudian aku orgasme yang kedua. Melihat itu bukannya berhenti, dia terus menggenjotnya sampai akhirnya dia pun orgasme.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Wahyu yang sudah mencapai orgasme tidak mau kalah dengan kedua tukang itu, dia langsung menyodokkan batangnya ke dalam lubang kemaluanku dan memaksaku untuk melayani nafsunya itu. Dia masih terus menggenjot padahal aku sudah sangat capai dan hampir mencapai orgasme lagi. Kedua tukang itu sekarang menonton kami sambil berteriak-teriak,</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">“Ayo Yu… terus… terus!” aku benar-benar capai. Dan secara tiba-tiba mereka bertiga menyerangku dan mulai menjilati, mengulum, menggigit seluruh tubuhku, aku tak tahan lagi dan akhirnya orgasme lagi dan begitu juga Wahyu. Dan mereka bertiga langsung menjilati kemaluanku yang sudah banyak cairan baik itu sperma dan cairan dari kemaluanku.</span></span><br /><span style="color:black;"><span style="font-family:Verdana;">Kemudian secara serentak mereka main kasar kepada tubuhku, si tukang bangunan duduk di perutku dan meremas-remas payudaraku, si tukang listrik menggigit-gigit kemaluanku dan memasukkan tangannya ke dalam lubang kemaluanku. Dan Wahyu lagi-lagi mita agar batangnya dikocok olehku. Mereka memaksaku, tapi aku sangat menyukai gerakan brutal ini sampai akhirnya aku orgasme.</span></span></span>gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-48509559670790147472008-07-27T09:12:00.000-07:002008-07-27T09:13:13.746-07:00Tehnik multiple orgasme berkali kali kuat senggama tahan lamaMultiple Orgasme utk priaPada laki-laki, kemampuan utk berfungsi secara seksual tergantung pada faktor psikologis, hormon, syaraf dan saluran darah. Urutan seksual pd laki-laki termasuk 5 langkah : rangsangan, ereksi, ejakulasi, orgasme dan detumescence (hilangnya ereksi). Sebetulnya langkah Ejakulasi dan Orgasme itu urutannya tidak selalu ejakulasi lebih dahulu, karena ejakulasi adalah bagian dari orgasme.Keinginan seksual diatur oleh faktor hormon dan psikologis. Kemampuan ereksi diatur oleh system syaraf dan system aliran darah. Ejakulasi diatur oleh sebagian system syaraf dan sebagian saluran darah. Orgasme adalah murni fenomena psikologis yang termasuk didalamnya kenikmatan/sensasi karena ejakulasi, dan detumescence (hilangnya ereksi) diatur oleh system saluran darah.Judul diatas adalah Multiple Orgasme bukan Multiple Ejakulasi. Hal ini untuk meluruskan mitos yang telah ada diantara laki-laki, bahwa Multiple Orgasme adalah Multiple Ejakulasi. Ejakulasi adalah keluarnya semen dalam orgasme laki-laki. Orgasme yang termasuk didalamnya kenikmatan karena/setelah/saat ejakulasi dapat dicapai dengan tidak selalu harus ejakulasi. Untuk ini salah satu cara untuk mencapai Multiple Orgasme adalah dengan latihan, karena orgasme adalah murni psikologis, jadi untuk mencapai kenikmatan karena ejakulasi, kita harus mendapatkan sensasi ejakulasi itu dg tanpa ejakulasi itu sendiri. Orgasme seperti ini disebut "Contractile Phase Orgasms (COP)" yaitu orgasme tanpa berlanjut ke "Expulsion phase orgasms" yaitu fase ejakulasi dan hilangnya ereksi, sementara dalam COP termasuk juga "perasaan ejakulasi" (juga termasuk 3 - 5 detik kontraksi otot di penis seperti saat ejakulasi) tetapi tanpa ejakulasi dan hilangnya ereksi. Dan/atau beberapa dari anda bisa juga sampai pada tingkat ejakulasi tanpa detumescence (hilangnya ereksi). Bingung ? Untuk lebih jelasnya baca terus.Pertama-tama kita harus mengenali dulu fisiologi dari alat orgasme ejakulasi pria. Tingkatan sampai ejakulasi sebenarnya dapat dijelaskan sbb: Sensasi pertama datang dari testis (biji), sensasi itu menjalar dari saluran epididymis dan saluran spermatic yang berkontraksi dan mengejang untuk memindahkan sperma kedalam prostate gland atau disebut juga ampulla. Ampulla terisi dengan sperma yang kita rasakan seiring dg kenikmatan rangsangan seksual. Rangsangan penis yang berkelanjutan ini memicu pengerasan dari organ seminal vesicle yang akan terus mengisi/mengirim cairan sperma ke ampulla. Setelah tekanan yang cukup tercapai (karena pengisian terus menerus) didalam saluran ejakulasi (urethra), prostate akan mengeras, kemudian akan mengeluarkan isinya ke urethra. Ejakulasi tak akan terelakkan jika prostate telah mengeras. Akhirnya, katup di ujung saluran ejakulasi akan terbuka seiring dg dimulainya refleks ejakulasi. Semen yang dikeluarkan dari penis adalah campuran dari berbagai cairan dg urutan keluarnya : 1. Cairan Prostat (10%); 2. Sperma (5%) dan Cairan Ampullary Gland (10%); 3. Cairan Seminal (70%) dan lagi; 4. Cairan Prostate (5%).Perhatikan, bahwa ada katup diujung saluran ejakulasi dan bahwa tekanan cairan yang memicu refleks ejakulasi. Anda dapat orgasme dan mengeluarkan cairan sperma, Ampullary dan seminal ke saluran ejakulasi tanpa memicu reflek ejakulasi itu sendiri atau membuka katup tsb. Mungkin ada diantara anda yang secara tidak sengaja pernah mengalami hal ini, dimana anda hampir mendekati ejakulasi yang hebat, lalu anda hentikan semua gerakan, dan penis anda mengeluarkan cairan (ejakulasi) tapi tetap ereksi, dan ketika anda lanjutkan gerakan anda, anda dengan mudah dapat ejakulasi lagi. Hal seperti ini bisa dilatih, meskipun bila anda telah dapat melakukannya sekali, anda belum tentu dapat melakukannya terus menerus setiap anda ingin, ketahanan tubuh atau kemampuan pengisian sperma ada batasnya. Hal ini disebut Multiple Ejaculation.Sedangkan untuk COP, anda dapat melakukannya berulang-ulang dengan selang waktu istirahat beberapa detik atau menit. Anda dapat kenikmatan yang sama tanpa ejakulasi, hal ini ditoleransi oleh tubuh anda, sehingga dapat dilakukan berulang-ulang.Keduanya, baik Multiple Ejaculation dan COP adalah termasuk Multiple Orgasme.Latihan 1 : PernapasanDg bernapas dalam dan teratur (tanpa terlalu sering), seseorang dapat menambah kontrolnya terhadap orgasme, dan menambah kemampuannya untuk mengatur kontraksi otot atau saluran kencingnya. Duduk di bangku dg punggung lurus dan kaki menyentuh lantai dan melebar sesuai lebar pundak anda. Letakkan tangan di pusar dan buat pundakmu santai. Tarik napas melalui hidung dan rasakan perut bagian bawah mengembang di daerah sekitar pusar (bawah dan sekitarnya). Diafragma dada juga akan turun. Dg tetap membuat dada anda santai, keluarkan nafas dg sedikit paksaan untuk mengecilkan perut anda, seperti anda mau menarik masuk pusar anda mendekati tulang punggung. Juga rasakan penis anda dan bijinya ikut naik/tertarik. Ulangi langkah 3 dan 4 sekitar 20 s/d 40 kali.Latihan 2 : Belajar memfokuskan perhatianLatihan selanjutnya ini adalah untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi. Kemampuan untuk memindahkan perhatian adalah hal yang juga cukup penting dalam seks. Pelahan tarik napas (kembangkan perut anda) dan keluarkan napas (kecilkan perut) seperti latihan 1. Tarik dan keluar napas ini dihitung sebagai satu napas. Lanjutkan bernapas memakai perut dan hitung dari 1 s/d 100, pikirkan hanya mengenai pernapasanmu. Jika anda pikir pikiran anda telah terpecah/tidak fokus lagi, mulai dari awal. Lakukan latihan ini minimal 2 hari sekali hingga anda dapat menghitung sampai seratus dengan mudah tanpa pikiran anda terpecah.Latihan 3 : Menemukan/mengenal Otot PC Waktu anda kencing, berdiri diatas jari kaki anda, bila perlu anda dapat berpegangan sebelah tangan ke tembok, jangan dua tangan (yg satu lagi kan megangin !!!) Tarik napas dalam-dalam Keluarkan pelahan, lalu ketika anda rasakan air kencing hampir keluar, keluarkan dengan kencang. Tarik napas dan kontraksikan otot PC anda untuk menghentikan kencing ketika air kencing belum habis. Keluarkan napas dan kencing lagi spt no. 3 Ulangi langkah 4 dan 5, tiga s/d 6 kali atau sampai anda selesai kencing.Otot PC (Pubococcygeus) bertanggung jawab utk kontraksi ritmik dari pelvis dan anus selama orgasme. Pd Cewe kontraksi otot PC bisa digunakan untuk memijit penis. Otot PC yg kuat dapat dihubungkan dg orgasme yg kuat pula. Bila anda dapat dg mudah mengatur Otot PC ini, anda dapat mengatur pula ejakulasi, karena dengan membuat relaks otot ini, katup urethra akan tetap tertutup. Ingat, MEMBUAT RELAKS, bukan membuatnya kontraksi. Dengan membuat relaks anda akan menghindari ejakulasi.Latihan 4 : Memperkuat Otot PCAnda dapat berhenti latihan no.1 bila anda telah terbiasa bernapas spt itu selama seks, dan juga no. 2 bila anda telah mampu memfokuskan perhatian anda, dan no.3 bila anda telah cukup mengenal otot PC anda. Tapi anda harus membiasakan latihan 4 ini. Lebih banyak anda lakukan, lebih kuat otot ini dan akan lebih baik lagi seks terasa oleh anda. Latihan ini dapat pula dilakukan oleh cewe untuk keuntungan yg sama. Catatan : Pd latihan dibawah ini, kontraksi yang hanya sangat penting adalah kontraksi otot PC. Anda dapat meliwatkan kontraksi mata dan mulut bila anda ingin. Tarik napas dan konsentrasi pada prostat (biji), perineum (daerah antara anus dan kantung biji), dan anus. Waktu anda keluarkan nafas, kontraksikan otot PC sekitar prostat dan sekitar anus dan juga kontraksikan otot sekitar mata dan mulut. Tarik napas dan relaks, lepaskan otot PC, mata dan mulut. Latihan RELAKS ini penting, harus benar-benar relaks. Ulangi langkah 2 dan 3, kontraksikan ototmu ketika keluarkan nafas dan lepaskan ketika tarik napas, lakukan 10 sampai 40 kali.Latihan 5 : Merasakan dan membiasakan kenikmatanSekarang kita belajar teknik dasar dari Multiple Orgasme Laki-laki. Ingat, orgasme dan ejakulasi secara fisiologis adalah proses yg berbeda yang dapat dinikmati secara sendiri-sendiri, orgasme sendiri dan ejakulasi sendiri, tidak bergantung satu sama lain. Kita berlatih untuk mengalami orgasme tanpa ejakulasi. Untuk Multiple Ejakulasi (ME), secara otomatis anda terlatih juga, tapi jangan terlalu berharap anda mahir dalam ME ini, sebabnya, baca lagi yg diatas.Latihan ini, mulanya tentu saja dg masturbasi (terutama utk anda yg ngga punya partner), untuk kemudian setelah cukup berlatih dapat dilanjutkan latihan dg partner anda. Mulailah melumasi penis anda. Pelumas dapat menambah sensasi. Pelumasnya terserah anda masing-masing, tapi yg tidak membahayakan dan tentu saja yg penting tidak mengurangi kenikmatan, malah harus menambah kenikmatan tsb. Mulailah lakukan gerakan-gerakan ritual anda, gerakannya terserah anda, ingat utk memijat dan menstimulasi seluruh penis anda dan kantung anda. Sambil melakukan pernapasan yg dalam dan teratur seperti di latihan 1. Coba perhatikan kenaikan rangsangan anda, perhatikan perasaan menggelitik di ujung penis anda, perhatikan tingkatan ereksi, juga kenaikan detak jantung. Jangan lupa, pernapasan teruskan. Bila anda terlupa pernapasan atau jadi kacau, berarti anda harus melatih lagi Latihan 1 dan 2 diatas. Idealnya anda bernapas spt itu dg tanpa anda perhatikan. Jika anda sudah sangat dekat utk ejakulasi, berhenti dan istirahat (mungkin dg bernapas dalam lalu menahannya utk beberapa saat). Coba perhatikan kontraksi dari otot PC dan anus yang muncul pada phase ini (ini adalah phase "COP" Contractile Orgasm Phase), walaupun jangan terkejut/kecewa bila cukup makan waktu untuk mengalami ini tanpa ejakulasi. Anda juga dapat mencoba memencet otot PC anda sekitar prostate bila prostate mulai kontraksi dan kamu rasa kamu tidak bisa menahan utk ejakulasi. Setelah anda pegang kontrol lagi, anda dapat mulai lagi sebanyak dan selama anda suka. Pada latihan ini anda harus melakukan no.4 penahanan ejakulasi, tepat saat anda sangat sangat hampir ejakulasi, pokoknya sedekat mungkin dg ejakulasi, lalu tahan dg merelakskan semua otot PC anda. Jika anda dapat mencapai COP (tanpa ejakulasi) dua kali atau lebih dalam sekali masturbasi tanpa hilang ereksi, maka anda harus cukup bangga, anda sudah mulai multi orgasmik.Mempraktekan Multi Orgasmik dalam seks dg partnerJika latihan 5 sudah anda rasa cukup (kontraksi dari otot PC yang menyerempet ejakulasi tapi tidak ejakulasi karena anda berhenti merangsang atau memencet otot PC anda) maka anda sudah dapat mempraktekkannya dalam seks dg partner. Perbedaannya disini adalah, bila dg partner anda bisa berhenti menggenjot atau minta partner anda berhenti atau slow down apapun yg mereka sedang lakukan. Adalah penting untuk cewe anda, dia mengalami orgasme dulu, bila ingin praktek multi orgasme ini, sehingga setiap anda berhenti atau menyuruh berhenti tidak begitu mengganggu dia. Jika cowo sudah ingin berhenti tetapi cewe sudah dekat ke orgasme dan tidak mau berhenti, ada beberapa pilihan, yaitu hentikan semua gerakan tapi cowonya harus menggantinya dg tangan atau yg lain. Pilihan lain adalah mengganti gaya genjotan, misalnya dari keluar masuk menjadi berputar dg tubuhmu menekan clitnya.Posisi Cowo diatas : posisi ini bagus untuk kontak mata, yg cukup bernilai jika keduanya adalah multi orgasmik dan mereka ingin saling membagi kekuatan psikologis. Meskipun posisi ini tidak begitu baik untuk merangsang G-Spot, tapi itu bisa dikiati dg menaruh bantal dibawah pantat cewenya, atau dg menaruh kakinya di pundak cowo (lebih tinggi lagi kakinya lebih dalam penetrasinya)Posisi Cewe diatas : posisi ini adalah yg termudah untuk cowo mengontrol ejakulasinya. Gravitasi cukup membantu, dan karena cowo dapat merelakskan otot PC, lebih mudah bagi cowo untuk menaruh perhatian pada apa yg sedang terjadi dan melambatkan segala sesuatu bila ejakulasi sudah sangat dekat. Posisi ini memudahkan cewe untuk merangsang clitnya selama seks. Cewe dapat mengontrol kecepatan dan tipe rangsangan ke clitnya sehingga diapun dapat mengalami orgasme berkali-kali.Posisi Cowo dibelakang : Posisi ini baik bila rangsangan yg kuat/keras diinginkan atau jika gairah menurun. Penetrasi yg dalam sangat mudah, akan lebih dalam bila cewe lebih melengkungkan punggung dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Perangsangan clitoris lebih mudah dan perangsangan G-spot sangat langsung kena. Kekurangannya adalah kontak mata, tapi bila anda punya kaca di depannya akan menghilangkan kekurangan ini, melihat pemandangan anda berdua ini akan sangat erotis bagi keduanya.gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-67513716719599408712008-07-27T09:08:00.000-07:002008-07-27T09:09:26.084-07:00Memeknya terus berulang-ulang berdenyut seperti meremas dan menyedoti spermaku"Cium aku dong.." kata Rani tiba-tiba sambil menengadahkan mukanya ke arahku. Matanya merem, dan bibirnya setengah terbuka. Akupun segera menurunkan mukaku, kemudian mengecup keningnya, kedua matanya, kemudian ujung hidungnya, dan kemudian aku mengecup bibirnya dengan lembut, yang dibalas lembut juga. Ciuman kita mulai dari kecupan-kecupan lembut, saling mengecup, kemudian makin lama berubah menjadi saling melumat. Lidah kita saling mencari, saling membelit, dan saling mengkait. Wangi badannya menambah nikmatnya ciuman kita. Dan nggak lama kemudian kita merasa sudah sama-sama terangsang."Dodi.. ayo.. mana janjinya.." rupanya Rani masih ingat apa yg aku bilang tadi siang. Dan aku juga memang diam-diam sudah mempersiapkan pelaksanaan janjiku."Iya.. , ayo kita ke ruang atas aja, dan.. ikuti aja apa yang aku lakuin yah.." Rani cuma mengangguk, dan segera aku bimbing ke lantai atas, tapi sebelum masuk kamarku Rani aku suruh tunggu didepan pintu, dan aku segera mengambil sesuatu dari kamar yang segara aku masukin ke saku celana. Kemudian Rani yang masih berdiri segara aku peluk, dan aku ciumi. Sungguh, sebenarnya aku sudah sangat gemas, tapi aku berusaha menahan dulu nafsuku yang sudah semakin naik. Sambil berciuman kemudian aku mengambil "sesuatu" dari saku celanaku, yang tidak lain adalah selembar kain yang sudah aku gulung dan sekarang aku ikatkan dikepalanya untuk menutupi matanya.Rani yang tidak menyangka matanya akan ditutup, mulai merasakan sensasi karena penasaran dan bertanya-tanya apalagi selanjutnya. Ciumannya menjadi semakin kuat. Dan ketika aku menghentikan ciumanku, dia mendesah-desah sendiri. Badannya pelan-pelan aku bimbing masuk ke kamarku, dan berhenti di samping tempat tidurku. Pelan-pelan tali dasternya aku lepas sampai jatuh di lantai, dan sekarang Rani cuma memakai celana dalam. Kontolku menjadi sangat tegang melihat Rani yang berdiri pasrah, menunggu, dan ujung putting susunya bergetar-getar manahan nafsunya sendiri."Dodi.. aahhh.." dasahnya ketika pelan-pelan celana dalamnya aku pelorotkan ke bawah. Aku tau kita sama-sama sudah nggak sabar ingin menuntaskan semuanya, tapi keinginan untuk memenuhi janji menahan aku untuk tidak segera melumati bulu-bulu halus di kemaluannya yang sudah tidak ditutupi apa-apa. Dan karena memang tidak segera diapa-apakan, nafsu Rani menjadi semakin naik, dan desahannya semakin keras. Kemudian Rani aku bimbing, badannya aku baringkan di tempat tidurku. Mulutnya kembali aku cium sambil aku membungkuk dari samping tempat tidur. Tangannya aku angkat ke atas ke ujung tempat tidur, dan.. aku ikat dengan kain yang sudah aku siapkan, aku ikat masing-masing ke ujung tempat tidur, sehingga sekarang tangannya tidak bisa bergerak. Ketika aku menghentikan ciumanku, badan Rani cuma bisa mengeliat-geliat, menunggu sensasi berikutnya, dan aku juga nggak berlama-lama, kaki kanannya segera aku ikat juga ke ujung tempat tidur, sehingga cuma kaki kirinya yang bebas bergerak."Dodi.. aahh.. sayangku.. mmmhhhh…" Rani sudah meracau nggak karuan, dan melihat badannya yang cuma mengeliat-geliat membuat kontolku semakin berdenyutan. Aku juga segera membuka seluruh pakaianku. Kontolku sudah sangat tegang. Kemudian pelan-pelan aku mengelusi badannya, seluruhnya, dengan lembut, dari ujung kaki ke ujung rambut, tapi tanpa menyentuh memeknya, juga tanpa menyentuh susunya, dan Rani bereaksi dengan semakin menggeliat dan mendesis-desis. Ketika pahanya yg sangat kencang itu aku elusi, Rani bereaksi dengan membuka kakinya lebar-lebar, sehingga belahan memeknya membuka, memperlihatkan itil dan lubang kenikmatan yang sudah dibasahi cairan yang mengalir keluar. Rasanya aku sudah sangat tidak sabar untuk segera menyedot dan mengisap seluruh cairan itu. Kemudian aku mengambil botol madu yang juga sudah aku siapkan, aku buka tutupnya, dan pelan-pelan madu yg kental aku oleskan ke puting susunya."Dodi…" badan Rani sampai terangkat ketika cairan madu menetes ke putingnya. Kemudian puting yang satunya lagi dan akhirnya aku teteskan ke susunya, belahan susunya, kebawah, sampai ke pusarnya. Dan erangannya semakin keras, dan badannya melonjak ke atas ketika puting susunya mulai aku jilat. Aku jilati semua madu yang ada di dadanya pelan-pelan, kadang-kadang juga dengan kasar, perutnya juga aku jilati. Semakinlama aku cium, putting susunya semakin keras dan semakin menjulang, dan menantangku untuk menikmatinya."Rani.. enak sayang.. ayo.. tereak aja.., aku suka denger kamu mengerang.." kataku sambil terus menjilat dan menggigiti putingnya. Nggak terasa mungkin aku malakukannya hampir 10 menit, sampai aku mulai mengalihkan sasaranku."Dodi.. terus.. aahhh… cepetan… aahhh" katanya ketika kaki kirinya aku kangkangkan lagi, dan ketika aku mulai menetaskan madu ke belahan memeknya, ke itilnya, dan dengan nggak sabar aku segera memainkan lidahku ke seluruh permukaan memeknya, manjilati madu yang semakin bercampur dengan cairan yang keluar dari memeknya. Itilnya aku sedot-sedot sampai Rani berteriak-teriak sambil mengangkat pantatnya ke atas. Cairan memeknya aku sedot habis, dan terus aku jilati cairan yang baru keluar, dan aku cari terus sampai kesumbernya, ke lubang kenikmatan itu. Pantatnya mulai bergoyangan dengan liar ketika lidahku mulai menyelip di bibir memeknya. Kaki kirinya aku sampirkan di pundak kananku sehingga selangkangannya makin menganga. Aku juga makin rakus menciumi dan menjitati seluruh bagian sensitif tubuhnya. Tanganku ikut meremasi susunya, sampai aku merasa memeknya meremasi lidahku yang menyelip-nyelip.Dan, ketika itilnya juga aku mainkan dengan telunjuk dan jempolku, denyutan memeknya semakin menjadi-jadi. Aku tau orgasmenya sudah dekat. Kata-kata kenikmatan yang keluar dari mulutnya sudah nggak jelas lagi dan berubah menjadi pekikan-pekikan kecil. Badannya yang terikat cuma bisa meronta-ronta dan pantatnya terus mendesak ke atas mendesakkan mulut dan lidahku untuk semakin dalam menjelajahi dinding memeknya. Pada akhirnya, kaki kirinya yang ada dipundakku menekan erat kepalaku dan pantatnya naik ke atas jauh dari kasur, dan mulutnya memekin keras sekali."hhh.. aaaahh.. Dodii…. Yaaaaa.. aaahhhh… sekkkarrrangg… yaaa.. aaahh.. sekkkarrangg…" pekiknya berulang-ulang ketika akhirnya dia orgasme. Dan orgasmenya datang beruntun terasa sekali di hentakan-hentakan pantatnya, juga kakinya yang kencang sekali, dan juga semburan-semburan yang langsung aku tangkap dengan lidahku. Aku yang tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan rakusnya menyambut dan terus melumati memeknya yang semakin basah. Dan rupanya semua kegiatanku membuat orgasmenya datang lagi, susul menyusul. Semakin kencang orgasmenya, semakin buas juga aku menikmatinya."ya tuhan.. aaahh… dodddii.. ahhh… a.. a.. hhhhh…." Jeritnya terus menerus.Akhirnya, setelah beberapa menit lamanya puncak kenikmatan itu datang, badan Rani berangsur-angsur bergerak semakin pelan, dan pantatnya juga sudah turun kembali ke kasur. Maka akupun tidak lagi menciumi memeknya, tapi sekarang mengelusinya dengan pelahan agar sisa kenikmatan yg dirasakan turun juga dengan pelahan. Jembutnya aku mainkan dengan lembut, aku sisiri dan aku usap-usap seirama dengan desah nafasnya yang semakin teratur."Dodi.., thanks yah.., kamu luar biasa sekali.." desahnya disela-sela nafasnya yang masih agak memburu. Dan ketika ritmenya sudah teratur lagi, akupun melancarkan aksi berikutnya. Aku melihat kontolku sudah sangat tegang, dengan urat-urat yang keluar menonjol, dan dari ujungnya sudah banyak sekali cairan yang keluar. Maka pelan-pelan sekarang kontolku aku usapkan ke perutnya, kemudian aku telusurkan naik ke susunya. Kemudian aku naik, duduk di atas perutnya agak ke atas, dan kontolku aku taruh diantara susunya. Sekarang susunya aku remas-remas dan aku jepitkan ke kontolku. Rasanya….."hhh… ranni…" akupun mulai mengerang sendiri, yang disambut dengan erangan Rani yang rupanya sudah mulai terangsang lagi. Badan Rani menggeliat lagi ketika kontolku yang terjepit susu itu mulai aku gerakkan maju mundur. Dan mungkin karena sudah sangat tegang, sehingga kontolku selain sudah keras sekali juga mamanjang dengan maksimal. Kalau aku gerakkan maju, ujung kontolku menyentuh dagunya, dan mulut Rani dengan otomatis langsung terbuka.."sini.. dodi.. sini.. aku telan.." desahnya yang semakin membuat denyutan kontolku semakin keras. Akhirnya akupun mengusapkan ujung kontolku ke bibirnya, dan karena tidak aku dorong ke mulunya maka cairan kontolku mambasahi bibirnya. Mulut Rani membuka menanti kontolku, dan karena tidak juga aku dorong, maka sekarang lidahnya yang menjulur keluar dan mulai menyapu ujung kontolku. Lidahnya yang lembut, dan terutama dengan melihat Rani yang tidak berdaya, membuat aku semakin mendesah merasakan semuanya yang semakin mendesak. Ketika akupun sudah nggak tahan sendiri, maka aku mulai membenamkan kontolku ke dalam mulutnya yang langsung disambut dengan lumatan lidahnya dan katupan bibinya yang menyedot-nyedot. Aku ikut membantu dengan memegangi kepalanya. Karena memang sudah menahan nafsu dari tadi, maka orgasmeku langsung datang dengan cepat. Kontolku menjadi berdenyutan, semakin keras, dan ketika saatnya aku rasakan sudah datang aku langsung mencabut kontolku dari mulutnya yang disambut dengan pekikan rani yang ingin merasakan spermaku.Tapi aku nggak peduli, dan kontolku yg sudah ada diluar mulutnya langsung aku kocok sendiri, dan…"aaahhh… aaahh… hhhh…" pekikku tertahan ketika akhirnya spermaku menyembur keluar kemana-mana. Dan itu sangat nikmat dengan terus menyemprotkan spermaku ke seluruh badannya, perutnya susunya, lehernya, dan ketika aku merasakan desakan lagi, aku langsung memasukkan kontolku ke mulut rani dan spermaku lagi-lagi menyembur dengan keras yang langsung mengalir ke dalam tenggorokannya. Rani juga berlaku seperti orang yang sangat kehausan, mulutnya terus-menerus menyedot tanpa henti tanpa menyisakan spermaku sedikitpun. Nikmat yang sangat luar biasa sekali. Dan mulutnya masih terus mengulum kontolku, walaupun ketegangannya sudah berangsur turun."dodi.. ahh.. jangan dicabut.. biar aja.. biar Rani bikin tegang lagi.." rengeknya saat aku mau mencabut kontolku dari mulutnya. Akupun karena memang masih menikmati sensasi ini menjadi batal mencabut, dan membiarkan kontolku untuk terus dikulum dan dimainkan lidahnya. Kemudian sembari mengatur nafas, ikatan yg menutupi matanya aku lepaskan, dan ketika matanya dengan pelahan membuka, aku tau bahwa Rani masih didalam nafsu yang tinggi. Matanya dengan sayu memandangiku sementara mulunya terus memainkan kontolku. Memang cuma itu yang bisa dia lakukan saat itu. Maka nggak sampe menunggu lama, kontolku sudah menjadi tegang lagi. Merasakan hal itu, mulut Rani semakin meremasi batang kontolku dengan nafas yang semakin memburu."mmhh… mmhh…hhh…" hanya suara desahan-desahan yang keluar dari sela-sela bibirnya. Kemudian waktu aku merasakan nafsuku sudah benar-benar naik lagi, dan kontolku juga sudah sangat kencang, aku mencabutnya dari mulutnya, kemudian membuka ikatan kakinya dan aku segera menindih badan Rani yang masih berlepotan spermaku. Mulutku langsung melumati mulutnya, dan badan kita bergeseran dengan nikmat, karena licinnya sperma yang bercampur dengan keringat. Rani cuma bisa menggeliat-geliat ketika kontolku yg sangat panas menempel di perutnya. Dengan tidak menunggu lama, aku langsung mulai menggeserkan kepala kontolku ke permukaan memeknya, ke belahan memeknya, diusapkan ke itilnya dan ke bibir memeknya. Akhirnya dengan pelahan aku mulai membenamkan kontolku yang langsung disambut Rani dengan melingkarkan kedua kakinya ke pinggangku erat-erat. Kemudian ketika ikatan kedua tangannya aku buka, tangan Rani langsung memelukku dengan gemas. Kita saling mengayun, meremas, mendesak, menggeram dan menikmati sensasi yang semakin tinggi. Dengan masih saling menggoyangkan pantat dan saling mencengkeram, posisi badan kita bergantian, kadang aku yang diatas, kadang Rani yang diatas. Kita sudah tidak memikirkan ganti posisi lagi, yang ada adalah menuntaskan semuanya dengan saling memberi kenikmatan."ahh.. Rani.. ahh terus sayang….""dodii… yyyaaaa…. Aaahh… yyaaa.."Badan kita terus bergulingan, dengan tangan sama sama memeluk erat. Kita juga sama-sama saling menghujamkan senjata masing-masing. Kalau aku pelan menarik kontolku, Rani juga menariknya pelan. Dan kalau aku menghujamkan kontolku, Rani juga menyambutnya dengan ikut mendesakkan pantatnya dan terus dihujamkan dengan pantat yang berputaran sehingga kontolku yang terbenam menjadi semakin terbenam dan seolah diremas oleh seluruh bagian memeknya. Begitu terus, berulang-ulang.., dan semakin cepat, dan semakin cepat, dan ketika sudah saling merasakan datangnya puncak kenikmatan itu, kita saling menggigit, dan jari-jari Rani mencengkeram punggungku erat-erat. Dan, ketika orgasme itu datang, kita merasakannya bersamaan."dodddiii.. hahhh… ahhhh.. yyyaaa.. sekkaraang…""iiyyyaa… ssaammmaaa…. Sekkarrangg.."Kita sama-sama menggeram, dan ketika akhirnya aku mengayunkan kontolku dengan keras, Ranipun langsung mengunci kakinya kepinggangku, dan terus memperketat lingkaran kakinya, sambil memeknya terus didesakkan kekontolku, dan denyutan-denyutan memeknya yang sangat keras membuat kontolku juga memuncratkan spermaku dengan sangat keras."aaahhh… hhhaaahhh… hhh…." Teriak kita berulang-ulang seirama dengan muntahan sperma yang membanjiri memeknya. Dan seperti juga mulutnya, memeknya juga seolah-olah mulut yang kehausan. <strong>Memeknya terus berulang-ulang berdenyut seperti meremas dan menyedoti spermaku</strong>. Kita masih terus saling menghentakkan badan uantuk beberapa saat, dan kejutan-kejutan badan yang kita rasakan datang sambung menyambung. Setelah semuanya akhirnya tertuntaskan, maka pelahan-lahan ritme gerakan kita semakin mengendur. Dan ketika semuanya normal kembali, yang ada hanya dengus nafas kita yang masih memburu. Kita terus berpelukan, dan masih menikmati sisa kenikmatan itu.gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-18776995241483272262008-07-27T09:03:00.000-07:002008-07-27T09:08:00.444-07:00vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis Jake mahasiswa seks bebassaat ini usiaku 23 th. Ini adalah pengalaman sex-ku bersama pacarku, sebut saja Jake yg berusia 29 th. Dengan Jake aku banyak mendapatkan pengalaman sex yang sangat berharga. Dengan Jake juga aku jadi mengenal sex bebas. Pada mulanya aku adalah salah satu gadis yang berprinsip tidak akan melakukan hubungan sex sampai nanti setelah menikah. Sejak kami pertama kenal dan kemudian menjalin cinta, Jake sudah sangat tau tentang prinsipku yang satu itu. Waktu berlalu, tahun 1998 dan tak terasa 2 tahun sudah hubunganku berjalan dan sampai sejauh itu aku masih bisa konsekwen dengan prinsipku. Jake sering menyatakan kekagumannya kepadaku sebagai wanita yang sangat bisa menjaga kesucian. Padalah kami sering kali menghabiskan malam bersama-sama. Kadang aku menginap dirumahnya (dia tinggal sendiri, orang tuanya ada di kota lain). Ini kami lakukan karena kami sangat jarang berjumpa. Dan disaat itu, kami tidak pernah melakukan sesuatu yang diluar batas. Hanya petting. Perlu kuberitahu Jake punya nafsu sex yang lumayan besar. Kalau sudah sangat bergairah, dia agak sulit mengontrol diri. Dan kalau sudah begitu aku lebih suka mengambil jalan aman dengan cara 'menenangkan' dia. Jake paling suka dengan oral sex. Untuk meredakan nafsunya aku sering melakukan oral sex dengan menjilat dan mehisap-hisap penisnya sampai akhirnya dia mencapai kepuasan. Sementara aku juga menikmati 'kepuasan'ku sendiri dengan permainan lidah dan jari Jake yg sangat lincah pada vaginaku sampai aku mencapai orgasme. Mungkin karena perasaan cinta dan percaya yg sudah demikian lekat kami merasa sekarangpun kami sudah menjadi suami istri. Dalam bercinta semakin hari Jake semakin 'berani' dan kadang tidak mengindahkan lagi peringatanku untuk tidak 'terlalu' dalam melakukan cumbuan.Lama-kelamaan aku tidak dapat menahan lagi 'gempuran-gempuran'nya setiap kali kami bercinta. Yang selama ini kami lakukan biasanya cukup petting, namun belakangan ini Jake suka sekali mengarahkan penisnya ke vaginaku. Sebagai manusia biasa, tentu saja aku lama-lama merasa penasaran dengan kenikmatan yg sering disebut orang sebagai surga dunia itu. Antara prinsip yg coba kupertahankan dengan rasa cinta bercampur penasaran. Pada akhirnya aku tak tahan dengan desakan-desakan naluriku sendiri sebagai wanita normal.Malam itu seperti biasa Jake menelefonku dan mengajak aku untuk menginap dirumahnya. Begitu sampai rumahnya Jake sudah merapikan kamarnya dan dia juga telah menyiapkan semua peralatan yg kubutuhkan untuk mandi. Selesai mandi tubuhku yang masih berbalut handuk dipeluknya. Jake memang selalu hangat dalam bercinta. Diciumnya tengkuk-ku. Dia memang sangat tau bagian-bagian paling sensitif dari tubuhku. Aku mengelak sambil mendorongnya pelan. Kukatakan aku ingin memakai baju dulu karena dingin. Jake sengaja memilihkan baju tidur yang dibelikannya untukku. Sebelumnya aku sudah tau dia ingin making love malam ini. Begitu aku selesai aku membaringkan tubuhku dikasur. Diapun segera menyusul dan membaringkan tubuhnya disampingku. Sambil sesekali mencium kening dan pipiku Jake dan aku ngobrol-ngobrol ringan dulu. Tangannya sesekali mambelai rambutku. Matanya memandangku begitu dalam, penuh kecintaan…aku merasa beruntung sekali memiliki kekasih yang orang bilang sangat ganteng dan setia.Pandangan mata kami bertaut dan saling mencari makna masing-masing didalamnya. Bibir kamipun saling bertaut. Jake mengulum bibirku dengan berapi-api, seolah ingin dilumatnya habis. Napasku sedikit sesak karena ciumannya yg bertubi-tubi. Namun akupun tak mau kalah, kubalas juga ciumannya dengan permainan lidah yang tak kalah dahsyat. Kupeluk tubuh lelaki yg sangat kucinta itu, hidungku segera saja mencium aroma sexy tubuhnya yg sangat kusukai. Sementara tangan Jake mulai beraksi. Dengan gerakan yang lembut, telunjuknya berputar-putar mengelilingi payudaraku yang ditutupi gaun tidurku yang tanpa bra. Dari balik gaun tidurku dapat kurasakan sentuhan tangannya yang mendatangkan rasa nikmat. Telunjuknya mengusap-usap putting susuku yang telah mengeras karena rangsangannya. Demi melihat putting susuku menonjol tegak, dengan gemas Jake meremas-remas payudaraku. Tangannya yang kokoh kini telah menguasai tumpukan daging kenyal yang sangat disukainya. Matanya kadang terpejam merasakan kenikmatan yang dia dapat dari remasan tangannya di payudaraku."Ooohh…Sid….hmm….." bisiknya. Detik berikutnya tangannya beralih dari dadaku dan berusaha untuk melepaskan baju tidur yang melilit tubuhku. Dengan tidak sabar dilepasnya baju itu dan dilemparnya entah kemana. Sementara aku sudah sangat terangsang dari tadi. Dapat kurasakan bagian selangkanganku menjadi sedikit tegang dan basah. Setelah puas menciumi bibirku kini bibirnya bergerak pelan kearah bawah melewati leherku…dikecupnya lembut, dari situ bibir Jake bergerak menjilati kupingku. Aku menggelinjang nikmat mendapat perlakuan seperti itu. Bibirnya terus menelusur kebawah dan kini telah sampai diantara belahan buah dadaku yang Jake bilang sangat sexy karena ukurannya dan kekenyalannya. Lidahnya bermain-main dan menyapu-nyapu diantara gundukan bukit kenyalku yang berukuran 36C. lidahnya yg hanya berputar-putar disekitar payudara dan putting susuku membuatku gemas. Puttingku sudah tegak mengeras menanti kehangatan bibirnya namun tampaknya Jake sengaja mempermainkanku dengan tidak menyentuh bagian paling sensitif dari dadaku itu. Setelah beberapas lama aku tidak tahan dan akhirnya merengek manja."Ooohh…Jake…jangan main-main doongg…." desahku. Jake hanya tersenyum melihat wajahku yang sudah sangat gemas dan tidak sabar. Detik berikutnya saat yang kunanti akhirnya tiba juga. Jake menjilatkan lidahnya yang hangat di putting susuku."ooohh…sayaanggg…" desisku lega. Tidak sampai disitu Jake pun mulai menghisapinya bagaikan seorang bayi yang sangat kehausan. Putingku disedot-sedot, dihisap dan dijilatinya. Aku semakin mendesah dan merintih-rintih nikmat! Sepertinya Jake semakin terangsang dengan suara eranganku.Sementara itu tangan kokoh Jake mulai menelusuri pinggang dan perutku, terus bergerak kebawah. Ketika tangannya menyentuh bagian selangkanganku, Jake mengusap-usap rambut-rambut halus yang tumbuh disana. Aku menggeliat gelisah dan mendesah-desah. Kegelisahanku seolah terbaca oleh Jake. Maka tanpa menunggu lagi tangannya dengan lincah membuka CD minim-ku yg berwarna hitam turun dan terus menuju vaginaku yang sudah sangat basah itu. Diusap-usapnya lembut..kemudian jari tengahnya mulai digeser-geserkan kebelahan vaginaku. Aku mengerang penuh kenikmatan. Oohh…betapa aku merasakan nikmat yang membuatku semakin menjulang tinggi. Jake mengelus-elus vaginaku dan telunjuknya kini berputar-putar disekitas lubang vaginaku. Telunjuknya yang kini basah diusapkannya ke clitku. Dan dia pun mulai mengusap dan membasahi clitku dengan cairan vaginaku sendiri.Sementara akupun tidak mau tinggal diam. Tanganku mencoba menggapai-gapai penisnya dan ketika penis itu telah berada dalam genggaman tanganku, dapat kurasakan ooohh…alangkah besarnya penis kekasihku. Penis itu sudah sangat tegang dan keras sekali, aku rasakan penis itu berdenyut-denyut hangat. Jake mendesah pelan ketika kukocok-kocok lembut penisnya. Sementara itu tangannya semakin ganas divaginaku. Jemarinya dengan lembut mengusap dan sesekali dicubit-cubitnya clitku yg sudah sangat tegang. Aku mendesah…mengerang….dan merintih nikmat…dalam pada itu naluriku seolah menuntut agar Jake melakukan sesuatu yang lebih dan lebih lagi! Tiba-tiba tubuh Jake melorot kearah bawah, menuju selangkanganku. Aku tau apa yang ingin dilakukannya dan aku sudah tak sabar untuk menikmati rasa itu. Benar saja. Aku merasakan hidung Jake menyentuh-nyentuh rambut-rambut halusku. Belum kuresapi betul kenikmatan itu, kini lidah Jake sudah mulai beraksi dengan menjilati semua bagian vaginaku. Dihisap dan sesekali digigitnya clitku. Aku hanya bisa pasrah sambil menikmati permainan lidahnya yg luar biasa. Tak puas dengan itu, jarinya membuka lebar bibir vaginaku agar lebih lebar dan terlihat jelas.Untuk sesaat dia tidak melakukan aktivitas apapun. Matanya menatap kagum ke arah vaginaku. Dia berdecak kagum. "Hmm…Sid, vaginamu indah sekali." bisiknya berulang-ulang. Tiba-tiba Jake mengambil senter kecil dan menyorotkan cahayanya ke arah lubang vaginaku. Aku tanya apa yg dia ingin lakukan dengan senter itu. Jake bilang ia ingin melihat lubang vaginaku yang sesungguhnya. Ini adalah pengalaman sex yg pertama bagi kami. Bukan cuma aku, Jake-pun sebelum ini belum pernah melihat bentuk vagina yang sesungguhnya, hanya melalui film blue saja. Maka ketika yang dihadapinya kini adalah vagina yg sebenarnya dia merasa takjub…inilah lubang kenikmatan itu.Sambil masih terus menyorotkan senter itu ke vaginaku Jake berkata, " Sid…lubang tempat masuk penis itu ternyata kecil sekali…sangat sempit. Sepertinya nggak mungkin mampu dilewati penisku yangs sebesar ini" bisiknya bodoh. Aku hanya tersenyum dan berkata, " Itu namanya aku masih asli, sayang…Nanti kalau sudah masuk, dia akan membesar mengikuti besar penis kamu.." jawabku sok tau."Sid…milikmu indah sekali, kau harus melihat sekali-sekali bagaimana bentuk vaginamu didalam…kulitnya lembut sekali dan berwarna kemerahan yg segar. Ahhh…aku sudah tidak sabar ingin menikmatinya dalam arti yg sesungguhnya." Bisik Jake."Maksudmu apa…?" bisikku"Bolehkan kalau aku…mm….aku ingin kita melakukan sex yang sebenarnya…bukan cuma petting seperti yg kita lakukan selama ini,.." katanya ragu…Aku terdiam sejenak. Antara prinsip yg kupertahankan selama ini dengan naluriku yg sudah hampir meledak menuntut suatu kenikmatan bercampur dibenakku. Terus terang, akupun saat ini ingin sesuatu yg 'lebih' dari apa yg pernah kami lakukan sebelumnya.Aku tak tau apakah Jake mengerti apa yg tengah kupikirkan, tetapi tanpa menunggu jawabanku Jake kembali melakukan aksinya lagi. Kini dengan nafsu yg lebih bergelora ia menjilati seluruh permukaan vaginaku. Lidahnya bermain-main di clitku. Aku bagaikan cacing kepanasan menggeliat kesana kesini, kakiku bergetar menahankan kenikmatan yg kurasakan diseputar vaginaku. Desahanku yg semakin keras sepertinya membuat semangat Jake makin tinggi. Tiba-tiba Jake merubah posisinya terbalik diatas tubuhku. Kini penisnya tepat berhadapan dengan wajahku. Dengan sigap akupun menangkap penisnya yg sudah sangat tegang itu untuk kemudian kuhisap dan kujilati. Dengan gerakan maju mundur mulutku terus berkecipak mengulum penisnya.Sementara tanganku yg lain meremas-remas buah pelirnya yg menggantung. Mendapat rangsangan demikian, Jake semakin mengganas dibagian vaginaku. Dijilatinya terus clitku dan dihisap-hisapnya bibir vaginaku berrgantian. Oooohh…nikmat sekali. Kenikmatan yang sudah sampai keubun-ubun membuat kami berdua bagai dua orang yg kesetanan. Hingga pada akhirnya Jake kembali pada posisi semula. Tubuhnya menindih tubuhku dari atas setelah sebelumnya dibukanya lebar-lebar dua kakiku. Mulutnya kembali menciumi bibir dan payudaraku bergantian. Kemudian dia bangkit, Jake kini berdiri dengan dua lututnya persis diantara dua kakiku yg telah dibukanya lebar. Tangannya menuntun penisnya kearah vaginaku. Aku mendesah…lirih…Aku tau apa yang ingin dilakukannya. Aku sudah tidak peduli lagi. Dalam hatiku sudah bulat untuk mengawininya dan yg penting diatas semua itu, aku percaya Jake dengan sepenuh hatiku. Aku siap untuk kehilangan virginitasku malam ini. Penisnya kini telah menyentuh lubang vaginaku, Jake berusaha memasukkan kepala penisnya yg besar ke lubang kecil itu. Ditekannya sedikit..pelan…dipandangnya wajahku dan bertanya apakah aku merasa sakit. Aku hanya menggeleng lemah. Jake meneruskan usahanya memasukan penisnya ke lubangku. Kali ini ditekannya sedikit keras. Aku menahan napasku, rasanya sebagian kepala penisnsya telah masuk, dapat kurasakan dari lubangku yg terasa agak meregang. Sejauh ini belum terasa sakit. Merasa telah memasukkan sebagian kepala penisnya ke lubangku, Jake melepas tangannya yg tadi menuntun kepala itu untuk masuk kelubangku. Dia mulai menggoyangkan pantatnya pelan, menekan kebawah, ke vaginaku. Namun kepala itu lepas. Beberapa kali Jake melakukan itu, namun pada saat tangannya dilepas, penis itupun ikut lepas. Keringatnya mulai muncul, tubuhnya basah. Aku tau, dia berusaha melakukannya dengan lembut sekali karena takut aku merasa kesakitan. Jake memang sangat pengertian.Aaaah…. desahnya pelan. "Sulit sekali, sayang…masih sempit" bisiknya. Aku menyeka keringatnya disekitar wajah dan keningnya. Dikecupnya bibirku. "Aku cinta kamu, sayang…" bisiknya lagi mesra. Aku memejamkan mataku merasakan kebahagiaan ini. Sementara tanganku kini mengusap-usap putting susu Jake. Jake sangat sensitif dibagian putting susunya, terutama yg sebelah kirinya dan aku tau betul itu. Benar saja, Jake langsung mendesah-desah."Ooohh….nikmatnya, sayangg.." desisnya. Aku semakin bersemangat. Jari-jariku menari-nari diputing susunya. Jake menggelengkan kepalanya dengan mata terpejam. Kini tangannya mencoba lagi memasukkan penisnya kelubangku yg basah. Sebagian kepalanya telah masuk kini, Jake menekannya sedikit keras. Kurasakan lubangku kembali meregang. Kali ini Jake tidak melepaskan tangannya. Dibimbingnya terus penis itu sampai masuk ke vaginaku. Bless…kurasakan sesuatu menyodok kedalam. Kupikir semua penisnya telah masuk, ternyata yg masuk baru kepalanya saja. Seluruh kepala penis Jake kini telah masuk kelubangku. Ada sedikit perih dan sesuatu yg mengganjal dibulangku. Tapi aku begitu menikmati sensasi yg ditimbulkannya. Aku mendesah…dan Jakepun berdesis pelan…Ia mengambil napas dalam-dalam."Sakit sayang..?" tanyanya lembut. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Aku merasakan perih dan nikmat secara bersamaan. Kemudian dengan pelan namun pasti Jake menekankan penisnya kedalam dan semakin dalam. Oohh…aku rasakan sesuatu yg sangat besar bergerak masuk kelubangku yg sempit. Jake mendesah…"Oooh…Sid, nikmat sekali sayang.." Jake terus memasukkan penisnya sampai betul-betul masuk semua. Akupun merasakan vaginaku sangat sempit atau memang ukuran penis Jake yg terlalu besar. Aaaah…nikmat sekali. Pelan dan lembut Jake mulai mengayunkan dan menggoyangkan pantatnya. Otomastis penisnya pun jadi menghunjam-hunjam dalam lubang vaginaku. Aku mengerang dan mendesah sejadi-jadinya. Nikmat yg kini kurasakan tak terjabarkan dengan kata-kata. Aku malah mendorong pantat Jake dengan tanganku seolah ingin penis Jake lebih masuk dan menusuk ke bagian terdalam vaginaku. Tau aku telah menikmati permainan ini, Jake mempercepat gerakannya mengayuh pantat. Dan akupun semakin mengerang nikmat. Setiap hunjaman penisnya divaginaku kubarengin dengan pantatku yang sengaja kudorong keatas dan sedikit diangkat. Sehingga gesekan-gesakan penis dengan dinding vaginaku dapat lebih kurasakan. Ujung penis Jake yg besar serasa menyodok-nyodok ujung peranakanku dan ini mendatangkan rasa yg luar biasa sekali. Desahanku telah berubah jadi erangan dan eranganku lama kelamaan berubah jadi jeritan yg tertahan. Oooohh….Kami terhanyut dalam kenikmatan yg baru kali ini kami rasakan. Tubuh kami kini sudah bermandi peluh, napas kami memburu Selama lebih dari 20 menit Jake dan aku berpacu mendaki puncak kenikmatan. Sambil menghunjamkan penisnya mulut Jake tak mau ketinggalan dengan terus mengulum payudaraku. Dihisapnya putting susuku dengan penuh gairah. Aku merasakan kenikmatan dari segala penjuru tubuhku. Jake memang luar biasa!Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yg mendesak keluar dan dibarengi dengan rasa nikmat luar biasa. Aku akan orgasme, pikirku. Aku mendesis-desin dan sambil mempererat pelukanku dipunggungnya aku semakin mempercepat goyangan pantatku yg mengimbangi goyangan pantat Jake. "Jake…oooohh…..sayangg….aaacchh………..aku keluar….ooooooohhhhhhhhh…..!!" aku menjerit dan secara relfek kugigit bahu Jake. Jake semakin mempercepat gerakan pantatnya, lincah sekali dia. Kurasakan bagian dalam vaginaku bedenyut-denyut dan ada rasa hangat yg menjalar. Aku memejamkan mataku rapat-rapat. Sementara mulutku mengerang nikmat. Napasku mendengus-dengus…"Oooohh…Jake…ooohhh….aaaahhhhh……… desahku bagai tak berkesudahan. Dan kini giliran Jake yg bagai orang kesetanan."Oohh…ooohhhh…..Sid… enak sekali jepitan vaginamu, sayang….!" Desisnya. Rupanya Jake merasakan otot vaginaku berkontraksi meremas-remas dan menyedo-nyedot penisnya yg ada didalam. Diapun semakin mempercepat hunjaman-hunjaman penisnya divaginaku. Aku mendesis-desis. Selama 2 menit aku merasakan<strong> vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis Jake</strong>. Detik berikutnya Jake berbisik dengan sedikit tertahan. "Ooohh….Sid….aku mau keluar….!!" "Aaaaahhh……….hhhhhhhm…….oooooooooohhhhhhhhh "Tiba-tiba Jake bangkit dan mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Sedetik kemudian, <strong>cret…crett…crett….spermanya</strong> berloncatan dan tumpah tepat diatas perutku. Tangannya dengan gerakan sangat cepat mengocok-ngocok batang penisnya seolah ingin mengeluarkan semua spermanya tanpa sisa. "Aaaaahhhhhhhh……………." Jake mendesis panjang dan kemudian menarik napas lega.Dibersihkannya sperma yg tumpah diperutku. Setelah itu kami tergolek lemas sambil mengatur napas kami yg masih agak memburu sewaktu mendaki puncak kenikmatan tadi.gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-84973053533592184232008-07-27T08:59:00.000-07:002008-07-27T09:00:39.049-07:00Dari vagina saya mengalir cairan sperma Sinyo beserta beberapa tetes darah perawan sayaCerita ini bermula dari 2 tahun yg lalu ketika saya dan Sinyo baru saja mulai pacaran. Saat itu saya masih duduk di bangku kelas 3 SMU. Semula kita ragu untuk melanjutkan kisah asmara kita ini krn saya akan melanjutkan sekolah saya ke Amerika. Tapi kita sependapat untuk menjalani dulu keadaan ini. Pada waktu kelulusan, Sinyo bermaksud melanjutkan kuliahnya ke Bandung. Selama 2 minggu di Bandung Sinyo selalu mengeluh banwa dia rindu dengan saya dan meminta saya untuk menyusulnya ke Bandung.Dengan alasan mau membuat visa ke Jakarta, akhirnya saya menyusul Sinyo ke Bandung. Di kost Sinyo, saya menyewa satu kamar untuk seminggu. Hari-hari pertama dilewatkan dgn canda tawa. Sebenarnya saya dan Sinyo suka melakukan petting. Tapi kita tidak pernah sampai melampaui batas.Entah mengapa, pada hari ke 6, saat itu keadaan kost sedang sepi, terjadilah hal yg lain dari biasanya. Sementara kita menghabiskan waktu berdua di kamar.Waktu itu kita sedang bercengkerama. Seperti biasa doi tidak bisa diam kalo sedang berbicara berdua dgn saya. Dia mulai mencium bibir saya dgn mesra. Tangannya mulai meraba dada saya dengan lembut. Perlahan, kancing baju saya dibukanya satu persatu. Sambil terus melumat bibir saya, dia mulai melepaskan pengait BH saya. Kemudian tampaklah buah dada saya yang walaupun tidak terlau besar (34) namun cukup membuat Sinyo ketagihan untuk menciuminya.Sinyo mulai menciumi dan meremas buah dada saya. Bila sudah begini, biasanya saya tidak akan tahan lama. Kemudian saya menindih Sinyo dan mulai menggesek-gesekan kemaluan saya pada kemaluannya. Walaupun kita masih sama-sama mengenakan celana jeans, gesekan-gesekan yg saya lakukan itu terasa enak sekali. Saya membayangkan alangkah nikmatnya bila kemaluan Sinyo dimasukkan ke dalam vagina saya.Sebenarnya saya termasuk orang yg berpendirian kuat untuk menyerahkan kesucian saya pada malam pertama. Tapi saya merasa yakin bahwa Sinyola yg akan menjadi calon suami saya. Dan mungkin karena saya terlalu mencintai Sinyo, sehingga saya rela menyerahkan kesucian saya pada Sinyo.Kemudian saya berkata kepada Sinyo..." Kamu mau tidak melakukan itu dengan saya???"" Saya tidak mau, kamu nanti akan menyesal."" Saya siap, dan apapun resikonya saya tidak akan menyesal."" Kalo kau memang menginginkannya, bukalah celanamu untuk membuktikannya."Kemudian saya membuka semua celana saya sehingga saya sekarang tampil tanpa busana di depan Sinyo. Doi tampak terkejut dgn perbuatan nekat yg saya lakukan. Tapi kemudian dio menyadari bahwa saya bersungguh-sungguh. Kemudian doi juga menanggalkan celananya dan tampaklah kemaluannya yg sudah berdiri tegak menantang. Doi mulai menciumi bibir dan dada saya. Seolah tanpa sadar, saya terus mendesah, sementara Sinyo semakin menciumi saya dgn buas. Terasa ado cairan hangat yg mengalir keluar melalui vagina saya.Kurang lebih 10 menit kemudian Sinyo menanyakan kepada saya" Apakah kamu sudah siap???"" Ya, lakukan saja."Sinyo mulai mengambil posisi agar kemaluannya dapat masuk ke dalam vagina saya dengan tepat.Sambil terus menciumin saya, tangannya mulai meraba-raba, mencari lubang vagina saya. Setelah ketemu, dibimbingnya kemaluannya menuju vagina saya. Dgn hati-hati ditekannya kemaluannya. Tapi kemaluannya selalu menemukan kesulitan dalam menembus kesucian saya. Di samping itu, setiap kali dia berusaha memasukkannya, saya selalu meringis karena perih.Doi kelihatan mulai resah karena selama 10 menit belum bisa menembus pertahanan saya." Noni, coba kamu lebarkan kedua kaki kamu lebih lebar lagi."Saya menuruti permintaan Sinyo. Saya mengangkat kedua kaki saya dan membukanya lebih lebar sehingga Sinyo dapat dgn leluasa mengarahkan kemaluannya ke vagina saya. Sedikit demi sedikit, kepala kemaluan doi mulai dapat masuk ke dalam vagina saya. Walaupun saya merasakan perih, saya coba untuk tidak mengeluh kepada Sinyo. Sinyo mulai memaju mundurkan kemaluannya, hingga pada suatu saat, Sinyo mulai menekan kemaluannya dengan kuat.Saya terpekik terkejut krn kemaluan Sinyo sekarang telah berada di dalam vagina saya semuanya." Sakitkah Sayang???"" Ehm... tidak, teruskan saja."" Kalo sakit bicaralah dan saya akan menghentikan semua ini."Sinyo mulai memaju mundurkan kemaluannya. Semula saya masih merasakan sakit, tapi kemudian saya mulai dapat merasakan kenikmatan ayunan pinggul Sinyo. Saat itu Sinyo hanya setengah sadar. Matanya mulai terpejam, seolah menikmati gesekan demi gesekan. Kadang Sinyo mempercepat gerakkannya, kadang memperlambat. Sayapun mulai mendesah tidak karuan" Uh...Sayang, aduh enak sekali..., terus, ough......"" Noni, aku cinta kamu..., enak ngak Sayang???"" Ehm... enak sekali, teruskan, lebih cepat lagi..."Sinyo mulai mempercepat permainannya, dan sayapun mendesah sambil terus menyebut namanya. Sinyo semakin mempercepat ayunannya karena dia merasa telah hampir sampai klimaks." Sayang, apakah kamu keberatan kalo saya mengeluarkan sperma saya di dalam kemaluanmu??"" Tidak, lakukan saja. 2 hari yg lalu tamu bulanan saya sudah habis, jadi saya tidak mungkin hamil."Kemudian Sinyo mengerang halus dan dia mengalami klimaks. Sebenarnya saat itu sayapun hampir mengalami klimaks, tapi ternyata Sinyo telah mendului saya, sehingga saya tidak merasakan klimaks saat itu. Sinyo kemudian lemas dan berbaring di sebelah saya. <strong>Dari vagina saya mengalir cairan sperma Sinyo beserta beberapa tetes darah</strong> yg menjadi satu dgn spermanya.gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-68403787106271254132008-06-13T04:36:00.000-07:002008-06-13T04:38:32.526-07:00Santi kusuruh menungging, dan dengan nafsu memuncak kutusukkan penisku ke anusnya,Aku masuk, disambut oleh seorang cewek yang ternyata adalah yang bertugas menjaga warnet tersebut. Mulanya aku tidak begitu memperhatikannya, berhubung hatiku lagi kesal sekali sama ulah si Jack tadi. Tapi ketika aku mulai meng-klik mouse dan sedang menunggu connect-nya internet, baru aku perhatikan bahwa cewek penjaga ini punya wajah cukup lumayan dan body yang oke juga. Terus terang, saat itu juga aku terpikat oleh penampilannya, aku jatuh hati pada "the way she look".<br /><br />Aku sibuk berpikir dalam hati, bagaimana cara aku berkenalan dengannya? Tapi mungkin memang takdir cara itu datang dengan sendirinya, cewek itu tidak lama kemudian membuka juga internet dan dia duduk persis di belakangku, jadi posisi kami saling memunggungi satu sama lain. Aku sempat menoleh ke belakang, dan kulihat dia membuka “YM".<br />"Kayaknya dia mau chatting nih..," pikirku.<br />Ternyata benar, dia mau chatting, dan aku sempat melihat kalau dia pake "Id" santhie. Langsung saja aku masuk ke "YM" juga, aku "PM" dia, eeh dia nge-reply.<br /><br />Kami berkenalan, dan selama chatting itu dia sama sekali tidak sadar kalau yang sedang ngobrol dengannya adalah cowok yang duduk tepat di belakangnya, hihihihi. Pas sejam aku selesai, aku bayar, aku pancing obrolan dengannya, aku tahu sekarang namanya "Santi". Tampangnya benar-benar membuat aku mupeng.<br /><br />Aku lalu keluar, pergi ke bengkel menemui si Jack, mobilnya sedang dikerjakan. Sambil iseng aku coba telepon warnet tsb, yang no nya aku dapat dari keterangan di papan nama warnet itu. Sambil menanyakan Santi.<br /><br />"Siapa nih..?" suara Santi di seberang sana.<br />"Ini Adit, boleh saya kenal kamu..?" jawabku.<br />"Boleh aja, tapi kamu dapat nomer ini darimana..?" tanya Santi lagi.<br />"Saya yang pernah main di warnet kamu..," jawabku.<br />Dan Oh My God..! Tahu tidak Santi bilang apa..?<br />"Kamu yang tadi chatting di belakang saya kan..?" katanya sambil tertawa.<br />Mati aku, dia sudah tahu rupanya. Terlanjur malu aku mengaku saja, kalau itu benar aku, dan aku terpesona oleh penampilan dia, tapi aku malu untuk menegur disana, jadi aku pakai cara ini saja.<br /><br />Santi tertawa, enak deh suaranya, kuberanikan saja ingin menjemput dia, mau atau tidak. Katanya dia sore ini tidak bisa, karena cowoknya (yang akhirnya kuketahui namanya Joni) menjemput dia.<br />"Gimana kalau besok lusa aja..?" katanya.<br />"Oke aja.." kataku.<br /><br />Jadilah lusanya, jam 17.00 tepat aku sudah sampai di warnet Santi. Kami terus jalan deh. Di jalan, dasar pikiran nakalku sudah di ubun-ubun, aku tanya sudah berapa lama Santi pacaran sama Joni, berapa kali pacaran, terakhir aku juga mengaku sudah punya cewek, terus aku tanya mau tidak Santi jadi cewekku? Santi kaget.<br />"Jadi Santi ngeduain Joni donk Dit..?" tanyanya.<br />"Iya sama Adit juga ngeduain cewek Adit.." jawabku sekenanya.<br />"Nakal kamu Dit.." kata Santi sambil mencubit lenganku.<br />"Naaah.., kena nih cewek..!" pikirku.<br /><br />Kutangkap tangannya, kupegang kuat, kuhentikan mobilku di depan sebuah bangunan sepi dekat Pasaraya Manggarai, kutarik Santi ke arahku, kucium bibirnya, Santi mendorong tubuhku.<br />"Hhhmmmhh malu-malu kucing nih.." pikirku.<br />Terus kutarik tubuhnya sambil mengeluarkan kata-kata gombalku. Lama kelamaan Santi tidak menolak lagi, dibalasnya ciumanku, dijulurkannya lidahnya, digigitnya bibirku, kusedot lidahnya, nikmat sekali, urat syarafku terangsang. Kuraba pahanya, terus ke selangkangannya, Santi mendesah.<br /><br />"Jangan Adit.." desahnya.<br />Aku berhenti, kuhidupkan mesin mobil, kuarahkan mobil ke hotel ***(edited) di jalan ***(edited) Jakarta Timur, aku langsung parkir.<br />"Mau ngapain kita kesini Dit..?" tanya Santi.<br />Aku tidak menjawab, kusuruh dia menunggu di mobil, aku masuk ke dalam, aku check in di kamar 104.<br /><br />Setelah diantar ke kamar, kuhidupkan AC, lalu aku ke mobil.<br />"San, turun yuuk..!" kataku.<br />"Nggak tau ah, mau ngapain sih Adit..?" kata Santi.<br />Lagi-lagi kukeluarkan jurus mautku, sampai akhirnya Santi mau juga ikut masuk ke kamar. Di dalam kamar kubuka celana panjangku. Dengan hanya pakai handuk aku ke kamar mandi, saat aku keluar kulihat Santi sedang nonton TV.<br /><br />"Film apa sih San..?" tanyaku sambil duduk di sebelahnya.<br />"Sinetron..," jawab Santi pendek.<br />Kupandangi wajahnya, Santi jengah juga dan bilang, "Ngapain sih ngeliatin gitu Dit..?"<br />"Kamu cantik.." rayuku.<br />"Adit pengen ciuman kayak tadi deh.." kataku.<br />Kutarik tubuhnya, Santi diam saja, kuangkat dagunya, kupandangi lekat-lekat matanya, kucium lembut bibirnya, Santi memejamkan matanya. Dibalasnya ciumanku, kujulurkan lidahku, Santi membalasnya, kuhisap, Santi membalasnya. Pikiranku benar-benar sudah dikuasai gairah memuncak, kuciumi lehernya, kujilati sepuasku.<br />"Aaacchh.., Adittt..." desahan Santi membuatku tambah bernafsu.<br />Aku berdiri di samping tempat tidur sambil tidak lepas memandang wajahnya sedikitpun.<br /><br />Kubuka bajuku, handuk, terakhir celana dalamku, sengaja tidak kupadamkan lampu, penisku langsung "tegak-melompat" keluar "sarangnya". Kulihat Santi terkesima, kuhampiri dia, kuraih tangannya, kuletakkan di atas penisku, kusuruh dia melakukan gerakan "mengocok".<br />"Aaahhh nikmat sekali.." desahku.<br /><br />15 menit Santi melakukan itu, kulepaskan tangannya dari penisku, kutarik wajahnya, kuarahkan ke penisku. Mula-mula Santi menolak, dengan sedikit paksaan mau juga dia. Masuklah penisku dalam mulut mungilnya. Digerakkannya maju-mundur berulang kali sampai basah kuyup penisku oleh ludahnya, kurasakan spermaku mau keluar, kutarik rambutnya.<br />"Stop Santi..!" kataku.<br /><br />Kini kubaringkan dia, kutelanjangi Santi sampai sehelai benang pun tidak ada lagi di tubuhnya. Kupandangi tubuhnya, tampak di perut kirinya ada tahi lalat cukup besar. Kucium bibirnya, dagunya, turun ke lehernya, dadanya, perutnya, kuhisap pusar dan tahi lalatnya, Santi menggelinjang geli. Kuteruskan ke selangkangannya, kumasukkan jari tengahku sambil aku terus mencium selangkangannya.<br /><br />"Aaaccchhh Adiittt.. niiikkkmaaatnyaaa sayaaanggg..." desah Santi.<br />Santi mengangkat pantatnya setinggi-tingginya, kurasakan basah vaginanya. Santi telah orgasme rupanya. Kini aku menaiki tubuh Santi, penisku pun sudah amat berdenyut mendambakan pelampiasan pula. Kuarahkan penisku ke vagina Santi, kuturunkan perlahan pinggulku, tidak sedetikpun kulepaskan pandanganku dari mata Santi. Kulihat Santi menggigit bibirnya.<br />"Sakiiittt Adiitt..." desahnya.<br />Kuhentikan sejenak, lalu kuteruskan lagi, Santi mendesis lagi. Kulihat butiran air mata di sisi matanya.<br /><br />"Sakit saayyyaangg..?" tanyaku.<br />"Iyyaaa Adiitt..., punya kamu besar sekali.." jawab Santi meracau.<br />"Mana besar sama punya Joni..?" tanyaku.<br />"Besar punya kamu Adit... sakit saaayyyaangghhh, perrriiihhh, tapiii niiikmaaatthh sekaliii.." rintih Santi.<br />Akhirnya masuk semua penisku ke dalam vaginanya. Kutarik maju mundur, akibatnya sungguh luar biasa, Santi menggeram, kedua kakinya menjepit pinggangku sekuatnya, giginya ditanamkan di bahuku, kurasakan pedih. Waaaahhh berdarah nih... Santi orgasme kedua kalinya.<br /><br />Kini kuganti posisiku, <span style="font-weight: bold;">Santi kusuruh menungging, dan dengan nafsu memuncak kutusukkan penisku ke anusnya,</span> kurasakan otot "spchincter ani"-nya mencengkram erat penisku. Kugerakkan masuk-keluar penisku, kugenggam payudaranya, Santi menggenggam tepi tempat tidur.<br />"Adiitt... saaayyyaanngghh... ciiintaaa... eeennnaaakkhhh... Ditt..... Adittt... nikmaaatthh sayaaaanggghh... terrruuussshhh cinnntaaaa..." erang Santi terus menerus.<br />Aku benar-benar nikmat, "Yaaanntiii kuhamili kamuuuu... badan kamuuu enak bangeeettthh.." erangku juga.<br /><br />10 menit kemudian aku tidak tahan lagi, penisku berdenyut kuat, kucengkram erat pinggul Santi, kusemburkan sperma hangatku dalam vagina Santi.<br />"Aaacchhh nikmat sekali..." desahku di telinganya.<br />Kami pun terkulai lemas.gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-75228805753570890562008-06-06T04:49:00.000-07:002008-06-06T04:54:45.198-07:00lendir kemaluanku sudah banyak yang keluar..ahhhhAwal mula dari cerita ini adalah ketika saya baru saja tinggal di sebuah daerah perumahan yang relatif baru di daerah pinggiran kota-maaf, nama daerah tersebut tidak saya sebutkan mengingat untuk menjaga nama baik dan harga diri keluarga terutama suami dan kedua anak saya. Saya tinggal di situ baru sekitar 6 bulanan.<br /><br />Karena daerah perumahan tersebut masih baru maka jumlah keluarga yang menempati rumah di situ masih relatif sedikit tetapi khusus untuk blok daerah rumah saya sudah lumayan banyak dan ramai. Rata-rata keluarga kecil seperti keluarga saya juga yaitu yang sudah masuk generasi Keluarga Berencana, rata-rata hanya mempunyai dua anak tetapi ada juga yang hanya satu anak saja.<br /><br />Sudah seperti biasanya bila kita menempati daerah perumahan baru, saya dengan sengaja berusaha untuk banyak bergaul dengan para tetangga bahkan juga dengan tetangga-tetangga di blok yang lain. Dari hasil bergaul tersebut timbul kesepakatan di antara ibu-ibu di blok daerah rumahku untuk mengadakan arisan sekali dalam sebulan dan diadakan bergiliran di setiap rumah pesertanya.<br /><br />Suatu ketika sedang berlangsung acara arisan tersebut di sebuah rumah yang berada di deretan depan rumahku, pemilik rumah tersebut biasa dipanggil Bu Soni (bukan nama sebenarnya) dan sudah lebih dulu satu tahun tinggal di daerah perumahan ini daripada saya. Bu Soni bisa dibilang ramah, banyak ngomongnya dan senang bercanda dan sampai saat tulisan ini aku buat dia baru mempunyai satu anak, perempuan, berusia 8 tahun walaupun usia rumah tangganya sudah 10 tahun sedangkan aku sudah 30 tahun. Aku menikah ketika masih berusia 22 tahun. Suaminya bekerja di sebuah perusahaan swasta dan kehidupannya juga bisa dibilang kecukupan.<br /><br />Setelah acara arisan selesai saya masih tetap asyik ngobrol dengan Bu Soni karena tertarik dengan keramahan dan banyak omongnya itu sekalipun ibu-ibu yang lain sudah pulang semua. Dia kemudian bertanya tentang keluargaku, “Jeng Mar. Putra-putranya itu sudah umur berapa, sih, kok sudah dewasa-dewasa, ya?” (Jeng Mar adalah nama panggilanku tetapi bukan sebenarnya) tanya Bu Soni kepadaku.<br />“Kalau yang pertama 18 tahun dan yang paling ragil itu 14 tahun. Cuma yaitu Bu, nakalnya wah, wah, waa.. Aah benar-benar, deh. Saya, tuh, suka capek marahinnya.”<br />“Lho, ya, namanya juga anak laki-laki. Ya, biasalah, Jeng.”<br />“Lebih nikmat situ, ya. Anak cuma satu dan perempuan lagi. Nggak bengal.”<br />“Ah, siapa bilang Jeng Mar. Sama kok. Cuma yaitu, saya dari dulu, ya, cuma satu saja. Sebetulnya saya ingin punya satu lagi, deh. Ya, seperti situ.”<br />“Lho, mbok ya bilang saja sama suaminya. ee.. siapa tahu ada rejeki, si putri tunggalnya itu bisa punya adik. Situ juga sama suaminya kan masih sama-sama muda.”<br />“Ya, itulah Jeng. Papanya itu lho, suka susah. Dulu, ya, waktu kami mau mulai berumah tangga sepakat untuk punya dua saja. Ya, itung-itung mengikuti program pemerintah, toh, Jeng. Tapi nggak tahu lah papanya tuh. Kayaknya sekarang malah tambah asik saja sama kerjaannya. Terlalu sering capek.”<br />“O, itu toh. Ya, mbok diberi tahu saja kalau sewaktu-waktu punya perhatian sama keluarga. ‘Kan yang namanya kerja itu juga butuh istirahat. Mbok dirayu lah gitu.”<br />“Wah, sudah dari dulu Jeng. Tapi, ya, tetap susah saja, tuh. Sebenernya ini, lho, Jeng Mar. Eh, maaf, ya, Jeng kalo’ saya omongin. Tapi Jeng Mar tentunya juga tau dong masalah suami-istri ‘kan.”<br />“Ya, memang. Ya, orang-orang yang sudah seperti kita ini masalahnya sudah macem-macem, toh, Bu. Sebenarnya Bu Soni ini ada masalah apa, toh?”<br />“Ya, begini Jeng, suami saya itu kalo’ bergaul sama saya suka cepet-cepet mau rampung saja, lho. Padahal yang namanya istri seperti kita-kita ini ‘kan juga ingin membutuhkan kenikmatan yang lebih lama, toh, Jeng.”<br />“O, itu, toh. Mungkin situ kurang lama merayunya. Mungkin suaminya butuh variasi atau model yang agak macem-macem, gitu.”<br />“Ya, seperti apa ya, Jeng. Dia itu kalo’ lagi mau, yang langsung saja. Saya seringnya nggak dirangsang apa-apa. Kalo’ Jeng Mar, gimana, toh? Eh, maaf lho, Jeng.”<br />“Kalo’ saya dan suami saya itu saling rayu-merayu dulu. Kalo’ suami saya yang mulai duluan, ya, dia biasanya ngajak bercanda dulu dan akhirnya menjurus yang ke porno-porno gitulah. Sama seperti saya juga kalau misalnya saya yang mau duluan.”"Terus apa cuma gitu saja, Jeng.”<br />“O, ya tidak. Kalo’ saya yang merayu, biasanya punya suami saya itu saya pegang-pegang. Ukurannya besar dan panjang, lho. Terus untuk lebih menggairahkannya, ya, punyanya itu saya enyot dengan mulut saya. Saya isep-isep.”<br />“ii.. Iih. Jeng Mar, ih. Apa nggak jijik, tuh? Saya saja membayangkannya juga sudah geli. Hii..”<br />“Ya, dulu waktu pertama kali, ya, jijik juga, sih. Tetapi suami saya itu selalu rajin, kok, membersihkan gituannya, jadi ya lama-lama buat saya nikmat juga. Soalnya ukurannya itu, sih, yang lumayan besar. Saya sendiri suka gampang terangsang kalo’ lagi ngeliat. Mungkin situ juga kalo’ ngeliat, wah pasti kepengen, deh.”<br />“Ih, saya belon pernah, tuh, Jeng. Lalu kalo’ suaminya duluan yang mulai begimana?”<br />“Saya ditelanjangi sampai polos sama sekali. Dia paling suka merema-remas payudara saya dan juga menjilati putingnya dan kadang lagaknya seperti bayi yang sedang mengenyot susu.”, kataku sambil ketawa dan tampak Bu Soni juga tertawa.<br />“Habis itu badan saya dijilati dan dia juga paling suka menjilati kepunyaan saya. Rasanya buat saya, ya, nikmat juga dan biasanya saya semakin terangsang untuk begituan. Dia juga pernah bilang sama saya kalo’ punya saya itu semakin nikmat dan saya disuruh meliara baik-baik.”<br />“Ah, tapi untuk yang begituan itu saya dan suami saya sama sekali belum pernah, lho, Jeng. Tapi mungkin ada baiknya untuk dicoba juga, ya, Jeng. Tapi tadi itu masalah yang situ dijilatin punyanya. Rasa enaknya seperti apa, sih, Jeng.”<br />“Wah, Bu Soni ini, kok, seperti kurang pergaulan saja, toh.”<br />“Lho, terus terang Jeng. Memang saya belon pernah, kok.”<br />“Ya, geli-geli begitulah. Susah juga untuk dijelasin kalo’ belum pernah merasakan sendiri.” Lalu kami berdua tertawa.<br /><br />Setelah berhenti tertawa, aku bertanya, “Bu Soni mau tau rasanya kalau gituannya dijilati?”<br />“Yah, nanti saya rayu, deh, suami saya. Mungkin nikmat juga ya.” Ucapnya sambil tersenyum.<br />“Apa perlu saya dulu yang coba?”, tanyaku sambil bercanda dan tersenyum.<br />“Hush!! Jeng Mar ini ada-ada saja, ah”, sambil tertawa.<br />“Ya, biar tidak kaget ketika dengan suaminya nanti. Kita ‘kan juga sama-sama wanita.”<br />“Wah, kayak lesbian saja. Nanti saya jadi ketagihan, lho. Malah takutnya lebih senang sama situ daripada sama suami saya sendiri. Ih! Malu’ akh.”, sambil tertawa.<br />“Atau kalo’ nggak mau gitu, nanti saya kasih tau gimana membuat penampilan bulu gituannya biar suaminya situ tertarik. Kadang-kadang bentuk dan penataannya juga mempengaruhi rangsangan suami, lho, Bu Soni.”<br />“Ah, Jeng ini.”<br />“Ee! Betul, lho. Mungkin bentuk bulu-bulu gituannya Bu Soni penampilannya kurang merangsang. Kalo’ boleh saya lihat sebentar gimana?”<br />“Wah, ya, gimana ya. Tapii.. ya boleh, deh. Eh, tapi saya juga boleh liat donk punyanya situ. Sama-sama donk, ‘kan kata Jeng tadi kita ini sama-sama wanita.”"Ya, ‘kan saya cuma mau bantu situ supaya bisa usaha untuk punya anak lagi.”"Kalo’ gitu kita ke kamar saja, deh. Suami saya juga biasanya pulang malam. Yuk, Jeng.”<br /><br />Langsung kita berdua ke kamar Bu Soni. Kamarnya cukup tertata rapi, tempat tidurnya cukup besar dan dengan kasur busa. Di dindingnya ada tergantung beberapa foto Bu Soni dan suaminya dan ada juga foto sekeluarga dengan anaknya yang masih semata wayang. Saya kemudian ke luar sebentar untuk telepon ke rumah kalau pulangnya agak telat karena ada urusan dengan perkumpulan ibu-ibu dan kebetulan yang menerima suamiku sendiri dan ternyata dia setuju saja.<br /><br />Setelah kita berdua di kamar, Bu Soni bertanya kepadaku, “Bagaimana Jeng? Kira-kira siap?”<br />“Ayolah. Apa sebaiknya kita langsung telanjang bulat saja?”<br />“OK, deh.”, jawab Bu Soni dengan agak tersenyum malu. Akhirnya kita berdua mulai melepas pakaian satu-persatu dan akhirnya polos lah semua. Bulu kemaluan Bu Soni cukup lebat juga hanya bentuknya keriting dan menyebar, tidak seperti miliku yang lurus dan tertata dengan bentuk segitiga ke arah bawah. Lalu aku menyentuh payudaranya yang agak bulat tetapi tidak terlalu besar, “Lumayan juga, lho, Bu.” Lalu Bu Soni pun langsung memegang payudaraku juga sambil berkata, “Sama juga seperti punya Jeng.” Aku pun minta ijin untuk mengulum kedua payudaranya dan dia langsung menyanggupi.<br /><br />Kujilati kedua putingnya yang berwarna agak kecoklat-coklatan tetapi lumayan nikmat juga. Lalu kujilati secara keseluruhan payudaranya. Bu Soni nampak terangsang dan napasnya mulai memburu. “Enak juga, ya, Jeng. Boleh punya Jeng saya coba juga?”"Silakan saja.”, ijinku. Lalu Bu Soni pun melakukannya dan tampak sekali kalau dia masih sangat kaku dalam soal seks, jilatan dan kulumannya masih terasa kaku dan kurang begitu merangsang. Tetapi lumayanlah, dengan cara seperti ini aku secara tidak langsung sudah menolong dia untuk bisa mendapatkan anak lagi.<br /><br />Setelah selesai saling menjilati payudara, kami berdua duduk-duduk di atas tempat tidur berkasur busa yang cukup empuk. Aku kemudian memohon Bu Soni untuk melihat liang kewanitaannya lebih jelas, “Bu Soni. Boleh nggak saya liat gituannya? Kok bulu-bulunya agak keriting. Tidak seperti milik saya, lurus-lurus dan lembut.” Dengan agak malu Bu Soni membolehkan, “Yaa.. silakan saja, deh, Jeng.” Aku menyuruh dia, “Rebahin saja badannya terus tolong kangkangin kakinya yang lebar.” Begitu dia lakukan semuanya terlihatlah daging kemaluannya yang memerah segar dengan bibirnya yang sudah agak keluar dikelilingi oleh bulu yang cukup lebat dan keriting. mm.. Cukup merangsang juga penampilannya.<br /><br />Kudekatkan wajahku ke liang kewanitaannya lalu kukatakan kepada Bu Soni bahwa bentuk kemaluannya sudah cukup merangsang hanya saja akan lebih indah pemandangannya bila bulunya sering disisir agar semakin lurus dan rapi seperti milikku. Lalu kusentuh-sentuh daging kemaluannya dengan tanganku, empuk dan tampak cukup terpelihara baik, bersih dan tidak ada bau apa-apa. Nampak dia agak kegelian ketika sentuhan tanganku mendarat di permukaan alat kelaminnya dan dia mengeluh lirih, “Aduh, geli, lho, Jeng.”<br />“Apa lagi kalo’ dijilat, Bu Soni. Nikmat, deh. Boleh saya coba?”<br />“Aduh, gimana, ya, Jeng. Saya masih jijik, sih.”<br />“Makanya dicoba.”, kataku sambil kuelus salah satu pahanya.<br />“mm.. Ya, silakan, deh, Jeng. Tapi saya tutup mata saja, ah.”<br /><br />Lalu kucium bibir kemaluannya sekali, chuph!! “aa.. Aah.”, Bu Soni mengerang dan agak mengangkat badannya. Lalu kutanya, “Kenapa? Sakit, ya?” Dia menjawab, “Geli sekali.” “Saya teruskan, ya?” Bu Soni pun hanya mengangguk sambil tersenyum. Kuciumi lagi bibir kemaluannya berkali-kali dan rasa geli yang dia rasakan membuat kedua kakinya bergerak-gerak tetapi kupegangi kedua pangkal pahanya erat-erat. Badannya bergerinjal-gerinjal, pantatnya naik turun. Uh! Pemandangan yang lucu sekali, aku pun sempat ketawa melihatnya. Saya keluarkan lidah dan saya sentuhkan ujungnya ke bibir kemaluannya berkali-kali. Oh! Aku semakin terbawa napsu. Kujilati keseluruhan permukaan memeknya, gerakanku semakin cepat dan ganas. Oh, Bu Soni, memekmu nikmaa..aat sekali.<br /><br />Aku sudah tak ingat apa-apa lagi. Semua terkonsentrasi pada pekerjaan menjilati liang kewanitaan Bu Soni. Emm.., Enak sekali. Terus kujilati dengan penuh napsu. Pinggir ke tengah dan gerakan melingkar. Kumasukan lidahku ke dalam celah bibir kemaluannya yang sudah mulai membuka. Ouw! Hangat sekali dan cairannya mulai keluar dan terasa agak asin dan baunya yang khas mulai menyengat ke dalam lubang hidungku. Tapi aku tak peduli, yang penting rasa kemaluan Bu Soni semakin lezat apalagi dibumbui dengan cairan yang keluar semakin banyak. Kuoleskan ke seluruh permukaan kemaluannya dengan lidahku. Jilatanku semakin licin dan seolah-olah semua makanan yang ku makan pada saat acara arisan tadi rasanya tidak ada apa-apanya. Badan Bu Soni bergerinjal semakin hebat begitu juga pantatnya naik-turun dengan drastis. Dia mengerang lirih, “aa.. Ah, ee.. Eekh, ee.. Eekh, Jee.. Eeng, auw, oo.. Ooh. Emm.. Mmh. Hah, hah, hah,.. Hah.” Dan saat mencapai klimaks dia merintih, “aa.., aa.., aa.., aa.., aah”, Cairan kewanitaannya keluar agak banyak dan deras. OK, nampaknya Bu Soni sudah mencapai titik puncaknya.<br /><br />Tampak Bu Soni telentang lemas dan aku tanya, “Bagaimana? Enak? Ada rasa puas?” “Lumayan nikmat, Jeng. Situ nggak jijik, ya.”<br />“Kan sudah biasa juga sama suami.” Kemudian aku bertanya sembari bercanda, “Situ mau coba punya saya juga?”<br />“Ah, Jeng ini. Jijik ‘kan.”, sembari ketawa.<br />“Yaa.. Mungkin belon dicoba. Punya saya selalu bersih, kok. ‘Kan suami saya selalu mengingatkan saya untuk memeliharanya.” Kemudian Bu Soni agak berpikir, mungkin ragu-ragu antara mau atau tidak. Lalu, “Boleh, deh, Jeng. Tapi saya pelan-pelan saja, ah. Nggak berani lama-lama.”<br />“Ya, ndak apa-apa. ‘Kan katanya situ belum biasa. Betul? Mau coba?” tantangku sembari senyum. Lalu dia cuma mengangguk. Kemudian aku menelentangkan badanku dan langsung kukangkangkan kedua kakiku agar terlihat liang kewanitaanku yang masih indah bentuknya. Tampak Bu Soni mulai mendekatkan wajahnya ke liang kewanitaanku lalu berkata, “Wah, Jeng bulu-bulunya lurus, lemas dan teratur. Pantes suaminya selalu bergairah.” Aku hanya tertawa.<br /><br />Tak lama kemudian aku rasakan sesuatu yang agak basah menyentuh kemaluanku. Kepalaku aku angkat dan terlihat Bu Soni mulai berani menyentuh-nyentuhkan ujung lidahnya ke liang kewanitaanku. Kuberi dia semangat, “Terus, terus, Bu. Saya merasa nikmat, kok”. Dia hanya memandangku dan tersenyum. Kurebahkan lagi seluruh tubuhku dan kurasakan semakin luas penampang lidah Bu Soni menjilati liang kewanitaan saya. Oh! Aku mulai terangsang. Emm.. Mmh. Bu Soni sudah mulai berani. oo.. Ooh nikmat sekali. Sedaa.. Aap. Terasa semakin lincah gerakan lidahnya, aku angkat kepalaku dan kulihat Bu Soni sudah mulai tenggelam dalam kenikmatan, rupanya rasa jijik sudah mulai sirna. Gerakan lidahnya masih terasa kaku, tetapi ini sudah merupakan perkembangan. Syukurlah. Mudah-mudahan dia bisa bercumbu lebih hebat dengan suaminya nanti.<br /><br />Lama-kelamaan semakin nikmat. Aku merintih nikmat, “Emm.. Mmh. Ouw. aa.. Aah, aa.. Aah. uu.. uuh. te.. te.. Rus teruu..uus.” Bibir kemaluanku terasa dikulum oleh bibir mulut Bu Soni. Terasa dia menciumi kemaluanku dengan bernafsu. Emm.. Mmh, enaknya. Untuk lebih nikmat Bu Soni kusuruh, “Pegang dan elus-elus paha saya. Enak sekali Bu.” Dengan spontan kedua tangannya langsung mengayunkan elusannya di pahaku. Dia mainkan sampai pangkal paha. Bukan main! Sudah sama layaknya aku main dengan suamiku sendiri. Terlihat Bu Soni sudah betul-betul asyik dan sibuk menjilati liang kewanitaanku. Gerakan ke atas ke bawah melingkar ke seluruh liang kewanitaanku. Seolah-olah dia sudah mulai terlatih.<br /><br />Kemudian aku suruh dia untuk menyisipkan lidahnya ke dalam liang kewanitaanku. Dahinya agak berkerut tetapi dicobanya juga dengan menekan lidahnya ke lubang di antara bibir kemaluan saya. “Aaa.. Aakh! Nikmat sekali. Aku mulai naik untuk mencapai klimaks. Kedua tangannya terus mengelus kedua pahaku tanpa henti. Aku mulai naik dan terasa lubang kemaluanku semakin hangat, mungkin <strong>lendir kemaluanku sudah banyak yang keluar</strong>. Akhirnya aku pun mencapai klimaks dan aku merintih, “aa.. Aah, uuh”. Sialan Bu Soni tampaknya masih asyik menjilati sedangkan badanku sudah mulai lemas dan lelah. Bu Soni pun bertanya karena gerak kaki dan badanku berhenti, “Gimana, Jeng?” Aku berkata lirih sambil senyum kepadanya, “Jempolan. Sekarang Bu Soni sudah mulai pinter.” Dia hanya tersenyum.<br />Aku tanya kembali, “Bagaimana? Situ masih jijik nggak?”<br />“Sedikit, kok.”, jawabnya sembari tertawa, dan akupun ikut tertawa geli.<br />“Begitulah Bu Soni. Mudah-mudahan bisa dilanjutkan lebih mesra lagi dengan suaminya, tetapi jangan bilang, lho, dari saya.”<br />“oo.., ya, ndak, toh, Jeng. Saya ‘kan juga malu. Nanti semua orang tahu bagaimana?”"Sekarang yang penting berusaha agar putrinya bisa punya adik. Kasihan, lho, mungkin sejak dulu dia mengharapkan seorang adik.”<br />“Ya, mudah-mudahan lah, Jeng. Rejeki akan segera datang. Eh! Ngomong-ngomong, Jeng mau nggak kalo’ kapan-kapan kita bersama kayak tadi lagi?”<br />“Naa.., ya, sudah mulai ketagihan, deh. Yaa, itu terserah situ saja. Tapi saya nggak tanggung jawab, lho, kalo’ situ lantas bisa jadi lesbian juga. Saya ‘kan cuma kasih contoh saja.”, jawabku sembari mengangkat bahu dan Bu Soni hanya tersenyum.gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-46047328019978440972008-06-05T03:52:00.000-07:002008-06-05T03:56:54.062-07:00doi jilatin abis kontol gue sampai ke zakar gue dengan sedikit di gigit-gigitSeperti biasa gue nyampe di kost temen gue jam 04.45, gue langsung menuju ke kamar temen gue di lantai II, untungnya terdapat dipan tambahan yang dapat gue pake untuk istirahat. Gue langsung tidur lagi karena sangat ngantuk dan gue baru ngantor nanti siang setelah istirahat makan. Jam 09.00 gue baru bangun, temen gue sudah tidak ada lagi di kamarnya berangkat kerja, juga temen kostnya yang lain. Lalu gue turun ke lantai I untuk mandi, karena kebetulan kamar mandi di lantai II lagi rusak dan masih dibetulkan.Selesai mandi (hanya menggunakan handuk dililitkan di badan) gue keluar dari kamar mandi menuju lantai II. Pada saat mau naik tangga gue dipanggil Ibu kost temen gue," Mas, itu sudah disiapkan kopinya, silahkan langsung di minum, mumpung masih hangat ", ibu kost temen gue itu umurnya kira-kira 30 th lebih dikit, langsung aja gue menuju ke meja makan yang dimaksud dan duduk untuk minum kopi yang sudah disediakan, Ibu kost itu juga menemani gue di meja makan minum kopi. Sambil mijit-mijit pundaknya ibu kost nanya + " Kopinya cukup manis nggak mas ?". - " Udah kok bu, pas banget, tetapi ibu koq kelihatan sakit ?". + " Iya nich pundak ibu agak sakit"- " biasa dipijit nggak bu ?"+ " Iya sich, tapi pembantu ibu lagi ke pasar"- " Kalau mau saya bisa bantuin pijit sebentar bu supaya bisa agak baikan ?'+ " Boleh "lalu gue pijitin pundaknya sebentar, kelihatannya sich nggak terlalu banyak masalah dengan pundaknya. dia bilang + " wah enak juga ya pijitan mas ini, sebenarnya pinggang ibu juga agak kesleo sedikit", - " Ibu mau dipijitin pinggangnya, tapi kalau pijit pinggang harus sambil tidur karena posisinya susah kalau sambil berdiri". "+ " boleh aja kalau mas nggak keberatan kita kekamar ibu aja ya ?"-" yuuk" sambil gue ikutin langkahnya menuju kamar dia.Sampai di kamar langsung aja doi tidur tengkurap di tengah tempat tidur, gue jadi bingung bagaiman caranya mijit dia, rupanya doi ngerti kebingungan gue dia bilang " mas langsung aja naik di tempat tidur dan pijitin ibu, kalau butuh body lotion itu ada di meja rias ibu ". Gue ambil body lotion yang dimaksud dan menuju ke tempat tidurnya sambil gue bilang " Bu, baju nya tolong di buka bagian atasnya supaya saya bisa pijit pinggang ibu ". Langsung doi bangun lagi dari tempat tidurnya dan melepas dasternya ternyata dibalik dasternya itu udah tidak ada apa-apa lagi alias bugil. Gue hanya bisa benggong aja melihat pemandangan yang aduhai ini, body termasuk lumayan bagus, dengan teteknya yang tidak terlalu besar dan putingnya yang tegak menantang berwarna coklat kemerahan, dan jembutnya yang di potong pendek dan rapi berbentuk segitiga, dan pantatnya yang aduhai bentuknya, walaupun wajahnya tidak terlalu cantik, tetapi bodynya yang yahut bikin ngaceng juga kontol gue, sampai jakun gue naik turun ngeliat pemandangan tersebut. doi tersenyum aja ngeliat gue bengong ngeliatin dia. + " Masss, jangan bengong achh, cepet bantuin ibu" + " Mas, cepet aja tuh handuk di lepas, lihat tuch yang didalam udah pingin nongol lihat temennya "karena gue hanya pakai handuk yang dililitkan tentu aja kontol gue yang udah ngaceng berat nongol dari lilitan dan kelihatan palkon gue. ngeliat gue masih bengong aja, doi deketin gue sambil tarik lilitan handuk gue, begitu handuk gue lepas kontol gue langsung ngacung. + " Mas, gede juga ya kontolnya " sambil dipijit-pijit dengan lembut dan dia jilati palkon gue dan sekali sekali memasukkan kontol gue ke mulutnya sampai 1/2 nya, gue udah nggak bisa mikir apa-apa lagi karenarasanya nikmat banget, gue udah nggak sabar lagi gue raih toketnya dengan dua tangan, dan gue angkat badannya yang masih jongkok ke ranjang. langsung gue ciumin doi bibirnya yang langsung tanggap dengan ngeluarin lidahnya, gue mainin lidahnya dengan lidah gue sambil tangan gue bergerilya megangin toketnya, dan tangan doi rupanya tidak mau kalah, karena doi juga megangin kontol gue sambil di urut-urut. lalu gue putar posisi 69, gue ciumin mulai dari bibirnya, terus turun ke toketnya, waktu gue jilatin pentilnya yang udah keras doi juga jilatin pentil gue, rasanya nikmat sekali. Terus gue turun ke pusernya, dan pelan pelan menyusuri kakinya yang udah celentang, gue jilatin dari puser sampai ke paha nya dan pelan-pelan balik lagi ke jembutnya yang rapi dan ke paha satunya lagi dan kembali ke memek doi yang udah basah.gue nggak dengerin desahaanya karena doi juga melakukan yang sama untuk gue, <strong>doi jilatin abis kontol gue sampai ke zakar gue dengan sedikit di gigit-gigit</strong>, rasanya nikmat banget, lama juga gue lakukan 69 itu, + " Masss, shhhh, shhhh ,ibu udach, accchhhhh , nggak kuat lagi, masukin dong, achhhhhh"gue langsung balik badan dan arahkan kontol gue ke memek dia yang udah basah, blessssss, terasa hangat dan licin, langsung gue kocok keras-keras kontol gue. Terdengar ritihannya lagi + " Masssssssssss, shhhhhhhhh, shhhhhhh aduhhhhhh, achhhhhhhhh" gue lihat mukanya makin memerah dengan sedikit mengerut di dahinya, rupanya dia menahan kenikmatan yang dialami. kemudian dia berhenti goyang dan mendorong badan gue, dan dibalik rupanya doi pengen main diatas. sambil goyang-goyang doi pegangin toketnya yang berayun-ayun seirama dengan goyangannya, tiba-tiba doi sorong kan toketnya ke muka gue + " Masss, diisep dong ", rupanya doi mau klimaks, gue isep toketnya sambil gue remes yang satunya, gerakan doi lebih menggila lagi sambil mendesah-desah "ssshhhhhhh, scchhhhhhh, aduhhhhh ,accchhhhhhhhhh" lalu doi meluk gue " massss, aku keluar acchhhhhhhh", gue peluk doi sambil ciumin pipinya, lalu gue cabut kontol gue yang basah kena caiaran doi, karena gue belum selesai dan doi sudah kelelahan gue sikat doi dari belakang dengan dogy style, pelan-pelan gue masukin dan keluarin kontol gue, sampai ampir keluar semua, rupanya gerakan gue yang panjang-panjang ini juga dinikmati oleh doi, karena gue denger desahannya " shhhh, shhhhhh,achhhhhh, achhhhhh" nggak lama kemudian gue juga keluar sruuuut, srruuuuuut sruu,sruut, nggak pake nanya gue keluarin aja di dalam abis enakkk.Setelah itu gue rebahan di ranjang doi.gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-24236052439436200952008-05-16T22:19:00.000-07:002008-05-16T22:21:55.315-07:00ia berada di bawahku dan kedua kakinya menjepit punggungku...<span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">Mobil yang dipaksa didorong itu akhirnya sampai juga di depan bengkel. Bengkel itu disebut BENGKEL TIARA oleh penduduk setempat, menurut mereka TIARA itu singkatan dari TIDAK ADA PRIA. Setelah kuperhatikan, ternyata semua montirnya, walau berseragam montir yang berlepotan oli, adalah para wanita muda yang cantik dan sexy. Mereka terlihat ramah dan senang diajak ngobrol. Kasirnya juga seorang wanita. Jadi sama sekali tidak ada pegawai pria di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:City>. Hebat juga ya? Melihat kenyataan itu, pikiran isengku muncul.<br /><br />Kebetulan mobil Pantherku mereka tarik ke ruang dalam bengkel yang sunyi senyap dan tertutup. Dua orang montir cantik ditugaskan untuk menangani mobil itu. Saat mereka tengah memeriksa bagian depan mobil Panther tempat mesinnya berada, dengan sengaja kujulurkan kedua tanganku ke arah pantat mereka. Mereka sedang berdiri menunduk untuk memeriksa mesin mobil. Perlahan kuraba pantat mereka dengan pelan. Tidak ada reaksi. Karena kelihatannya mereka tidak keberatan, lalu kuremas-remas pantat mereka berdua. Nah kali ini mereka menoleh.<br /><br />"Mas... tangan Mas nakal deh... kalo mau yang lebih enak, tunggu ya. Begitu kami selesai menservis mobil ini, pasti yang punya mobil akan kami servis juga. Jangan kuatir deh.., kami ahlinya dalam menservis dua-duanya. Ha-ha-ha-ha..." ujar salah seorang montir cantik yang belakangan kuketahui bernama Gita sambil tersenyum genit.<br />Aku kaget bukan kepalang. Nah ini dia yang kucari. Jarang lho ada bengkel seperti ini. Ternyata apa yang dijanjikan Gita ditepati mereka berdua. Saat itu juga aku diajak ke lantai atas di sebuah rumah di belakang bengkel besar itu. Di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:City> ada beberapa kamar yang dilengkapi dengan perlengkapan tidur dan perlengkapan mandi yang serba moderen. Begitu mewah dan mentereng tempatnya. Jauh sekali perbedaannya bila dibandingkan dengan bengkel di depannya.<br /><br />Kedua cewek montir tadi (seorang lagi bernama Tutut), saat aku terperangah menatap ruangan kamar itu, tiba-tiba entah dari mana muncul dengan hanya mengenakan pakaian minim. Alamaak..! Hanya BH dan celana dalam tembus pandang yang menutupi tubuh seksi mereka. Aku tidak menyangka bahwa tubuh mereka yang tadinya terbungkus seragam montir berwarna biru muda, begitu sexy dan montok. Buah dada mereka saja begitu besar. Gita kelihatannya berpayudara 36B, dan Tutut pasti 38. BH yang menutupinya seperti tidak muat. Langsung saja si penis andalanku mulai mengeras. Tanpa menunggu waktu lagi, aku segera membuka pakaianku.<br /><br />Setelah hampir semua baju dan celanaku terlepas, keduanya tanpa banyak bicara mendorongku supaya jatuh telentang di atas tempat tidur. Aku pun diserbu. Saat itu hanya tinggal celana dalam yang masih melekat di tubuhku. Gita dengan ganasnya langsung menyerang bibir dan mulutku. Ciuman dan permainan lidahnya begitu menggebu-gebu, hampir saja aku tidak dapat bernafas dibuatnya. Tutut pun tidak kalah ganasnya. Tangannya langsung meraba-raba senjataku dari luar celana dalamku. Pelan tapi pasti rabaan dan remasannya itu membuatku menggelinjang hebat. Ia pun menjilati bagian penisku itu, terutama di bagian kepalanya.<br /><br />Lalu dengan inisiatifnya sendiri, Tutut menurunkan celana dalamku. Maka si kecil pun langsung mencuat keluar, keras, tegak, dan besar. Tangan Gita langsung mengocok-ngocok penisku. Sementara Gita mulai terus menjilati buah zakar dan terus ke bagian pangkal penisku. Memang penisku tergolong besar dibandingkan ukuran rata-rata penis orang <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>, panjang 24 cm dan diameter 8 cm.<br /><br />Kedua cewek montir itu sekarang bergantian menjilati, mengocok dan mengulum penisku seperti orang kelaparan. Aku sih senang-senang saja diperlakukan seperti itu. Sementara itu dengan leluasa kedua tanganku bergegas membuka pengait bra mereka berdua. Setelah penutup payudara mereka terbuka, tanganku mulai sibuk meremas-remas kedua gunung kembar mereka.<br /><br />Beberapa menit kemudian, Tutut mulai membuka celana dalamnya. Lalu ia mengarahkan vaginanya ke mulutku. Oh aku mengerti. Kini gantian aku yang harus menghisap bagian liang kewanitaannya. Seumur hidupku sebenarnya aku belum pernah melakukannya. Aku takut karena baunya yang tidak sedap. Ternyata perkiraanku salah. Saat kuendus baunya, ternyata vagina si Tutut terasa amat wangi. Karena baunya menyenangkan, aku pun menjulurkan lidahku ke liang kemaluannya. Lidahku berputar-putar masuk keluar di sekitar vaginanya.<br /><br />Sementara itu, Gita masih terus mengulum dan mengisap penisku. Kemudian tanpa dikomando, ia pun melepaskan CD-nya dan langsung duduk di atas perutku. Dengan lembut tangan kirinya meraih penis tegakku lalu pelan-pelan dimasukkannya ke dalam liang senggamanya.<br />"Bless... bless... bless..!" terdengar suara kulit penisku bergesekan dengan kulit vaginanya saat ia mulai turun naik di atas tubuhku.<br />Aku jadi merem melek dibuatnya. Kenikmatan yang luar biasa. Ia juga terlihat terangsang berat. Tangan kanannya memegang payudara kanannya sementara matanya terpejam dan lidahnya seperti bergerak keluar masuk dan memutar. Dari mulutnya terdengar suara erangan seorang wanita yang sedang dilanda kenikmatan hebat.<br /><br />Rupanya si Tutut tidak mau kalah atau tidak dapat bagian. Ia mendekati Gita yang sedang bergerak dengan asyiknya di atas perutku. Gita pun mengerti. Ia turun dari perutku dan menyerahkan penisku kepada Tutut. Dengan raut wajah terlihat senang, Tutut pun duduk di atas penisku. Yang lebih gilanya lagi, gerakannya bukan saja naik-turun atau memutar, tapi maju mundur. Wah.., aku jadi tambah terangsang nih jadinya. Dengan sengaja aku bangkit. Lalu kucium dan kuemut payudara kembarnya itu.<br /><br />Dua puluh menit berlalu, tapi 'pertempuran' 2 in 1 ini belum juga akan berakhir. Setelah Tutut puas, aku segera menyuruh keduanya untuk berjongkok. Aku akan menyetubuhi mereka dengan <st1:city st="on"><st1:place st="on">gaya</st1:place></st1:City> doggy style. Konon <st1:city st="on"><st1:place st="on">gaya</st1:place></st1:City> inilah yang paling disukai oleh para montir wanita yang biasa bekerja di bengkel-bengkel mobil bila ngeseks. Aku mengarahkan penisku pertama-tama ke liang kenikmatan Gita dan tanpa ampun lagi penis itu masuk seluruhnya.<br />"Bless! Jeb! Jeb..!"<br />Kepala Gita terlihat naik turun seirama dengan tusukanku yang maju mundur.<br /><br />Tiba-tiba saja Gita memegang bagian kepala ranjang dengan kuatnya.<br />"Uh..! Uh..! Uh..! Aku mau keluar, Mas..!" erangnya dengan suara tertahan.<br />Rupanya ia orgasme. Lalu aku pun mencabut penisku yang basah oleh cairan kemaluannya Gita dan kumasukkan ke vagina Tutut. Perlu kalian tahu, vagina Tutut ternyata lebih liat dan agak sulit ditembus dibanding punyanya Gita. Mungkin Tutut jarang ngeseks, walau aku yakin betul kedua-duanya jelas-jelas sudah tidak perawan lagi.<br /><br />Begitu penisku amblas ke dalam vagina Tutut, penisku seperti disedot dan diputar. Sambil memegang pantat Tutut yang amat besar dan putih mulus, aku terus saja maju mundur menyerang lubang kenikmatan Tutut dari belakang. Hampir saja aku ejakulasi dari tadi. Untung saja aku dapat menahannya. Aku tidak mau kalah duluan. Sepuluh menit berlalu, tapi Tutut belum juga orgasme. Maka kubaringkan dia sekali lagi, dan aku akan menusuk vaginanya dengan gaya konvensional. Seperti biasa, <span style="font-weight: bold;">ia berada di bawahku dan kedua kakinya menjepit punggungku</span>. Aku dapat naik turun di atas tubuhnya dengan posisi seperti segitiga siku-siku. Matanya merem melek merasakan kedahsyatan penis ajaibku.<br /><br />Permainanku diimbangi dengan usahaku untuk mengulum puting payudaranya yang besar dan kenyal. Ternyata dengan mengulum payudara itu, spaningku semakin naik. Penisku terasa semakin membesar di dalam kemaluannya Tutut. Dan tiba-tiba.., sesuatu sepertinya akan lepas dari tubuhku.<br />"Crot..! Crot..! Crot..!" aku mengalami ejakulasi luar dahsyatnya.<br />Sebanyak dua belas kali semprotan maniku berhamburan di dalam vaginanya Tutut. Aku pun lemas di atas tubuhnya.<br /><br />Saat aku sudah tertidur di atas kasur empuk itu, tanpa setahuku Tutut dan Gita cepat-cepat mengenakan pakaiannya kembali dan kemudian pergi entah ke mana. Lalu kudengar langkah seorang pria berjalan masuk ke kamar itu. Ia mendekati ranjang dan membangunkanku.<br />"Van.., bangun, Van..!" tangannya yang kekar terasa menggoyangkan punggungku yang telanjang.<br />Saat aku membuka mata, ternyata Paman!<br />"Lho, Paman.., bukankah Paman tadi udah pulang bersama Bibi dan adik-adik..?"<br /><br />Ia menjawab sambil mengganggukkan kepala, "Benar, Ivan... kedua wanita tadi adalah pegawai-pegawai Paman sebenarnya... Mereka berdua Paman suruh men'servis' kamu karena Paman dan Bibi tidak sempat memberimu hadiah ultahmu ke 28 bulan yang lalu, jadi itu hadiahnya. Dan mengenai mobil Panther itu, Paman sengaja mengotak-atik kabel mesinnya, lalu kuajarkan si Sri Hadiyanti dan Regita Cahyani itu untuk membetulkannya. Anggap aja kejutan ya, Van... tapi kamu puas kan atas pelayanan mereka berdua? Jangan kuatir.., selama kau berada di sini, Paman mempersilakan kamu mengencani mereka sampai kamu bosan. Kebetulan kan tiap hari mereka masuk kerja. He-he-he-he..."<br /><br />Wah.., pengalaman tidak terlupakan nih! Memang sejak itu, selama 15 hari aku berada di Malang dalam rangka libur semesteran kuliahku di Amerika, aku sepertinya tidak bosan-bosan melayani kencan seks kedua gadis seksi itu. Setiap kali kami selesai melakukannya, Gita selalu berkata, "Mas Ivan... kami belum pernah merasakan penis yang begitu hebat dan perkasa menerobos vagina kami.., biasanya kalo tamu Pamanmu, mereka baru 1 menit udah KO! Tapi kau kuat sekali... bisa sampai dua setengah jam... minum apa sih, Mas..?"<br />Setiap kali ditanya begitu, aku hanya tersenyum simpul dan menjawab, "Ada deh..."<br />Keduanya menatap keheranan.<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></span>gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-50870059252806509622008-05-16T21:37:00.000-07:002008-05-16T21:39:21.778-07:00Doni meremas kedua belahan pantat ibu sambil menusuk-nusukkan penisnya<span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">Walaupun masih kelas 2 SMP, tapi bentuk tubuhku sudah seperti postur tubuh gadis umur 17/18 tahun. Walaupun belum besar dan kencang seperti sekarang, tapi payudaraku sudah tumbuh melebihi anak perempuan seusiaku. Bahkan tak jarang, teman-teman lelakiku berusaha untuk meremas atau paling tidak berusaha untuk memegang payudaraku ini. Ini tak lepas dari partisipasi ibuku dalam membentuk aku. Ibu selalu mengajarkan aku untuk menjaga badan. Ibuku saja, pada saat itu, badannya masih kayak orang belum kimpoi. Buah dadanya besar dan kencang, pantatnya bulat dan montok, tapi pinggangnya langsing. Dan ibu selalu mengajakku ketika ia sedang dandan, dan akupun mulai belajar berdandan dan merapihkan diri. Ibu juga mengajari aku cara merapihkan bulu-bulu yang ada di sekitar kemaluanku. Ibu tidak malu untuk memperlihatkan kemaluannya sendiri, dalam rangka memberikan pelajaran untukku.<br /><br />Terkadang, ketika sedang jalan atau belanja ke pasar, ibu sering di goda oleh laki-laki. Tapi ibu selalu senyum dan bilang begini; “Lihat Mi,… semua laki-laki pada ngeliatin ibu. Mereka cuma bisa lihat, tapi gak bisa nyentuh… kasihan ya…?!” Tapi memang, ibuku yang cantik dan sexy ini selalu menjadi pusat perhatian. Dan ibu pun seolah selalu ingin memamerkan keindahan tubuhnya. Ibu nggak pernah malu untuk berpakaian, mulai dari celana jeans ketat, rok mini (yang pendek banget), sampai baju-baju yang agak terbuka. Kalau di rumah,… jangan ditanya…. Dia selalu memakai celana pendeknya yang super pendek dan ketat. Bahkan, kalau di rumah nggak ada orang, dia pasti telanjang bulat (hihihi… nggak ibu, nggak anak…. Sama aja!).<br />Pernah ada satu kejadian. Waktu itu, aku dan ibu sedang jalan-jalan ke Aldiron di Blok M. Saat itu, kami sedang makan di sebuah rumah makan. Aku sedang duduk-duduk sambil menunggu pesanan, dan ibu sedang ke kamar kecil. Tiba-tiba, ada seorang laki-laki yang mendatangi aku dan bertanya; “Dek, tadi itu ibu kamu ya?” tanya laki-laki itu. “Iya!” jawabku. Lalu ia bertanya lagi, “Bilang sama ibunya ya… tanyain, <st1:place st="on">Om</st1:place> boleh kenalan nggak?”, lalu dia balik ke kursinya sendiri. Ketika ibu balik dari kamar kecil, aku menyampaikan pesan orang tadi. Lalu ibu melihat ke arahnya dan tersenyum. Singkat cerita, 1 jam kemudian kami sudah belanja-belanja bertiga; aku, ibu dan laki-laki tadi (namanya Om Rahmat). Sepulangnya dari Blok M, kami diajak mampir kerumahnya Om Rahmat. Kami disana dari jam 3 sore, sampai jam 9 malam. Aku disuguhin apa aja yang aku mau. Di situ cuma ada Om Rahmat saja, nggak ada siapa-siapa lagi. Aku cuma nonton video atau main nintendo (katanya punya anaknya Om Rahmat). Ibu dan Om Rahmat ngobrol-ngobrol di kamarnya Om Rahmat di atas, sementara aku di bawah, dan mereka nggak pernah keluar kamar.<br />Aku cuma ngeliat ibu turun 3 kali, katanya mau ke kamar mandi, dan ibu hanya memakai handuk saja. Aku sempet tanya, tapi kata ibu, dia dan Om Rahmat sedang olahraga senam di kamar atas. Pas pulang, kami dianterin sampai depan gang dekat rumah. Sebelum turun mobil, ibu sempat dicium sama Om Rahmat di bibirnya, laaammmaaa banget…!<br />Terus, tangannya Om Rahmat ngeremes-remes dadanya ibu, dan ibu merogohkan tangannya ke dalam celana pendeknya Om Rahmat, seperti sedang menggenggam sesuatu. Setelah selesai, kamipun turun mobil dan pulang. Pas lagi jalan mau kerumah, ibu ngomong begini; “Mia, nanti nggak usah bilang ke ayah, kita darimana. Nanti ayahmu jantungan… bilang aja kita kemaleman di jalan, soalnya kena macet!” Aku hanya menganggukkan kepala, mengiyakan perintah ibu. Dan kejadian itu nggak Cuma sekali-dua kali… tapi sering sekali, dan nggak cuma sama Om Rahmat, tapi juga sama beberapa pria yang aku lupa namanya.Tapi yang jelas, pada saat itu aku merasa bangga sekali punya ibu yang cantik, sexy, selalu jadi pusat perhatian dan baik sama orang (soalnya waktu itu, ibu bilang kalo’ ibu selalu bantuin dan ngajarin olahraga ke semua pria yang aku lihat… tanpa dibayar! Baik <st1:place st="on"><st1:state st="on">kan</st1:State></st1:place>?) O iya… nama ibuku Mirna.<br /><br />Suatu hari, ayah sedang tugas luar <st1:place st="on"><st1:city st="on">kota</st1:City></st1:place> selama 2 minggu. Ketika berangkat ke bandara, ibu ikut mengantarkan ayah. Sepulangnya dari bandara, ibu diantarkan pulang oleh salah seorang teman kantor ayah. Namanya Om Doni. Dia sempat ngobrol sebentar sama ibu, terus dia langsung pulang. Setelah ganti baju, ibu bilang kalo’ Om Doni mengajak ibu nonton bioskop dan makan malam. Aku disuruh jaga rumah sendiri… karena memang, aku ini adalah anak tunggal. Ketika aku dan ibu baru selesai shalat magrib, Om Doni datang menjemput ibu. Setelah ganti baju dan sedikit berdandan, mereka pun berangkat. Mereka pulang sekitar jam 11 malam. Ibu bilang, Om Doni mau nginep dirumah, soalnya ibu takut tidur sendiri. Jadinya, nanti <st1:place st="on">Om</st1:place> doni tidur dikamar Ibu. Karena besok harus masuk pagi, aku pamit tidur sama ibu (yang sedang melepas bra di kamarnya) dan Om Doni (yang lagi duduk dipinggiran tempat tidur, dan sedang melepas celana dalamnya).<br /><br />Aku terbangun. Aku lihat jam… jam 2 pagi. Aku mendengar ada suara orang ngobrol dan tertawa dari arah kamar mandi. Suaranya sih suara ibu dan Om Doni. Untuk memastikan, aku bangun dan berjalan pelan-pelan ke kamarnya ibu. Kamarnya ibu berantakan banget! Di lantai, ada baju dan celana dalam ibu, juga baju dan celana dalam laki-laki (mungkin punya Om Doni). Tempat tidur berantakan, dan di seprei ada cairan putih yang banyak sekali. Setelah kusentuh, cairan itu ternyata lengket banget. Pada saat itu, aku penasaran… ini apa ya? Lalu aku balik ke kamarku dan pura-pura tidur. Di luar, aku mendengar ibu dan Om Doni balik ke kamar sambil tertawa tertahan. Setelah aku pastikan mereka sudah ada di dalam kamar, aku bangun lagi dan berjalan pelan-pelan ke kamarnya ibu. Rupanya, pintunya nggak dikunci. Aku buka pelan-pelan dan aku mengintip ke dalam.<br /><br />Didalam kamar, aku melihat seprei yang tadi sudah berada di lantai. Aku mendengarkan pembicaraan mereka;<br />“Makanya… kalo’ aku bilang keluarin di dalem… keluarin aja!” kata ibu.<br />“Aku nggak enak sama kamu…” sahut Om Doni, “ kalo’ jadi,… gimana?”<br />“<st1:state st="on"><st1:place st="on">Kan</st1:place></st1:State> aku sudah bilang… aku selalu minum pil! Kamunya aja…. Dan kalaupun toh jadi, berarti Mia punya adik dan kita punya anak… iya <st1:state st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:State>? Pusing-pusing amat. Pokoknya, manfaatin memekku sebaik-baiknya… mumpung masih punya kamu. Nanti kalau suatu saat di pake orang, kamu nyesel lho!”<br />“Ya sudah… nanti babak ke 2, aku buangnya di dalem! Setuju?”<br />“OK!” kata ibu.<br />Mereka ngobrol dengan suasana dan kondisi yang aneh sekali. Mereka berdua telanjang bulat, terus ibu duduk mengangkang diatas Om Doni yang tidur terlentang. Setelah itu, aku melihat ibu berputar dan membungkuk di bawah Om Doni sambil mengemut sesuatu yang panjang dan besar. Yang kalau di buku biologi, namanya penis. Ibu ngapain ya?<br />Karena pintu kamar ibu langsung menghadap tempat tidur dari samping, maka akupun dapat dengan jelas melihat semua kegiatan mereka. Setelah mami selesai mengemut, sekarang posisinya gantian, Om Doni menjilati selangkangannya ibu sambil meremas-remas dadanya. Posisinya ibu, dia terlentang, dan pahanya dibuka lebar-lebar. Terkadang, Om Doni menyelipkan jarinya ke arah selangkangan ibu. Tapi kalo’ aku lihat, ibu sepertinya keenakkan, walaupun terkadang ia menjerit kecil. Tapi desahannya membuat jantungku deg-degan. Setelah mendengar ibu teriak tertahan, aku melihat Om Doni memasukkan penisnya ke dalam vaginanya ibu.<br />Sambil berlutut, Om Doni bergerak maju mundur. Ibu dan Om Doni sama-sama mendesah keenakkan. Om Doni bergerak makin cepat, sementara tangannya memegangi lutut ibu… lalu Om Doni berhenti. Pelan-pelan, ia mengeluarkan penisnya lalu mengocoknya dengan tangan. Aku melihat ibu bergerak perlahan. Sambil mengelus vaginanya, ia bangun dan membuat gerakan menungging, membelakangi Om Doni. Setelah itu, Om Doni memasukkan lagi penisnya ke dalan vaginanya ibu. Pinggangnya ibu di pegang oleh Om Doni, lalu ia kembali membuat gerakan maju mundur, kadang cepat, kadang pelan. Aku juga melihat dadanya ibu bergoyang kencang sekali.<br />Sekitar 10 menit kemudian, Om Doni berhenti, lalu tiduran terlentang. Penisnya yang besar dan panjang itu, di pegang sama ibu… terus ia memasukkannya sendiri kedalam vaginanya. Ibu sekarang duduk berlutut diatas Om Doni. Sementara penisnya, menancap di vaginanya ibu. Aku melihat tangannya ibu diatas dada teman ayah itu. Aku berfikir, mungkin untuk menyangga badannya yang agak condong ke depan supaya tidak jatuh, karena pada saat yang bersamaan, ibu menggoyangkan pinggulnya maju-mundur, turun naik, dan kadang di putar-putar. Nggak lama setelah itu, ibu menjatuhkan dirinya di di dada Om Doni, lalu diam tak bergerak. Desahan dan erangan ibu semakin keras, ketika Om <span style="font-weight: bold;">Doni meremas kedua belahan pantat ibu sambil menusuk-nusukkan penisnya </span>terus menerus ke dalam vagina ibu. Penis Om Doni yang besar itu terlihat basah sekali, ketika ia bergerak makin cepat dan ibu berteriak tertahan. Di tengah desahan, erangan dan teriakan tertahannya, tiba-tiba aku mendengar ibu ngomong; “Aku dapet… aku dapet!!! Kamu hebat..!!” Pada saat itu, aku bingung mendengarnya, dapet? Dapet apaan? Gak lama kemudian, aku juga mendengar Om Doni ngomong; “Mir… aku mau keluar! Memekmu siap nerima ya…..”<br />Setelah itu, sambil masih berpelukan, ibu dan Om Doni berputar. Sekarang ibu dibawah. Aku melihat kedua kakinya dilingkarkan di pantat Om Doni, seakan-akan sedang sedang menekan dan menariknya, sementara tangannya dilingkarkan di leher Om Doni. Tak lama, aku mendengar Om Doni dan ibu berteriak pelan “Aacchhhh….!!!” Dengan nada puas. Setelah menekan-nekankan pantatnya 3 kali, Om Doni bangun dan mencabut penisnya. Lalu ia menggenggam dan mengocokkannya di depan mulut ibu yang membuka. Ada cairan putih yang keluar dari penis Om Doni. Ibu menelan cairan itu, lalu kembali menghisap-hisap penis Om Doni yang berlutut sambil mengangkang diatas mulutnya. Om Doni tersenyum puas, sambil melihat ibu yang bernafsu sekali menjilati penisnya, aku mendengarnya berkata; “Dasar kamu, udah nerima di dalem… masih aja pingin dapetin peju sisa…” Lalu mereka berdua tertawa.<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></span>gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-51839157584652499342008-05-16T21:17:00.001-07:002008-05-16T21:17:57.959-07:00tubuhku diangkat lalu didudukkan lagi dengan zakarnya sudah menancap dalam di memekku<span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">Kamarku di bagian belakang. Setelah istirahat sejenak, akupun mulai membantu pekerjaan ibu tadi yang namanya ternyata Kumari, seorang keturunan <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">India</st1:country-region></st1:place>. Menurutnya ia tinggal di situ bersama suami dan 2 anak laki-lakinya yang buka toko konveksi. Seminggu bekerja di situ, aku mulai mengenal anggota keluarganya. Suami bu Kumari bernama pak Anand, dan dua anaknya laki-laki Vijay dan Kumar. Kalau melihat mereka sekilas aku jadi ingat artis Syahrukh Khan. Ganteng dengan tubuh tinggi tegap atletis dengan bulu-bulu di dadanya. Orang <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">India</st1:country-region></st1:place> memang terkenal cantik dan ganteng. Akupun semakin suka pada keluarga itu karena mereka ternyata ramah. Bahkan tak jarang aku diajaknya makan malam bersama semeja.<br /><br />“Minumlah ini madu <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">India</st1:country-region></st1:place>, supaya kamu gak gampang cape,” ajak bu Kumari pada suatu acara makan malam bersama sambil memberiku segelas minuman berwarna kuning emas. Aku ragu-ragu menerimanya. Sementara anggota keluarga lain sudah mengambil segelas masing-masing.<br /><br />“Ini memang minuman simpanan kami, Nul. Tidak boleh terlalu sering diminum, malah tidak baik. Dua minggu sekali cukuplah soalnya pengaruhnya luar biasa… ha… ha… ha….!” Sahut pak Anand disambut tawa Vijay dan Kumar.<br /><br />“Kamu akan rasakan khasiatnya nanti malam, Nul,” sambung Vijay tanpa kuketahui maksudnya. Lagi-lagi disambut tawa mereka sambil masing-masing mulai minum, kecuali bu Kumari. Akupun pelan-pelan mencicipnya. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:City> rasa manis dan masamnya. Memang seperti madu, tapi setelah minum beberapa teguk aku juga merasakan badanku hangat malah agak panas. Semua menghabiskan minumannya, maka akupun juga berbuat demikian. Baru setelah itu kami makan malam.<br /><br />“Tidurlah kalau kau cape, Nul,” perintah bu Kumari setelah kami selesai cuci piring jam 8 malam. Tidak biasanya aku tidur sepagi itu, tapi entah kenapa aku merasa mataku berat dan perutku panas. Aku masuk kamar dan rebahkan diri. Tapi rasa panas di perutku ternyata malah menjadi-jadi dan menjalar ke seluruh tubuhku. Aku tak tahan untuk tidak meremas payudaraku mengurangi rasa panas itu. Kemudian juga meremas-remas seluruh tubuh sampai seputar bawah pusar dan pahaku. Ingatanku segera melayang pada remasan-remasan pak <st1:place st="on">S. Sudah</st1:place> cukup lama aku tak bersetubuh dengan laki-laki itu, apakah sekarang ini tubuhku sedang menuntut? Gawat, pikirku, kalau benar itu terjadi. Selama ini aku hanya melakukan hubungan seks aman dengan pak <st1:place st="on">S. Belum</st1:place> pernah dengan pria lain. Belum habis pikiranku berkecamuk mendadak pintu kamarku terbuka dan masuklah pak Anand. Buru-buru aku menghentikan kegiatan tanganku.<br /><br />“Kamu kelihatan sakit, Nul?” tanyanya sambil duduk di tepi ranjangku.<br />“Eng… eng… tidak, pak,” sahutku pelan. Tapi pak Anand segera tempelkan telapak tangan di dahiku.<br />“Benar, Nul, tubuhmu panas sekali. Kamu harus segera diobati. Cepat telungkup, biar kupijat sebentar untuk menurunkan panasmu. Jelek-jelek begini aku pintar mijat lo…” perintahnya. Dan, mungkin karena aku merasa perlakuannya seperti ortu pada anaknya maka aku menurut. Aku tengkurap dan sebentar kemudian kurasakan pantatku dinaikinya dan punggungku mulai dipijat-pijatnya. Tidak sebatas punggung, tapi tangannya juga ke arah pundak, leher, pinggang malah bergeser-geser ke kiri-kanan hingga kadang menyenggol sisi luar payudaraku. Aku diam saja, namun setelah aku merasa pantatku juga ditekan-tekan oleh pantatnya, mulailah aku tak tenang. Pengalaman seksku dengan pak S membuatku dapat merasakan manakala pria sedang naik nafsu syahwatnya. Demikian pula pak Anand saat itu. Pijatannya tambah berani. Dia mulai meremasi tetekku dan pantatnya menekanku keras-keras. Aku berontak namun tak berdaya.<br /><br />“Pak! Jangan, pak!” seruku sambil berupaya menyingkirkan tubuhnya. Tapi mana mampu aku melawan tubuh besar kekar itu. Selain itu entah kenapa aku malah mulai ikut terangsang. Di antara perlakukan pak Anand sekilas-sekilas aku juga ingat perlakukan seks pak S padaku. Uugghh… aakk… aakkuuu… malah jadi terangsang. Aku tak berontak lagi ketika dasterku ditariknya ke atas hingga tinggal beha dan cdku. Aku ditelentangkannnya dengan posisi dia tetap mengangkangiku. Dibukanya t-shirt yang dipakainya juga piyama tidurnya. Dan… gila aku melihat tonjolan besar di balik cd nya dan sejurus kemudian nampaklah si tongkat penggadanya yang panjang besar sekitar 20 cm dengan diameter 4 cm! Behaku direnggutnya kasar demikian pula cdku. Tubuhku tak melakukan perlawanan apapun ketika ia menggumuliku habis-habisan. Dan… blesss langsung aku disodok dan digenjotnya. Aku ingat pengalamanku dengan pak S. Ingat bagaimana dia memerawaniku. Persis sama perlakuannya dengan pak Anand. Aku tak habis pikir sewaktu pahaku malah menjepit paha pak Anand dan… menyambut gejokannya dengan putaran pinggulku. Syahwatku ikut terbakar!<br /><br />Entah berapa lama pak Anand terus menggenjotku keluar masuk naik turun sambil mulutnya mengenyut-ngenyut tetekku. Aku hanya bisa menggeleng-geleng kenikmatan dan kelojotan merasai badai hempasannya sampai aku tak tahan lagi untuk menahan orgasme. Aku merinding lalu…. Cruut… suuur… suuur… tubuhku berkejat-kejat menumpahkan mani. Pak Anand menggasakku lebih keras, tak peduli cairanku memperlicin jalannya. Mungkin hampir tak terasa karena besar dan panjangnya tetap mampu memenuhi liang V-ku. Sleebb slebb jlebb jleebb… bunyi tusukan-tusukannya. Mungkin sekitar 30 menit telah berlalu ketika aku orgasme yg kedua kali… seeerrr… seerr… serrrr.. klenyer.. kembali aku terkejat-kejat sampai belasan kali. Sejurus kemudian hentakan pak Anand sedemikian keras menekanku. Dalam-dalam gadanya dibenamkan di V-ku lalu pantatnya berkejut-kejut sampai belasan detik. Lalu diam terbenam. Dia ejakulasi. Nafas kami tersengal-sengal.<br /><br />“Kamu hebat, Nul,” bisiknya sambil mencium bibirku, “Nanti lagi, ya,” katanya tak kumengerti. Ia bangkit, mengenakan pakaiannya lalu keluar membiarkanku telentang telanjang di ranjang. Belum habis capeku digenjot pak Anand, masuklah Vijay ke kamarku.<br /><br />“Permainanmu hebat banget, Nul. Aku juga mau dong..” katanya sambil mulai melepasi pakaiannya sampai bugil. Aku segera menutup tubuhku dengan selimut, tapi tak berguna karena sesaat kemudian ia sudah menarik selimutku juga tubuhku ke pelukannya.<br />“Jangan, mas Vijay,” protesku tak berdaya.<br />“Tak apa, Nul. Papa bilang kamu sudah tak perawan lagi <st1:state st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:State>? He he he…”<br />“Jangan, mas…” tapi suaraku hilang ditelan bibirnya yang melumat ganas bibirku. Tangannya liar merayapiku sambil mendorongku kembali terjelepak di ranjang. Ciumannya menjalar menjulur dari bibir semakin turun. Ke tetekku, putingku, perut, pusar, pubis sampai akhirnya sampai di V-ku. Menelusup lincah memasuki gua garbaku. Mengobok-obok dalamnya. Aku kembali teringat permainan pak <st1:place st="on">S. Namun</st1:place> yang ini lebih gila lagi. Syahwatku jadi menggelegak mengikuti irama lidah Vijay. Dia memutar tubuh sampai kami 69, mengangsurkan zakarnya ke mulutku. Gila! Lebih panjang dan besar dibanding bapaknya. Tanganku tak mampu menggenggamnya dan mulutku tak mampu menampung seluruhnya. Paling hanya separuh yang masuk. Maka perlombaan menjilat dan menghisap pun dimulai. Kami saling memuasi. Rasanya sampai berjam-jam waktu aku merasa harus menumpahkan maniku dan dijilatinya sampai tandas tuntas. Sementara milik Vijay masih tegar tegang meski licin oleh ludahku. Kemudian ia memutar tubuhnya lagi dan menusukkan pentungannya ke memekku yang sudah agak kering. Preett… “Iiih sakit, mas…,” desisku menggigit bibir dan memeluk punggungnya karena terasa batangnya masuk begitu dalam sampai aku kesakitan.<br /><br />“Sabar, Nul. Sebentar lagi juga nikmat,” bisiknya. Kupeluk punggungnya erat-erat ketika tubuhku terangkat karena sodokannya. Shlleeeb shleeb shleeebbb… batang besar itu menumbukku bagaikan alu menumbuk lesung. Keluar masuk, naik turun, sampai cairan nikmatku mengalir lagi sehingga rasa sakit pun berkurang. Dan kenikmatanku bertambah manakala bulu dadanya menggesek-gesek putingku. Pahaku semakin menganga lebar. Mataku terpejam-pejam menikmati remasan dan belaian tangan kekarnya di sekujur tubuh.<br /><br />“Akh… akhu mau keluar, Nul…” Lalu jreeet… jreet... jroot… jrot.. jrut… pantatnya menyentak-nyentak. Tubuhnya kaku menegang ketika spermanya menyemprot rahimku sampai basah kuyup. Semprotannya kuat sekali.<br />“Akk.. aku bisa hamil, mas,” desisku puas karena aku juga orgasme lagi.<br />“Jangan kuatir, Nul, kami punya obat pencegah hamil,” jawabnya sambil menggulirkan tubuhnya ke sisi. Dan… belum Vijay turun dari ranjang, si Kumar sudah ganti menaikiku. Tubuhnya sama atletis dengan Vijay. Tapi gayanya lebih liar. Begitu Vijay keluar kamar, akupun diangkatnya supaya menduduki batangnya lalu disuruh menungganginya kencang-kencang. Tangannya ikut memegangi pinggangku dan melontarkanku naik turun. Zakarnya juga menyodok ke atas setiap pantatku turun. Gila! Tubuhku seperti mainan. Tangannya berpindah ke tetekku dan meremasinya sampai aku mendesis-desis, antara sakit dan nikmat. Hancur rasanya memekku digempur bapak dan dua anaknya yang batangnya berukuran luar biasa. Dan… aku kembali orgasme justru saat tubuhku dilontar ke atas, sehingga punggungku agak meliuk ke bawah merasakan tersalurnya syahwatku untuk kesekian kali.<br /><br />“Sudah, mas, cukup…” pintaku karena kelelahan. Namun Kumar tak menggubris.<br />“Aku belum cukup, Nul. Kau harus bisa mengeluarkan spermaku baru aku puas…” Dan lemparannya masih terus berlangsung hingga setengah jam lagi. Sampai akhirnya dia berhenti lalu tangannya menekan pinggangku lekat-lekat ke zakarnya, kemudian terasa pantatnya melonjak-lonjak menyemburkan cairan hangat. Lagi-lagi rahimku disemprot sperma hasil ejakulasi. Tak terasa sperma bapak dan dua anaknya memenuhi lubang memekku.<br /><br />Pintu kamarku terbuka dan masuklah pak Anand dan Vijay sambil membawa segelas minuman. Keduanya telanjang. “Minumlah ini, Nul, biar kamu nggak hamil,” pak Anand menyerahkan gelasnya padaku. Akupun meminumnya tanpa pikir panjang, karena aku benar-benar takut hamil dan haus sekali setelah melayani tiga majikan ini berjam-jam. Rasanya seperti minuman kuning yang tadi kuminum. Badanku jadi hangat lagi dan… gairahku bangkit lagi. Aku jadi sadar pasti minuman ini dibubuhi obat perangsang. Tapi kesadaranku segera hilang ketika merasa tubuhku ditunggingkan oleh Vijay. Kemudian….<br /><br />Ya, malam itu secara brutal ketiga orang itu mengerjaiku semalam suntuk tanpa istirahat sejenakpun. Mereka bergantian menyemprotkan sperma di rahimku, di perut, wajah, mulut sampai telinga dan rambutku juga. Aku mandi sperma. Dan entah berapa kali akupun mengalami orgasme yang selalu mereka telan bergantian. Tak jarang ketiga lubangku mereka masuki bersama-sama. Lubang mulut, memek dan anusku. Tubuhku jadi ajang pesta mereka hampir 10 jam lamanya, toh selama itu aku tak merasa capai. Mungkin gara-gara minuman berkhasiat itu?<br /><br />Pagi hari bu Kumari datang dan menyeka tubuhku yang lemas lunglai tak mampu bangun.<br />“Maaf, Nul. Aku sudah tak mampu melayani suamiku yang ********* sehingga aku mencari orang pengganti,” ceritanya. Mataku masih terkantuk-kantuk karena pengaruh obat perangsang. “Moga-moga kamu betah disini, dan kami akan bayar berapapun yang kamu minta…” lanjutnya.<br />“Aa… apa sudah pernah ada pembantu yang dibeginikan, bu?” tanyaku lirih.<br />“Sudah, Nul. Tapi kebanyakan hanya bertahan dua hari… lalu minta pulang. Aku harap kamu kuat, YNul. Aku akan sediakan obat-obatan untukmu… Ini minumlah obat untuk menguatkan dan membersihkan rahimmu,” dia mengangsurkan sebotol obat yang namanya tak kumengerti karena berbahasa asing. “Hari ini kamu boleh istirahat seharian,” lalu dia keluar kamar.<br /><br />Aku pun tertidur lelap. Baru siang hari bangun untuk mandi dan makan. Bu Kumari melayaniku seperti anaknya sendiri. Kami tak banyak berbicara. Selesai makan aku kembali ke kamar. Membersihkan ranjang, mengganti sepreinya yang penuh bercak sperma dan mani. Lalu aku tidur lagi. Sampai jam makan malam tiba dan aku diundang untuk makan bersama lagi, dan minum cairan kuning emas itu lagi. Dan…<br />“Nul, kamu sudah kuat untuk melayani kami lagi nanti malam kan?” Tanya pak Anand sambil senyum kepadaku. Aku bingung dan memilih diam.<br />“Kamu jangan kuatir hamil, Nul. Obat kami sangat mujarab,” lanjut Vijay.<br />“Pokoknya selama di sini, kita mencari kenikmatan bersama Nul,” sambung Kumar sambil menyeringai nakal.<br /><br />Jadilah, akhirnya hampir setiap malam sampai pagi aku melayani ketiga ayah beranak yang gila seks itu. Untung staminaku, dibantu obat-obatan pemberian bu Kumari, cukup kuat untuk menanggung kenikmatan demi kenikmatan itu. Hingga dua bulan lamanya aku “dikontrak” mereka, sampai akhirnya mereka mulai bosan dan ingin mencari wanita lain. Aku diberi banyak uang ketika meninggalkan rumah mereka.<br /><br />Keluar dari keluarga India itu aku tidak pulang. Malu rasanya kalau baru dua bulan kerja lalu pulang. Dengan uang pemberian mereka yang cukup banyak aku indekost di suatu kampung yang biayanya hanya 50 ribu sebulan. Aku berpikir dalam sebulan pasti sudah mendapat tempat kerja baru. Sisa uang kutabung dan sebagian kukirim ke desa.<br /><br />Tempat kostku ada 10 kamar berhadap-hadapan, dihuni 6 pria dan 4 wanita yang sudah kerja semua. Kalau siang suasana kost sepi karena hanya aku yang tinggal sendirian. Menjelang malam suasana berubah ramai karena mereka sudah pulang. Pergaulan di situ lama-lama kurasakan akrab sekali, bahkan agak keterlaluan. Bagaimana tidak keterlaluan kalau seorang pria hanya dengan berbalut handuk memasuki kamar wanita dan ngobrol sembari menunggu giliran kamar mandi.<br /><br />Si wanita yang hanya berdaster pun cuek saja tempat tidurnya diduduki si pria. Malah kadang mereka duduk berjajar sambil senggol-senggolan. Tangan si pria dengan bebas meremas tetek si wanita, sebaliknya si wanita dengan tenang mereMas barang si pria di balik handuknya sampai meringis. Akhirnya mereka jadi saling pagut berpelukan bergulingan. Ya, bebas sekali pergaulan di situ. Kalau mau lebih tahu, malam hari ada juga pria yang terlihat mengendap-endap memasuki salah satu kamar wanita, dan tidak keluar lagi sampai pagi hari. Kita tentu tahu apa yang terjadi di kamar itu.<br /><br />Seminggu tinggal di kost itu aku berusaha cuek terhadap perilaku mereka dan tidak ikut-ikutan. Namun aku tetap ngobrol ramah dengan mereka.<br /><br />“Malam minggu besok kita mau pesta, Nul!” ujar Sari memberitahu.<br />“Pesta apa?” tanyaku.<br />“Pokoknya asyik. Kita bikin acara dan tidak akan tidur semalam suntuk. Biasanya kami adakan ini dua bulan sekali tanggal muda. Maklum, setelah kerja dua bulan kan cape. Kita perlu refreshing. Kamu ikut aja ya, Nul,”<br />“Ee..ee. gimana ya. Apa aku tidak mengganggu?”<br />“Justru acara ini untuk menyambutmu sebagai penghuni baru, Nul. Kamu harus ikut menikmati,” sambung Sari.<br /><br />Dan jadilah esok harinya, ketika pulang kerja lebih awal karena hari Sabtu, kulihat masing-masing wanitanya membawa belanjaan cukup banyak. Sedangkan para prianya membawa beberapa botol dalam kardus. Jam 5 sore semua penghuni sudah pulang. Pintu gerbang kost ditutup dan dikunci. Jam 6 petang semua sudah selesai mandi dan ganti pakaian lalu kami menuju ke kamar Mas Jono yang paling besar. Seluruh makanan dan minuman digelar di lantai dan kami duduk berkeliling di tikar.<br /><br />“Mari kita mulai acara untuk menyambut Inul di tengah kita. Silahkan makan dan minum sepuasnya sambil nonton film kesukaan kita.”<br />Lalu berbareng kami mulai mengambil makanan yang tersedia di situ. Ada nasi goreng, bakmi, gorengan dll. Minumannya ada coca cola, fanta bahkan bir. Dan Mas Jono menyetel vcdnya. Film porno pasti! Ya, sambil makan minum dan cekikin kami melihat adegan film.<br />“Lihat tuh, ceweknya dikerjain sambil nungging!” celetuk Bonar.<br />“Kayak Sari deh. Hobi!” timpal Dodi.<br />“Ala, bilang aja kamu suka kan, Dod?” tanggap Sari,<br />“Sayang punyamu nggak segede yang difilm itu!” disambut gelak tawa semua. Aku mesem aja.<br />“Ayo diminum, Nul,” Mas Jono memberiku segelas coca cola. Kuterima sambil berterima kasih.<br />“Mau coba bir?” tanyanya lagi. Aku menggeleng menolak.<br />“Gak apa-apa, Nul, coba aja,” ajak Tini sambil menagmbilkanku separuh gelas dan menyodorkan kepadaku. “Rasanya enak kok, badan jadi hangat.”<br /><br />Sambil makan minum tak terasa aku ikut menenggak bir itu meski cuma setengah gelas. Kepalaku terasa panas, apalagi sambil menonton film porno itu aku jadi ingat pengalaman seksku dengan keluarga India itu.<br /><br />Di layar kaca terlihat seorang cewek dikerjai 3 orang sekaligus. Aku membayangkan diriku sedang melayani pak Anand dan kedua putranya. Ugh. tak terasa syahwatku jadi naik. Apalagi setelah acara makan selesai dan peralatannya dipinggirkan sehingga tengah ruang jadi luas. Ruang pun diredupkan lampunya. Kulihat Sari, Tini dan Menuk sudah mojok dengan masing-masing pasangannya. Tinggal aku sendirian disertai Mas Jono, Joni dan Didin.<br /><br />Entah kapan bergeraknya, tahu-tahu Mas Jono sudah memelukku dari belakang.<br />“Nul, aku ingin menciummu,” desisnya di belakang telingaku membuatku merinding.<br />Tak sempat menolak lagi karena tubuhku jadi lemah. Syahwatku terangsang berat.<br /><br />Tak menunggu lama tubuhku sudah dibaringkan di atas karpet, ditindihnya. Aku semakin tak berdaya ketika dua pasang tangan Mas Joni dan Didin melucutiku. Sebentar saja aku sudah mengalami seperti fim porno tadi. Ketiga lubangku dimasuki. Untung aku sudah pengalaman dengan keluarga pak Anand sehingga hal semacam ini tidak mengejutkanku lagi. Malah mereka terheran-heran aku mampu mengimbangi permainannya.<br /><br />Malam minggu itu kami terus bersetubuh berganti-ganti antara 4 cewek dan 6 cowok. Aku yang “barang” baru di tempat itu agaknya yang paling laris digilir. Entah setiap cowok sudah berapa kali menyemprotkan spermanya ke liang nikmatku atau mulutku. Mereka senang karena ternyata aku sangat berpengalaman dalam menelan, menggoyang dan mengocok penis mereka. Mereka seolah tak percaya bagaimana mungkin gadis desa lugu macam aku begitu piawai mengolah syahwat dan menjadi saluran pemuas nafsu.<br /><br />Perzinahan kami terus berlangsung hingga minggu sore jam 5, berarti kegiatan seks kami berlangsung sekitar 20 jam nonstop. Gila kan!? Ini benar-benar pesta seks hebat yang pernah kualami. Ketika di keluarga pak Anand pun aku paling lama hanya digilir 7-8 jam. Vaginaku sampai ngilu-ngilu, karena hampir tak pernah lepas disumpal zakar ke-6 cowok itu. Ke-3 cewek lain kulihat tak jauh beda denganku, semuanya leMas tergoler telanjang dengan kaki ngangkang. Cairan sperma dan mani melumuri kepala hingga kaki kami. Mungkinkah mereka jadi lebih bersemangat karena kehadiranku? Sehingga tanpa obat perangsang pun kami tetap memiliki nafsu yang bergelora.<br /><br />Setelah peristiwa itu, setiap malam kamarku pasti diketuk salah seorang cowok penghuni untuk minta jatah menikmati tubuhku. Aku tak kuasa menolak karena agaknya akupun butuh penyaluran libido. Pengalaman dengan pak S dan keluarga Anand telah membangkitkan nafsu hewaniku yang menuntut pemuasan terus menerus setiap hari. Sehari lubang memekku tak dimasuki penis aku bakal belingsatan semalaman.<br /><br />Namun niatku cari kerja tak padam hingga suatu hari aku ditawari kerja untuk, lagi-lagi, jadi prt di sebuah rumah besar. Dengan berat hati aku pamit kepada teman-teman kostku dengan janji sekali waktu akan datang ke situ. Bayangkan, seorang prt seperti aku berteman dengan para pegawai berdasi macam mereka. Hanya karena sama-sama membutuhan seks kami jadi berteman!<br /><br />Rumah besar milik majikanku ternyata memiliki 20 kamar untuk kost-kostan cowok. Tugasku membersihkan rumah dan kamar-kamar kost. Sedang untuk tugas mencuci dan menyetrika sudah ada sendiri tapi dia kalau sore hari pulang karena rumahnya tak jauh. Aku juga kadang diberi uang oleh anak-anak kost untuk memasak makan siang atau malam buat mereka. Biasanya sekitar 5 anak patungan uang belanja, biasanya sisa uang belanja diberikan padaku. Lumayan untuk menambah gajiku yang hanya 200 ribu sebulan.<br /><br />Pagi hari setelah sebagian besar kuliah atau kerja aku membersihkan kamar-kamar mereka. Selama membersihkan sering aku melihat betapa berantakannya kamar cowok. Bungkus makanan atau abu rokok bertebaran di lantai, pakaian bahkan CD juga dilempar begitu saja. Yang membuatku terbelalak suatu hari aku melihat majalah-majalah porno tersebar di lantai kamar. Disampingnya ada kondom bekas pakai yang masih berisi sperma! Gila benar tuh anak, masak onani aja pakai kondom. Giliranku membersihkan harus rapat-rapat menyembunyikan benda-benda antik itu. Jangan sampai ketahuan yang punya kost.<br /><br />“Nul, kamu tahu majalah yang di bawah ranjangku?” tanya Bimo suatu sore sepulang kerja dari kamarnya.<br />“Aa. ada, saya taruh di atas lemari, mas,” jawabku sambil nunduk di pintu kamarnya karena ingat majalah yang dimaksud adalah majalah porno.<br />“Kamu tentu ikut lihat ya, Nul?” bisiknya lanjut.<br />“Ng.. ng.. cuma sebentar kok mas, abis saya kira majalah apa gitu.”<br />“Sini, Nul,” tangannya menarik tanganku lalu menutup pintu kamar.<br />“Ada apa, mas?” tanyaku bingung. Tapi mendadak ia sudah memeluk dan mencium bibirku dengan ganas. Tubuhku langsung ditelentangkan ke ranjangnya dan ditelungkupinya. Aku jadi gelagapan karena tak siap. Kudorong dadanya.<br />“Ja. jangan, mas!” teriakku. Tapi himpitannnya tambah kuat.<br />“Aku mau main sama kamu seperti majalah itu, Nul. Berapapun aku bayar!” katanya memaksaku sambil meremas-reMas tetekku dan berusaha membuka kancing bajuku.<br />“Aak.. aaku. jangan, mas. nggak mau.” protesku lagi sambil terus memberontak.<br />“Alaaa. gak usah nolak Nul, aku tahu kamu udah nggak perawan kan? Kamu suka main seks rame-rame waktu di kostnya si Jono kan?”<br /><br />Deg, ternyata dia kenal Mas Jono dan Mas Jono ternyata sudah cerita kegiatan seks kami yang semestinya rahasia itu. Sial benar dia. Aku terhenyak dan perlawananku jadi kendor dan Bimo dengan leluasa memreteli pakaianku higga bugil gil! Sejurus kemudian memekku sudah dipompanya dengan gembira. Zakarnya yang lumayan besar keluar masuk dengan leluasa karena milikku pun sudah agak longgar akibat seringnya kupakai mengejar nikmat.<br /><br />Aku tak melawan lagi, toh rahasiaku sudah diketahui. Dan, terus terang, sudah beberapa lama ini aku butuh seks! Hampir setengah jam Bimo menggenjotku sampai akhirnya tubuhnya terkejang-kejang dan terasa spermanya nyemprot masuk ke rahimku. Untuk pencegahan kehamilan selama ini aku memang sudah rutin minum pil kb sesuai anjuran teman kostku dulu. Kubiarkan tubuh Bimo menggelepar di atasku.<br /><br />“Sudah, mas?” bisikku dengan nafas agak tersengal-sengal telentang.<br />“Heeh. tapi nanti malam lagi ya, Nul? Kutunggu kamu jam 11 malam,” pintanya sambil mencabut penisnya yang telah mengkerut.<br />“Ini buat kamu,” ia menggenggamkan 50 ribuan ke tanganku. Kubiarkan tangannya meremasi susuku. Setelah ia berhenti, aku bangkit dan mengenakan pakaian. Bimo membuka pintu sedikit lalu kepalanya tengok kanan-kiri. Setelah dirasa aman ia menyuruhku cepat-cepat keluar kamarnya.<br /><br />Setelah mandi aku kembali bekerja seperti biasa sampai sekitar jam 9 malam seusai mencuci bekas makan anak-anak kost. Kumasuki kamarku sambil menimbang-nimbang apakah nanti malam aku akan masuk ke kamar Bimo atau tidak. Terasa memekku berdenyut kalau ingat aku tadi belum sempat orgasme. “Apakah aku akan memuaskan syahwatku atau tidak?” pikirku sampai ketiduran di dipanku yang berkasur busa.<br /><br />Entah berapa lama aku ketiduran, tiba-tiba terasa tubuhku ditindih seseorang. Lampu kamarku dimatikan sehingga aku tak bisa melihat siapa yang sedang berusaha memperkosaku. Dasterku sudah tersingkap ke atas dan tangannya sekarang tengah menggerayangi memekku dan melepas cd-ku.<br />“Ufh, jangan mas!” tolakku sambil meronta-ronta.<br />Sialnya pada saat bersamaan aku juga merasakan kenikmatan ketika memekku diremas.<br />“Diam, Nul. Aku Bimo,” bisiknya.<br /><br />Akupun diam setelah tahu dan membiarkan ia mulai mengelupas seluruh penutup tubuhku. Dia sendiri ternyata sudah bugil lebih dulu dan sebentar saja zakarnya sudah amblas ke memekku. Aku pun melayaninya dengan senang. Anehnya tak sampai 15 menit ia sudah mengejang dan spermanya keluar. Langsung mencabut penisnya dan buru-buru keluar kamarku. Namun tak lama masuk kamar lagi dan seolah mendapat tenaga baru ia kembali memompaku dengan semangat.<br /><br />Berat badannya juga agak lebih berat dari Bimo tadi. Tapi aku kembali terlena dan melayaniya dengan goyangku yang lebih hot. Namun lagi-lagi tak sampai 15 menit Bino sudah keluar sperma lagi. Tanpa bicara ia langsung menggelosor turun lalu keluar kamar. Tak sampai dua menit masuk kamarku lagi lalu Bimo dengan tenaga baru memasuki dan menunggangiku lagi.<br /><br />“Kamu siapa?” aku mulai curiga.<br />“Stt. diam, aku Bimo,” bisiknya dengan suara beda dari yang tadi.<br /><br />Kecurigaanku makin besar namun aku tak berdaya karena tindihan dan genjotannya sedang menggempurku. Kusimpan kecurigaanku sampai ia melenguh dan terkejang-kejang lagi. Lalu, ketika ia keluar kamar, segera kuikuti dan ketik pintu kamar terbuka, kagetlah aku karena di depan kamarku sudah berkumpul seluruh penghuni kost dengan tubuh telanjang!<br /><br />Rupanya mereka menyamar sebagai Bimo dan secara bergantian memasuki kamarku untuk menikmati tubuhku! Gila! Aku hendak berteriak, namun tangan salah seorang telah membekap mulutku. Yang lain mendorong pintu hingga mereka semua sekarang masuk ke kamarku. Sementara yang membekapku terus mendorongku sampai ke dipan dan kembali menaiki dan memompaku. Tak berdaya akhirnya aku harus melayani ke-20 orang cowok itu. Kuakui selama itupun aku sempat orgasme sampai berkali-kali.<br /><br />“Maafkan aku, Nul, mereka ternyata tahu apa yang kita perbuat tadi,” kata Bimo sewaktu mendapat gilirannya.<br />“Dan mereka minta jatahnya daripada melaporkan perbuatan kita ke polisi.”<br />Mendengar kata ‘polisi’ aku semakin takut dan pilih diam menikmati pemerkosaan rame-rame itu. Memek dan mulutku sampai seperti mati rasa setelah masing-masing memperoleh gilirannya yang ke-2 atau ke-3. Berliter-liter sperma memasuki memek dan mulutku serta memandikan tubuhku yang sudah leMas loyo lunglai. Bayangkan kalau setiap cowok sampai 3 kali saja menyetubuhiku dan masing-masing 15 menit, berarti aku telah digarap mereka selama 20 orang x 3 x 15 menit = 900 menit alias 15 jam tanpa henti! Sewaktu di kost dulu aku melayani 6 cowok dibantu 3 cewek lain, tapi sekarang aku sendirian diperkosa rame-rame oleh 20 cowok. Edan tenan!<br /><br />“Sudah, mas. Kasihani saya, mas. bisa mati kalau saya nggak istirahat dulu,” kataku lemah kepada yang terakhir menyebadaniku. Rupanya mereka pun kasihan dan membantuku membersihkan diri. Mas Bimo menggendongku ke kamar mandi dan memandikan serta menyabuniku dengan prihatin.<br /><br />“Maafkan aku ya, Nul..” desisnya di telingaku sambil menyabuni punggung. Aku diam saja. Kami duduk di atas kloset tertutup. Ia di belakangku juga telanjang. Disabuninya dadaku, perut lalu diremasinya tetekku lagi seolah tak ada puasnya menikmati tubuhku. Dengan tubuh lemah kurasakan <span style="font-weight: bold;">tubuhku diangkat lalu didudukkan lagi dengan zakarnya sudah menancap dalam di memekku</span>. Yah, Bimo memanfaatkan saat menyabuniku itu untuk melepas syahwatnya lagi. Cowok seusia 25-an memang bisa berkali-kali ejakulasi. Sialnya (atau malah untungnya?) aku yang harus menerima hasratnya itu. <br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></span>gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-10135809670009940762008-05-16T21:13:00.000-07:002008-05-16T21:15:08.048-07:00batang kenaluannya yang tertancap dengan mantap di dalam vaginaku<span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">sepulang sekolah aku bergegas ke kamarku, sekolahku masuk pagi. siang itu seperti biasa hanya ada aku dirumah. setelah melapas sepatuku aku langsung melepas celana dalamku. entah hari ini aku merasa begitu terangsang, seperti kataku, aku ketagihan berhubungan sex. tubuhku terasa bergetar, kedua buah dadaku menegang, dan bagian kemaluanku basah terangsang. aku berbaring di kasurku dengan kedua kaki terbuka lebar dan rok seragamku ku singsingkan hingga ke perut. dengan salah satu tanganku aku meremas-remas buah dadaku sementara satu tangan lagi mengusap kemaluanku yang sudah terbuka. ku belai-belai bulu kemaluanku semakin ke bawah kusibak bibir kemaluanku. dengan kedua kaki semakin kulebarkan, aku terpejam membayangkan pacarku di depan selangkanganku dengan kemaluan yang tegak siap menusuk kemaluanku.<br /><br />"aaaahhh...", kuelus daging kecil diantara bibir kemaluanku, dimana rasa nya begitu nikmat kumainkan dengan jariku. terasa semakin menegang daging kecilku ini, dan rasanya semakin nikmat. kurasakan lubang vaginaku sudah basah. dengan lebut kugerakkan jari tengahku menggesek kebawah daging kecilku dan langsung menuju lubang vaginaku.<br />"uuuuhhh...", setengah jari tengahku sudah menusuk lubang vaginaku, kudorong semakin dalam dan kurasakan semakin nikmat yang kurasakan. darahku berdesir hebat, tubuhku bergetar merasakan kenikmatan ini. mataku masih terpejam. kubayangkan batang kemaluan pacarku menusuk lubang vaginaku seperti yang biasa kami lakukan.<br /><br />"eeehhhh...", au mendesah sesukaku dengan gerakan tangan ku yang semakin cepat, hingga jari tengahku mengocok lubang vaginaku dengan nikmat. namun tiba-tiba aku terkejut dan terbelalak, dengan tiba-tiba seseorang menindihku. sungguh aku terkejut dan semakin terkejut saat kulihat wajah orang yg menindihku adalah mas hendra, suami kakak perempuanku.<br />"aaah... mas hendra..?". suaru memekik tertahan dengan rasa terkejut dan malu bercampur hingga aku tertegun tak tau harus berbuat apa.<br />"kenapa harus sendiri rin...", ujar mas hendra. seraya memegang tanganku.<br />"jangan mas hendra...", ujarku aku tersadar. seraya aku berusahan mendorong tubuhnya. namun terasa berat sekali.<br />"ayolah rin... mas tau kamu sudah gak perawan...".<br />"jangan mas....". dengan posisi tubuh aku yang sudah terlentang aku tak berdaya, aku merasakan benda hangat menempel pada kemaluanku. yah itu adalah kemaluan mas hendra.<br />"jangan mas...".<br />"ayolah rin... kamu juga pengen <st1:state st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:State>...?",<br />"jangan mas... jang ..... aaaaahhhh.......". aku melenguh, kata-kataku tak dapat kuteruskan, aku merasakan benda hangat itu menyeruak lubang vaginaku yang memang sudah basah dan menginginkan hujaman kemaluan laki-laki.<br />"aaahh...". hanya itu yang terdengar dari bibirku. seraya mataku terpejam kepalaku mendongak keatas. darahku berdesir hebat. begitu nikmat kurasakan. mas hendra menghujamkan seluruh batang kemaluannya masuk ke dalam vaginaku. aku merasakan sensasi yang begitu nikmat, dengan ukuran batang kemaluan mas hendra yang kurasakan berbeda lebih besar dibanding dengan ukuran batang kemaluan pacarku.<br /><br />"enak rin....mhmmhheee...mhee...". ujar mas hendra seraya menarik batang kemaluan itu kembali, dan memasukannya kembali.<br />"mmmhhh....aaaahhh...". eluhku. kurasakan lebih nikmat dibanding kulakukan dengan pacarku. karena mungkin ukurannya yang berbeda.<br />"aaahh...aaahh...". erangku setiap kali mas hendra menghujamkannya. dengan gerakan yang semakin cepat. vaginaku seakan di koyak memberikan rasa nikmat yang begitu hebat.<br />"uuuhh...riin... ternyata kamu tidak hanya lebih cantik dari kakakmu, tapi juga memekmu lebih enak dan legit...". puji mas hendra.<br /><br />beberapa kurasakan tubuhku bergetar hebat dan tanpa sadar aku mengejang seraya aku melenguh, aku merasakan seluruh sendir tubuhku terlepas. dari lubang vaginaku kurasakan semburan cairan hangat membasahi batang kemaluan mas hendra yang masih menghujam. kupeluk tubuh mas hendra.<br />"aaah mas hendra....". eluhku<br />"enak rin...?", seraya mas hendra memelukku. aku mengangguk.<br /><br />"mmmhhh... mas hendraaaaa..". desahku dengan darah berdesir, memandangnya yang tengah melumat puting buah dadaku yang menyembul diantara sela baju seragamku yang sudah acak-acakan. dibukanya seragamku lebih lebar agar leluasa kedua tangannya meraih gundukan buah dadaku.<br />"mmmhh... riiim... masih kenyal banget... ". gumamnya. seraya nampak begitu rakus melupat menjilat kedua putingku. tangannya tak hendtinya meremas-remas.<br />"diterusin ya...?", pintanya setelah puas dengan buah dadaku tanpa menunggu jawabanku mas hendra mencabut batang kemaluannya dari vaginaku dan memintaku untuk mengambil posisi menungging.<br />"aaaahh...", erangku saat batang kemaluan besar dan panjg itu menusuk lagi, terasa geli dan nikmat walau vaginaku sudah basah. kusorongkan pantatku ke belakang, kuranggangkan kedua kakiku. agar gerakan mas hendra lebih leluasa menghujamkan batang kemaluannya.<br />rasanya begitu dahsyat kurasakan, menghujam dengan maksimal seluruh batang kemaluan itu amblas didalam vaginaku yang lahap menelannya.<br /><br />"uuuuhh... memek kamu masih sempittt rin...enak banget...". pujinya. setiap hujaman terasa begitu dahsyat hingga membuat tubuhku kembali bergetar untuk yang ke dua kalinya. aku mengejang, mengeluuuh panjang dan kurasakan semburan dari vaginaku kembali melumuri batang kemaluan mas hendra yang begitu nikmat.<br />aku terkulai lemas, mas hendra membiarkan batang kemaluannya terlepas dari vaginaku. aku terlentang memandangnya dengan batang yang mengacung besar dan panjang begitu perkasa, seksi dihadapanku. batang kemaluan itu memiliki kepala yang besar dan memerah basah berkilat.<br /><br />"memekmu indah dan enak banget rin...", pujinya seraya memandang vaginaku. di rentangkan kedua kakiku seraya mengambil posisi untuk kembali menghujam batang kemaluan itu.<br />"aaaaahh....". eluhku dengan vagina terjejal batang kemaluan itu. tubuhku terhentak keras oleh gerakan pinggang mas hendra yang kerasa dan semakin cepat.<br />"uuuhhh...rin... enak banget... bentar lagi mau keluar...aaaaaahhggggg...", geramnya dengan tubuh menggelinjang hebat, <span style="font-weight: bold;">batang kenaluannya yang tertancap dengan mantap di dalam vaginaku</span> kurasakan menyemburkan cairan hangat nya. aku merasakan sensai itu begitu hebat.<br /><br />tubuh mas hendra roboh diatas tubuhku. dengan nafas terengah memelukku.<br />"rin enak banget....". ujarnya sesaat ia memandangku dengan senyum puas, dan melumat bibirku. kusambut bibirnya dengan hangat seraya kupeluk erat dengan batang kemaluan kami masih menyatu.<br />"kamu suka rin...?", tanyanya. aku mengangguk malu.<br />"gak usah malu-malu kalo kamu mau....". ujarnya<br />"apa cowomu yang pertama rin...?", tanyanya.<br />"iya mas...".<br />"kapan ?".<br />"waktu malam tahun baru kemarin...". jawabku. yang berarti enam bulan yang lalu.<br />"udah berapa kali gituan sama yayang...?"<br />"mmmm 5 kali mas....".<br />"mmmmhhh pantesan kamu ketagihan ya...?". aku mengguk tersipu.<br /><br />dihadapan kakak perempuanku, sikap aku dan mas hendra biasa saja. walau aku takut kakak perempuanku akan mengetahui kejadian itu. aku berangkat dan pulang sekolah seperti biasanya. kadang aku mendengar seuara desahan dan erangan dari kamar kakak perempuanku dan mas hendra suaminya melakukan hubungan suami istri, membuat aku merasa iri. dan ingin ikut merasakannya.<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></span>gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-48001060644288593922008-05-16T04:58:00.000-07:002008-05-16T04:59:39.371-07:00Keluarlah sperma diiringi rasa nikmat yang luar biasa.<span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">Nama saya Kaka, usia sekarang 25 tahun. Saya dibesarkan di keluarga yang sangat keras. Walaupun bukan dari kalangan militer, namun ibu selalu mendidik saya dengan keras. Dan hasilnya memang terbukti, saya menjadi anak mami yang super penurut dan alim. Dalam hal pendidikan pun saya selalu masuk ranking.<br /><br />Kerasnya ibu dalam mendidik saya, telah menjadikan saya sebagai seorang pemuda 'kuper'. Saya tidak biasa mengikuti trend mode terbaru yang selalu ditiru oleh pemuda-pemuda lain. Tapi biarlah itu tidak terlalu masalah bagi saya. Ibu sangat melarang keras saya untuk mempunyai pacar, alasannya takut mengganggu sekolah. Namun bagaimana pun pembaca, saya ini seorang pria normal yang membutuhkan teman wanita untuk berbagi cerita suka dan duka.<br /><br />Secara diam-diam saya menjalin kisah cinta monyet di SMA kelas dua. Namanya Lulu, dia anak orang kaya, cantik, pintar, pokoknya saya cinta berat sama dia. Saya dan dia kebetulan beda kelas, namun saya tetap berhubungan dengan dia selepas bubaran sekolah. Kisah cinta saya dengannya berjalan normal-normal saja. Namun terus terang saja saya kalah agresif dengannya. Saya sendiri sangat malu untuk sekedar menciumnya, walaupun hasrat di hati sangat menggebu-gebu.<br /><br />Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun, saya lalui dengannya sampai akhirnya saya harus pergi ke <st1:city st="on">kota</st1:City> <st1:city st="on"><st1:place st="on">Bandung</st1:place></st1:City> untuk melanjutkan studi. Sewaktu pergi saya beranikan diri untuk sekedar memberi ciuman sebagai tanda perpisahan. Lucunya.. waktu saya menciumnya, justru dia yang malah mendahului saya, sehingga saya gelagapan sekaligus senang dan nikmat sekali rasanya. Bibir kami saling berpagut hampir 5 menit. Saya pun menikmati permainan ini.<br /><br />Keesokan harinya, saya pergi ke <st1:city st="on">kota</st1:City> <st1:city st="on"><st1:place st="on">Bandung</st1:place></st1:City>. Perasaan sedih menghinggapi diri, ketika melihatnya menitikkan airmata untuk melepaskan kepergian saya.<br /><br />Saya pun akhirnya kuliah, setiap bulan saya selalu berkomunikasi walaupun hanya dalam selembar <st1:city st="on"><st1:place st="on">surat</st1:place></st1:City>. Saya tidak dapat pulang setiap bulan menemuinya, karena walaupun pulang saya tidak dapat menemuinya karena ibu akan sangat marah kalau saya ketahuan pacaran. Yang lebih parah lagi, kalau ketahuan saya pacaran, biaya kuliah saya akan dicabut.<br /><br />Tidak terasa saya sudah hampir 5 semester, dan selama itu pula saya tidak berjumpa dengannya. Padahal saya sangat rindu berat untuk bertemu dengannya, hingga suatu peristiwa datang menghampiri kehidupan saya yang merupakan cerita perubahan hidup saya.<br /><br />Kisah ini terjadi sewaktu saya turut serta dalam sebuah acara kampus, tepatnya penerimaan mahasiswa baru. Tidak sengaja, saya berjumpa dengan seorang mahasiswi, dan ya ampun.., dia itu wajahnya mirip sekali dengan Lulu pacar saya di SMA itu. Wajahnya, bodynya, rambutnya, pokoknya segalanya dech, namun yang ini, lebih seksi, terlihat dari bentuk payudaranya yang aduhai.<br /><br />Lanjutnya saya pun menjalin kisah <st1:city st="on"><st1:place st="on">asmara</st1:place></st1:City> dengannya. Namanya Hani, asalnya dari <st1:place st="on">Sumatra</st1:place>, dan kebetulan saya satu fakultas dengannya. Kisah <st1:city st="on"><st1:place st="on">asmara</st1:place></st1:City> ini berbulan-bulan berjalan tanpa sepengetahuan ibu.<br /><br />Suatu hari saya mengajaknya ke kontrakan saya di sekitar jalan Setiabudi. Di kontrakan saya, dia menonton televisi, sedangkan saya hanya memandangi wajahnya yang menurut saya itu adalah Lulu. Kebetulan waktu itu Hani memakai pakaian kaos ketat warna hitam, sehingga nampak sekali payudaranya menonjol.<br /><br />"Kenapa lihat-lihat, ada yang aneh?" tanya Hani ketika saya sedang memperhatikannya.<br />"Nggak.. cuma lagi menikmati ciptahan Tuhan." jawab saya.<br />"Ciptaan Tuhan..?" ujar Hani sambil menatap saya.<br /><br />Saya tatap matanya yang bening, saya dekatkan wajahnya, lalu secara refleks bibir saya mendekati bibirnya.<br />"Jangan ach..," ucapnya sambil memalingkan wajahnya.<br />Namun kerinduan saya terhadap Lulu telah mendorong saya untuk lebih berani mendekatinya. Saya peluk dia dari belakang, tangan saya memeluk kedua perutnya, sedangkan wajah saya menciumi rambutnya. Saya gesekkan hidung terhadap rambutnya, akh... wangi sekali rambutnya.<br /><br />Kali ini Hani diam saja. Pelan-pelan saya tarik tangan ke atas menyentuh payudaranya. Hani pun hanya terdiam dan nampaknya dia pun sangat menikmati permainan ini. Akh.., besar sekali payudaranya, tangan pun hampir tidak muat memegangnya.<br /><br />Masih dalam balutan kaos ketatnya, saya remas perlahan payudaranya.<br />"Akh..!" Hani mendesis.<br />Mulut pun beralih ke belakang telinganya, dan.. Hani membalikan tubuhnya, lalu bibirnya mencium bibir saya. Saya kaget sekaligus senang. Saya kulum bibir tipisnya, berpindah dari bibir atas ke bibir bawah, begitulah seterusnya sampai saya hampir merasa kehabisan napas.<br /><br />Yang paling mengasyikan dari permainan ini adalah sewaktu Hani menyuruh mengeluarkan lidahnya, kemudian Hani menarik lidah saya ke mulutnya dan mengulumnya hingga kadang gigi kami saling beradu. Enak sekali rasanya, tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.<br /><br />Sementara bibir kami saling berpagut, kedua tangan pun mulai beraksi menggerayangi payudaranya. Saya masukkan tangan ke dalam baju ketatnya, dan terasalah 'gunung kembar' yang cukp besar. Walaupun masih terbungkus BH, namun tangan saya dapat dengan leluasa meremasnya.<br /><br />"Kamu nakal..!" ucap Hani sambil melepaskan pagutannya.<br />Namun saya terus memburunya, kali ini ciuman saya arahkan ke bagian lehernya yang jenjang.<br />"Oh... Ohh... shh.. akh... terus.. terus..!" desah Hani sambil menekankan kedua tangannya ke kepala sehingga wajah saya amblas di lehernya.<br /><br />Setelah puas tangan ini meremas kedua 'bukit kembar'-nya, kali ini saya tarik ke atas baju ketatnya, perlahan tapi pasti. Nampaklah kedua payudaranya yang putih dan mulus, sementara penis ini sudah menegang dan menyilang di dalam celana dalam saya.<br /><br />Nampak kedua gundukan payudaranya terbungkus BH berwarna hitam. Saya tarik tali belakang BH Hani, dan ola-la... Kali ini Hani sudah tidak memakai BH lagi dan nampaklah sepasang payudara yang besar dan putingnya yang berwarna kemerahan. Saya cium, saya kulum, lalu sedikit gigit putingnya.<br />"Oshh... achh.. hh... ngg..!" Hani meracau merasakan kenikmatan indahnya permainan ini.<br />Saya pindahkan ciuman ke payudara sebelahnya dan Hani pun melenguh kenikmatan.<br /><br />Sementara itu tangan Hani mulai membuka kemeja saya. Satu demi satu kancingnya terlepas, sehingga saya pun tidak memakai baju lagi. Puas memainkan kedua payudaranya, bibir saya mulai memainkan pusarnya dan lagi-lagi Hani melenguh kegelian.<br /><br />Kali ini birahi sudah sampai di ubun-ubun. Saya buka celana jeans-nya yang membalut pahanya, dan ternyata Hani memakai celana dalam berwarna pink bermotifkan renda. Saya tarik celana dalamnya, nampaklah vagina Hani yang indah, bulunya masih sedikit. Lalu kali ini ciuman saya arahkan ke vaginanya.<br /><br />"Oh... ah.., shh.., Kaka.. aku udah mo keluar..!" ujar Hani sambil menggelinjang.<br />Kepalanya menggelinjang ke kanan dan kiri, sedangkan rambutnya sudah acak-acakan. Saya jilat kemaluan Hani yang berwarna sedikit kemerahan, kemudian menyedotnya.<br />Tiba-tiba.., "Aku keluaaar..!" ujar Hani sambil memelu tubuh saya keras-keras.<br />Sementara jari tangan saya membantu memutar liang kemaluannya agar Hani dapat merasakan orgasme yang luar biasa.<br /><br />Melihat peristiwa itu saya sendiri sudah tidak tahan. Saya lepaskan celana jeans saya termasuk celana dalamnya, sehingga kami benar-benar bugil alias telanjang. Hani sendiri nampak kaget melihat penis saya. Penis saya memang tidak terlalu besar namun cukup panjang. Penis saya sudah tegang dan sudah siap untuk tinggal landas.<br /><br />Nampaknya Hani sudah mengerti kalau saya sudah tidak tahan lagi. Lalu tangannya membimbing penis saya ke lubang kenikmatannya. Saya tekan perlahan batang penis saya ke lubang vagina Hani. Susah sekali. Lalu saya dorong pantat ke depan dan perlahan tapi pasti kepala penis saya masuk ke lubang kenikmatan Hani.<br />"Oh.. terus. Terus.., dorong lagi..!" ujar Hani kegelian.<br /><br />Kepala penis saya sendiri terasa ada yang memijat-mijat, enak sekali rasanya. Lubang kemaluan Hani sangat kecil, sehingga penis ini tearasa sangat terjepit. Saya dorong lagi pantat dan bles.., seluruh batang kemaluan saya masuk ke lubang vagina Hani.<br /><br />Kemudian setengah penis saya tarik keluar, lalu dorong ke dalam seperti gerakan orang sedang push-up.<br />"Oh.. yes.. yes... terus... terus... aku mo keluar lagi..!" ujar Hani sambil merem melek.<br />Saya percepat gerakan memompa sehingga terdengar bunyi yang unik yang keluar dari dalam liang senggama Hani. Sementara saya pun sudah mulai merasakan orgasme, saya percepat gerakan push-up, dan tiba-tiba saya merasa sperma mulai mengumpul. Dan, crot.. crot... crot..! <span style="font-weight: bold;">Keluarlah sperma diiringi rasa nikmat yang luar biasa</span>.<br /><br />Sementara Hani sendiri mulai merasakan akan orgasme. Saya cabut penis yang kelelaham setelah bertempur. Saya masukkan jari telunjuk lalu memutar-mutar, saya jelajahi seluruh isi vagina Hani sampai akhirnya Hani merasakan kembali indahnya permainan cinta ini.</span>gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-78091101797023438572008-05-16T04:49:00.000-07:002008-05-16T04:53:47.938-07:00pantatku maju, menancapkan penisnya sedalam-dalamnya di dalam vaginaku<span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">Suatu siang setelah mencari beberapa buku acuan untuk keperluan pekerjaan, kami melewati lokasi arcade di mal besar itu dan aku melihat permainan dance machine yang sangat kusukai, namun biasanya kumainkan sendiri karena suamiku tak menyukainya. Spontan kuajak Haris untuk menemaniku bermain dan ternyata ia menyambutnya dengan bersemangat karena ia juga menyukainya. Bertambah lagi satu kecocokan di antara kami. Kami pun bermain beberapa game hingga di tengah game terakhir, mungkin karena terlalu bersemangat mendapatkan teman bermain, aku terpeleset sampai kakiku terkilir. Tak ada lagi yang bisa kami lakukan selain pergi ke dokter. Sepulang dari dokter, masih dengan jalan tertatih-tatih, Haris mengusulkan untuk mengantarku pulang saja, dan tak kembali ke kantor agar aku bisa beristirahat. Aku setuju saja walaupun saat itu kakiku sudah tak terlalu sakit lagi, namun masih terasa sangat mengganjal.<br /><br />Setiba di rumah, kuajak Haris untuk mampir dan ia menerimanya dengan senang hati. Haris memapahku sampai ke kamar, lalu membantuku duduk di ranjang. Dengan manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di dapur, karena memang sebelum mendapatkan anak, aku dan suamiku telah sepakat untuk tidak memelihara pembantu, jadi saat itu rumahku kosong. Haris mengambilkan minuman dan kembali ke kamar mendapatkan aku telah melepas blazer dan sedang memijat betisku. Ia agak tersentak melihatku, karena selain tinggal memakai blous "you can see" longgar yang membuat ketiak dan buah dadaku yang putih mulus itu mengintip nakal, posisi kakiku juga menarik rokku hingga pahaku yang juga putih mulus itu terbuka untuk menggoda matanya. Tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan pandangan saat memberikan minuman kepadaku. Memang "gentleman" pria ini.<br /><br />"Ris, pijetin kakiku dong, biar darahnya lebih lancar. Ini balutannya kenceng banget sih, sampe sakit. Pijetanku nggak ada tenaganya nih!" ujarku tulus. Sungguh mati, pada saat itu, sikap tubuhku dan kata-kataku sama sekali tidak bertujuan menggodanya. Memang itulah yang kuinginkan, hanya pijatan untuk melancarkan darahku yang terasa terbebat, tak lebih. Haris duduk di pinggir ranjang dan mulai memijat betisku dari bawah lutut sampai hampir mencapai pergelangan kakiku yang dibalut perban.<br />"Kayaknya emang harus ketat, Dev. Dokter bilang, supaya bengkaknya lebih cepet kempes," tukas Haris sambil terus memijatku.<br />"Mmm, iya kali," jawabku sekenanya sementara mataku terpejam menikmati pijatannya yang memang membuat kakiku lebih nyaman. Tak lama Haris memijat sampai kurasakan kenyamanan dalam tubuhku berangsur beralih menjadi perasaan berdesir yang aneh setiap kali tangan kekarnya menyentuh kakiku. Kubuka mata dan kutatap wajah Haris yang tampak serius memijat kakiku. Sama sekali tidak tampan, bahkan cenderung keras, wajah Haris sangat bertolak belakang dengan sikapnya yang demikian lembut memperlakukanku selama ini.<br /><br />Tenaga dan penampilan keras serta sikap lembut, kombinasi yang tak kudapatkan dari suamiku, ditambah berbagai macam kecocokan di antara kami. Mungkin inilah yang mendorongku untuk menggeser posisiku mendekatinya, lalu mencium bibirnya. Haris terkejut, namun tak berusaha menghindar. Dibiarkannya aku mencium bibirnya beberapa saat sebelum akhirnya ia merespon dengan hisapan lembut pada bibir bawahku yang basah. Kami saling menghisap bibir beberapa saat sampai akhirnya Haris yang lebih dulu melepas ciuman hangat kami.<br />"Dev.." katanya ragu. Kami saling menatap beberapa saat. Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya memberi jawaban dan keputusan yang sama dalam hati kami, lalu hampir berbarengan, wajah kami sama-sama maju dan kembali saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan Haris saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.<br /><br />Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Haris mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria yang tampaknya sekasar dia bisa menyentuh selembut ini, aku tak peduli dan menikmati saja kelembutan yang memancing gairah ini. Kembali Haris yang melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali ini, dengan lembut namun tegas, ia mendorong tubuhku sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua tanganku yang menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan aku pun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku. Haris mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan bernapsu pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, meremas-remas vaginaku yang masih terbalut celana dalam itu dengan lembut namun perkasa.<br /><br />"Mmhhh... Harrissshhh.." desahku di sela-sela ciuman panas kami. Aku agak tidak rela saat tangan kekarnya meninggalkan selangkanganku, namun ia mulai menarik blousku hingga terlepas dari jepitan rokku, lalu ia loloskan dari kepalaku. Buah dada montok yang mengintip menggoda dari BH-ku tak disentuhnya, membuatku semakin penasaran. Ia kembali mencium bibirku, namun kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku, untuk kembali lagi ke bibir dan lidahku. Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku sangat penasaran dan terpancing menjadi semakin bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku yang saat itu sudah tegak mengacung. Aku sendiri tidak tinggal diam dan mulai melepas kancing bajunya, dan setelah bajunya kulepaskan untuk menyingkap dada bidang dan kekar di depan mataku, ia pun memutuskan untuk mengalihkan godaan lidahnya ke buah dadaku.<br /><br />Dihisap dan dijilatnya buah dadaku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku untuk melepas kait BH-ku. Ia melempar BH-ku ke lantai sambil tidak buang waktu lagi mulai menjilati putingku yang memang sudah menginginkan ini dari tadi. "Ooohhh..." desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek putingku yang terasa sangat peka. Terus Haris menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini, sementara tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini ia benar-benar telanjang bulat.<br /><br />Haris melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Penisnya yang besar dan berotot mengacung dengan bangga. Ia melepas rokku dan membungkukkan badannya menjilati pahaku. Kembali lidahnya yang basah dan kasar menghantarkan setruman birahi hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi bila lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas pinggiran vaginaku, semili lagi untuk menyentuh bibir vaginaku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak birahi penasaranku yang menginginkan lebih.<br /><br />Akhirnya, dengan menyibakkan celana dalamku, Haris mengalihkan jilatannya ke bibir vaginaku yang telah begitu basah penuh lendir birahi. "Gggaaahhh.. Harrrissshh.. ohhh.." rintihanku langsung menyertai ledakan kenikmatan yang kurasakan saat lidah Haris melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh klitorisku.<br /><br />"Ohhh.. ohhh.. ngh.. ngh.. ngh.. ohhh.." Aku memajumundurkan pantatku seirama dengan jilatannya pada vaginaku, sementara tanganku mengacak-acak dan menjambak-jambak rambutnya. Lendir gairah mengalir dari vaginaku, diterima oleh lidah dan mulut Haris yang tak henti menjilat dan menghisap vaginaku. Kenikmatan merebak perlahan, berpangkal dari vaginaku ke seluruh tubuhku, membuat pandanganku gelap dan kepalaku terasa melayang. Aku tahu aku hampir mencapai klimaks, padahal masih menginginkan lebih. Mungkin mengetahui itu juga, Haris melepas lidahnya dari vaginaku, dan melepas celana dalamku yang sudah basah kuyup tak karuan. Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh kekar Haris berlutut di depanku. Vaginaku panas, basah dan berdenyut-denyut.<br /><br />Haris membuka kakiku hingga mengangkang semakin lebar, lalu menurunkan pantatnya dan menuntun penisnya ke bibir vaginaku. "Hngk!" kerongkonganku tercekat saat kepala penis Haris menembus vaginaku. Walau telah basah berlendir, tak urung penis Haris yang demikian kekar berotot begitu seret memasuki liang vaginaku yang belum pernah dilewati bayi ini, membuatku menggigit bibir menahan kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit. Tanpa terburu-buru, Haris kembali menjilati dan menghisap putingku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara setengah penisnya bergerak perlahan dan lembut dalam vaginaku. Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, memancing gairahku semakin bergelora dan lendir birahi semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan masuk penis berotot ini ke dalam liang kenikmatanku. Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yang lain, membuat kepalaku terasa semakin melayang didera kenikmatan gairah.<br /><br />Akhirnya seluruh penis Haris tertelan oleh vaginaku, memberiku kenikmatan hebat, seakan vaginaku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas putingku, Haris mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, sementara aku pun mulai membalas dengan gerakan pantat yang maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, sementara napas kami semakin tersengal-sengal diselingi desah penuh kenikmatan.<br /><br />"Hhhh.. hhh.. hhh.. Devvvv.. ohhh ..nikmmattthh sahyangghh.."<br />"Ohhh.. Harrizzz.. hhh.. hhhh.. hhh.. hhhh.. mmm.."<br /><br />Terus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Haris kembali menari di putingku yang memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku sendiri hanya bisa menikmati semua itu sambil meremas-remas rambutnya. Rasa kesemutan berdesir dan setruman nikmat yang sempat terhenti kembali merebak perlahan berpusat dari vagina dan putingku, ke seluruh tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu perlahan sehingga terasa seakan berjam-jam, walau sebenarnya hanya sekitar 20 menit. Penis Haris semakin cepat dan kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding vaginaku yang mencengkeram erat. Hisapan dan jilatannya pada putingku pun semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu menikmatinya sampai akhirnya seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yang intensitasnya perlahan terus bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh tubuhku terpaksa bergelinjang tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini meledak dalam seluruh tubuhku.<br /><br />"Ngghhh.. nghhh.. nghhhhhh.. Harrrizzzhhhh.. Akkkk!!" pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku dan ledakan kenikmatan klimaks dalam tubuhku, membuat Haris semakin mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan dan kembali lembut. Ledakan kenikmatan orgasmeku yang terasa seperti berpuluh-puluh menit itu menyemburkan lendir orgasme dalam vaginaku, sementara Haris dengan menggoda terus menggerakkan penisnya secara sangat perlahan, di mana setiap mili penis Haris menggesek dinding vaginaku, suatu kenikmatan orgasme meledak dalam tubuhku.<br /><br />Beberapa detik kenikmatan yang terasa seperti puluhan menit itu akhirnya berakhir dengan tubuhku yang terkulai lemas dengan penis Haris masih di dalam vaginaku yang berdenyut-denyut di luar kendaliku. Tanpa tergesa-gesa, Haris mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat, membuatku benar-benar merasa aman, terlindung dan sangat disayangi. Ia sama sekali tidak menggerakkan penisnya yang masih besar dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah.<br /><br />Setelah aku kembali "sadar" dari ledakan kenikmatan klimaks yang memabukkan tadi, aku pun mulai membalas ciuman Haris, memancing Haris untuk kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Gairah Haris yang sempat tertahan tampak semakin terpancing dan ia mulai kembali menggerak-gerakkan pantatnya perlahan-lahan, menggesekkan penisnya pada dinding vaginaku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan berani melayani gairahnya yang memang tampak sudah mendekati puncak. Genjotan penisnya pada vaginaku semakin cepat, kasar dan liar. Walau sudah tak menikmati rangsangan lagi, hanya menikmati kebersamaan, aku tak merasa disakiti oleh genjotan penis Haris yang semakin bernapsu, semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan lendir kental panas muncrat bertubi-tubi di dalam vaginaku.<br /><br />"Hngk.. ngggghhh.. Devvv.." Haris melenguh menyertai ejakulasi puncaknya yang kubuat semakin nikmat dengan menekan <span style="font-weight: bold;">pantatku maju, menancapkan penisnya sedalam-dalamnya di dalam vaginaku</span>, sambil kupeluk tubuhnya erat. Setelah mengejang beberapa detik, tubuh Haris melemas dan ambruk menindih tubuhku. Berat memang, namun Haris menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Dua tubuh telanjang bermandikan keringat terbaring berdampingan di ranjang, tersungging senyum penuh kepuasan pada bibir kami berdua. Haris memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas.<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></span>gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3601077857437380111.post-29215975732825636292008-05-16T03:27:00.000-07:002008-05-16T03:43:11.219-07:00pernah menelan sperma laki-laki ...<span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">Lisa sedang mengenakan kemeja berwarna putih, rok mini yang hanya sebatas paha, dan sepatu hak tinggi.<br />Tidak lama kemudian, Lisa akhirnya terkepung di sudut ruangan. Kakinya gemetaran. Rico lalu mengelus-elus dagu Lisa sambil berkata. "Wajahmu sungguh cantik neng, halus lagi."<br /><br />Sementara itu, tono mengamat-amati tubuh Lisa dan berkata. "Dadamu besar juga neng, pahamu juga mulus."<br />"Tolong bang... jangan bang..." Wajah Lisa terlihat memelas.<br />"Tenang saja non, kalau kamu bersikap manis, kami juga akan bersikap manis." Kata Rico sambil tersenyum bengis.<br />"Hei Rico, kali ini saya duluan dong, masa setiap kali saya kebagian sisanya." Kata Tono dengan nada kesal.<br />Rico melihat-lihat tubuh Lisa yang molek itu sejenak, kemudian dia berkata. "Baiklah, tapi jangan lama-lama ya."<br />Rico lalu merebahkan tubuhnya pada sebuah sofa yang sudah usang.<br /><br />Kedua tangan Tono lalu memegangi pundak Lisa dan bibirnya mulai menciumi leher Lisa.<br />"ahh... jangan bang... tolong bang... ja... aa!" Perkataan Lisa terputus karena Tono tiba-tiba menusukkan jari tangan kirinya ke vagina Lisa.<br />"aahh... Sakit bang!" Air mata mulai mengalir turun dari kedua mata Lisa, namun Tono tidak peduli, dia malah semakin bernafsu memperkosa Lisa.<br /><br />Tono mulai menciumi bagian atas dada Lisa yang tidak tertutupi bajunya, sementara tangan kirinya sibuk mengelus-elus vagina Lisa yang masih terbalut oleh celana dalam.<br /><br />Beberapa saat kemudian, Tono lalu bermaksud untuk melepaskan kancing baju Lisa, namun Lisa secara refleks segera menangkap kedua tangan Tono sambil berkata dengan nada memohon. "Jangan bang... tolong bang, jangan..."<br /><br />"Ayolah, jangan malu-malu neng." Tawa Tono sambil menurunkan kedua tangan Lisa dengan paksa.<br />Lisa tidak punya pilihan lain, dia hanya pasrah pada nasibnya.<br /><br />Melihat Lisa tidak memberikan perlawanan lagi, Tono lalu melepaskan kancing kemeja Lisa satu persatu. Saat semua kancing bajunya sudah terlepas, terlihatlah buah dada yang berukuran cukup besar itu beserta BH berwarna hitam yang sedikit tembus pandang.<br /><br />Melihat hal itu, gairah Tono langsung meningkat. Dia pun mulai menjilati dan meremas-remas dada Lisa yang masih terbalut BH berwarna hitam itu, sehingga Lisa sesekali bergidik dan mengerang.<br /><br />Tidak lama kemudian, Tono lalu mengangkat rok mini Lisa ke atas hingga sebatas pinggang, dan terlihatlah celana dalam Lisa yang juga berwarna hitam. Sementara mulut Tono menciumi dan menjilati dada Lisa, tangan kirinya sibuk meraba-raba paha Lisa, dan tangan kanannya meremas-remas pantat Lisa yang montok itu.<br /><br />Setelah puas meraba dan menjilati dada Lisa, Tono sekarang bermaksud untuk mengentoti Lisa. Dia lalu merobek BH dan celana dalam Lisa dengan paksa, sehingga Lisa menjerit kesakitan. Tono lalu melepaskan celana panjang serta celana dalamnya, dan terlihatlah penis yang sudah sangat menegang itu sedang bersiap-siap untuk menyerang.<br /><br />Melihat hal ini, Lisa sangat terkejut. Dia segera mendorong tubuh Tono dan segera berlari menuju pintu gubuk tua itu, walaupun dia sedang tidak mengenakan BH dan celana dalam, dia tidak peduli lagi. Namun, baru saja Lisa melangkah keluar dari gubuk tua itu, rambut panjangnya dijambak oleh Rico, dan segera ditariknya Lisa kembali ke dalam gubuk itu dengan paksa.<br /><br />Rico lalu menempeleng pipi Lisa dan menghempaskan tubuhnya ke atas sofa usang. Tono yang sempat terkejut karena mengira Lisa akan melarikan diri itu sekarang sudah berdiri di hadapan Lisa. Tono lalu mengacungkan sebuah belati tajam ke leher Lisa dan berkata. "Kalau kamu berani macam-macam lagi. Akan kuiris-iris wajahmu yang cantik itu."<br /><br />Mendengar ancaman Tono, Lisa menjadi semakin ketakutan, dan setelah Tono yakin bahwa Lisa tidak akan melarikan diri lagi, dia pun mulai mengelus-eluskan penisnya pada vagina Lisa dan bersiap-siap untuk mengentoti Lisa. Namun kali ini Lisa tidak memberikan perlawanan apa-apa lagi. Dia hanya tidur terlentang di atas sofa usang itu sambil memejamkan matanya rapat-rapat karena dia tidak tahan melihat keperawanannya direbut oleh seorang bajingan.<br /><br />Beberapa detik kemudian, keheningan gubuk itu pun dipecahkan oleh suara jeritan Lisa.<br /><br />Tiga hari kemudian, di sebuah kantor kepolisian yang terletak di Sumatera Barat<br /><br />"Keparat!" Bentak Ronny sambil meninju meja yang terletak di hadapannya dengan keras. "Ini sudah kasus yang ke delapan. Apakah tidak ada jejak kedua orang itu sama sekali?"<br />"Lapor pak! Tim penyelidik telah memeriksa gubuk tua itu dengan seksama, namun tidak diketahui kemana larinya dua orang itu. Di tempat kejadian juga tidak ada barang bukti yang ditinggalkan si pelaku, kecuali gadis bernama Lisa yang telah diperkosa mereka berdua itu."<br /><br />Pada saat yang bersamaan, seorang polisi lain memasuki ruangan Ronny dengan tergesa-gesa.<br />"Ada apa Frans?" Tanya Ronny.<br />"Motel Cahaya Malam... mereka ada disana..." Kata Frans dengan nafas tersenggal-senggal.<br />"Tenangkan dirimu dulu. Saya tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan." Kata Ronny.<br />"Tiga jam yang lalu, ada seorang saksi melihat dua pemerkosa yang sedang kita cari itu berjalan keluar dari Motel Cahaya Malam." Kata Frans.<br />"Benarkah itu?" Kata Ronny sambil bangkit berdiri dari kursinya. "Kalau begitu kita harus segera menuju ke motel tersebut dan menanyakan masalah ini kepada si pemilik motel."<br /><br />Sementara itu, di ruangan pribadinya, Iwan, sang pemilik motel Cahaya Malam sedang duduk di kursi empuknya sambil merokok. Dia melihat jam tangannya sejenak, kemudian dia berdiri dari kursinya dan membetulkan posisi video kamera mini yang terletak di rak bukunya sambil bergumam. "Dari posisi ini seharusnya bisa mengambil gambar di seluruh kamar ini."<br /><br />Tidak lama kemudian, terdengar sebuah ketukan di pintu, dan setelah Iwan berkata "Masuk!", seorang pelayan berambut pendek yang cantik dan seksi pun berjalan memasuki ruangan tersebut.<br /><br />Pelayan wanita itu sedang mengenakan seragamnya yang berupa kemeja putih berlengan panjang serta rok mini yang berwarna merah.<br />"A... ada apa tuan memanggil saya?" Tanya pelayan itu dengan gugup.<br />"Kemarilah sejenak dan duduklah disini." Kata Iwan sambil menyodorkan sebuah kursi kepadanya. "Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu."<br /><br />Setelah pelayan itu duduk, Iwan lalu berjalan ke arah pintu dan mengunci pintu itu dengan perlahan.<br />"Kudengar dari pelayan lain kamu memecahkan dua piring lagi." Kata Iwan sambil berjalan mendekati pelayan wanita tersebut.<br />"Sa... saya tidak sengaja tuan. Waktu itu piringnya agak licin, sehingga..." Namun belum sempat pelayan itu menyelesaikan kata-katanya, Iwan langsung merangkul pelayan itu dari belakang sambil memegangi kedua payudaranya yang besar dan montok itu.<br /><br />Pelayan itu sangat terkejut, dia langsung menepis tangan Iwan ke samping dan segera menjauh dari Iwan. "An... anda mau apa tuan!"<br />"He... he... tidak kusangka, ternyata dadamu besar juga." Kata Iwan sambil berjalan mendekati pelayan tersebut.<br />"Jangan mendekat! Kalau kamu berani mendekat lagi, aku akan menjerit!" Ancam pelayan itu.<br />"Ayolah Lucy, kamu sangat membutuhkan pekerjaan ini bukan? Keluargamu di kampung yang miskin itu sedang menunggu uang penghasilanmu bukan? Apa jadinya kalau aku terpaksa memecat kamu? Apakah kamu tidak kasihan kepada adik-adikmu yang akan mati kelaparan itu?" Kata Iwan.<br /><br />Lucy sang pelayan tidak berkata apa-apa. Dia kelihatan sedang memikirkan kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Iwan.<br />Iwan lalu memegangi kedua bahu Lucy dan mulai menciumi leher Lucy. Namun Lucy tidak memberikan perlawanan karena seperti yang dikatakan Iwan, keluarganya sangat miskin, dan dia tidak ingin kehilangan pekerjaan yang satu ini karena gajinya lumayan besar.<br /><br />Lucy lalu memejamkan kedua matanya, sambil mencoba untuk menikmati perlakuan bosnya. Lucy juga merasakan ciuman Iwan semakin lama semakin menurun, dan sesaat kemudian, Iwan sedang menciumi payudara Lucy.<br /><br />Pada saat ini, Lucy sebenarnya ingin sekali menampar keparat yang sedang berdiri di hadapannya itu, namun dia mengurungkan niatnya saat mengingat keluarganya di kampung.<br /><br />Melihat Lucy tidak lagi memberikan perlawanan, Iwan pun mulai melepaskan kancing baju Lucy satu persatu. Melihat hal ini, Lucy menjadi semakin takut, dia bergerak dengan gelisah sambil sesekali berkata. "Jangan pak... tolong... jangan buka baju saya..."<br /><br />Namun Iwan tidak menghiraukan perkataan Lucy. Setelah selesai melepaskan semua kancing baju Lucy, tangan kiri Iwan pun mulai meremas-remas payudara Lucy yang masih terbungkus BH berwarna putih itu, sementara bibirnya sibuk menciumi bibir Lucy dengan paksa.<br /><br />Namun Lucy berusaha untuk menghindari ciuman Iwan sambil sesekali mengerang dan mendesah. "Ahh... uhh... ahh... ja... ngan... pak..."<br /><br />Setelah meremas-remas payudara Lucy dan menciumi bibirnya, Iwan bermaksud untuk bertindak lebih jauh lagi. Dia lalu memasukkan tangannya yang satu lagi ke dalam rok mini Lucy dan mulai meraba-raba pahanya yang mulus itu.<br />Saat tangan kanan Iwan mulai meraba-raba paha Lucy, Lucy secara refleks langsung merapatkan kedua pahanya supaya tangan Iwan tidak bisa mencapai vaginanya.<br /><br />Namun Iwan tetap memaksakan tangannya untuk meraba vagina Lucy, sehingga Lucy menjadi semakin takut dan gelisah. Lucy sesekali menghentakkan kakinya ke atas lantai, sambil berkata dengan nada memohon. "Ah... pak... jangan... jangan disitu pak... tolong pak... jangan disitu..."<br /><br />Setelah gagal meraih vagina Lucy, Iwan lalu mengarahkan tangannya ke pantat Lucy dan meremas-remasnya. Tindakan Iwan membuat Lucy mengerang dan mendesah. Iwan lalu menggenggam celana dalam Lucy dan menariknya turun. Namun Lucy tetap merapatkan kedua pahanya erat-erat, sehingga celana dalamnya susah untuk ditarik turun.<br /><br />Melihat hal ini, Iwan lalu menggunakan tangannya yang satu lagi untuk menarik BH Lucy ke atas, sehingga terlihatlah kedua payudara Lucy yang besar dan montok itu, beserta puting susunya yang berwarna merah.<br /><br />Iwan lalu memain-mainkan puting susu Lucy dengan jari-jarinya, sementara mulutnya menjilat dan mengulum-ngulum puting susunya yang satu lagi.<br /><br />Menghadapi serangan di tiga tempat ini, Lucy menjadi kewalahan, sehingga tanpa disadarinya dia pun melonggarkan kedua pahanya, dan celana dalamnya pun berhasil ditarik turun oleh Iwan.<br /><br />Begitu celana dalam Lucy berhasil diturunkan, Iwan langsung mengarahkan tangannya ke vagina Lucy sambil meraba-raba bagian luar dan dalamnya, sehingga erangan dan desahan Lucy terdengar semakin keras.<br /><br />Tidak lama kemudian, vagina Lucy pun mulai mengeluarkan cairan. Saat tangan Iwan merasakan cairan yang keluar dari vagina Lucy, dia pun berjongkok di depan Lucy dan mulai menjilat-jilati vagina Lucy. Lidah Iwan menyerang vagina Lucy dengan gencar. Mula-mula dia menjilati bagian luar vagina Lucy terlebih dahulu. Kemudian dia pun mulai menusuk-nusukkan lidahnya ke dalam vagina Lucy.<br /><br />Karena tidak tahan terhadap rasa gelinya, tangan Lucy pun meremas-remas tirai jendela yang tergantung disampingnya dengan kuat, sambil sesekali mendesah. "Aahhh... uuhhhh... aahhhhhh..."<br /><br />Namun nasib Iwan sungguh sial. Justru pada saat inilah, pintu ruangan tersebut diketuk, dan terdengar suara yang berkata. "Kami polisi, harap dibukakan pintunya, ada hal yang ingin kami tanyakan."<br /><br />Polisi yang tiba-tiba datang ke motelnya membuat Iwan menjadi kalang-kabut. Dia mengira bahwa perbuatannya terhadap Lucy sudah ketahuan oleh polisi. Dia lalu berjalan kesana kemari karena saking paniknya. Dia tidak tahu apakah dia harus membukakan pintu atau tidak.<br /><br />Melihat hal ini, Lucy cepat-cepat membetulkan letak BH-nya, mengancingkan bajunya dan menaikkan celana dalamnya kembali, serta tanpa pikir panjang lagi, Lucy langsung berteriak "Tolong! Tolong!"<br /><br />Mendengar teriakan Lucy, Iwan bertambah panik, sementara para polisi semakin keras menggedor pintu tersebut sambil berteriak "Ada apa di dalam! Cepat bukakan pintu!"<br /><br />Sesaat kemudian, pintu tersebut pun berhasil didobrak oleh para polisi.<br /><br />---//---<br /><br />Beberapa menit kemudian, Iwan dan Lucy beserta beberapa orang polisi sedang duduk di dalam sebuah ruangan kecil di Motel Cahaya Malam.<br /><br />Tidak lama kemudian, Ronny dan Frans juga memasuki ruangan tersebut.<br /><br />Ronny menatap Iwan sejenak, kemudian dia menyodorkan dua buah foto ke arah Iwan sambil bertanya. "Kamu kenal dua orang ini?"<br />Iwan melihat foto itu sebentar, kemudian dia berkata dengan ragu-ragu. "Ti... tidak kenal pak."<br />"Jangan bohong!" Kata Frans sambil menepuk kepala Iwan.<br />"Be... benar pak, sa... saya tidak bohong pak!" Kata Iwan yang terlihat sangat ketakutan.<br /><br />Ronny lalu menghadap ke arah Lucy dan bertanya dengan suara yang lebih lembut. "Nona Lucy, coba katakanlah apa yang dilakukan bosmu kepadamu di dalam ruangan tadi."<br />Lucy kelihatan ragu-ragu apakah hendak mengatakan perbuatan kurang ajar bosnya atau tidak.<br />"Tidak perlu takut nona Lucy, kamu berada di bawah perlindungan kami. Katakanlah yang sebenarnya." Kata Ronny lagi.<br />Setelah mempertimbangkan sejenak, Lucy kemudian berkata. "Dia... dia hendak memperkosaku."<br /><br />"Tidak! Itu tidak benar! Itu bohong!" Kata Iwan yang terlihat semakin panik dan takut.<br />"Lalu bagaimana kamu menjelaskan isi video ini." Frans menyodorkan sebuah video yang berisi rekaman apa yang dilakukan Iwan kepada Lucy barusan.<br /><br />Wajah Iwan langsung menjadi pucat pasi. Dia terduduk lemas di kursinya tanpa bisa berkata apa-apa lagi. Video yang sengaja direkamnya supaya bisa digunakannya kelak untuk memeras Lucy justru menjadi senjata makan tuan.<br /><br />"Bawa dia ke kantor polisi atas tuduhan mencoba untuk memperkosa seorang gadis!" Kata Ronny kepada seorang polisi yang berdiri disampingnya.<br />"Tidak, jangan pak! Saya kenal dua orang itu! Saya akan mengatakan semuanya! Mereka bernama Rico dan Tono!" Kata Iwan dengan nada panik.<br />"Baiklah kalau begitu, coba ceritakan semuanya." Kata Ronny.<br /><br />"Mereka mulai tinggal di motel ini kira-kira satu minggu yang lalu. Pada suatu malam, saya memergoki mereka sedang memperkosa seorang gadis, tapi saya ketahuan oleh salah satu dari mereka. Mereka lalu mengancam saya, kalau saya berani memberitahukan hal ini kepada polisi, mereka akan membunuh saya dan membakar seluruh motel ini." Kata Iwan.<br /><br />"Kira-kira tiga jam yang lalu mereka keluar dari hotel ini, kamu tahu mereka menuju kemana?" Tanya Ronny.<br />"Saya tidak tahu pak, tapi salah seorang dari mereka sepertinya berbicara tentang kereta api."<br />"Ada hal lain lagi yang ingin kamu katakan?" Tanya Ronny lagi.<br />"Tidak ada lagi pak, semuanya sudah aku katakan."<br />"Baiklah, seret dia ke kantor polisi atas tuduhan mencoba untuk memperkosa seorang gadis." Kata Ronny kepada Frans.<br /><br />"Tapi pak... ini tidak adil pak! saya sudah memberitahukan semuanya! Pak! Ampun pak!!!" Iwan lalu diseret keluar ruangan oleh Frans dan beberapa orang polisi.<br />Samar-samar Ronny dapat mendengar suara Frans yang sedang membentaki Iwan. "Tidak adil kepalamu! Kamu kira ini pasar malam hah? Pake tawar menawar segala."<br /><br />Ronny lalu menghadap ke arah Lucy dan berkata. "Tidak ada masalah lagi nona Lucy. Sekarang kamu sudah boleh pulang."<br />Lucy langsung memeluk Ronny dengan erat sambil berkata. "Untung kalian datang pak... terima kasih pak... terima kasih banyak..."<br />Ronny menjadi salah tingkah dan mukanya menjadi merah. Dia lalu berkata. "Tidak apa-apa... ini... sudah menjadi kewajibanku."<br /><br />Satu jam kemudian, Ronny dan Frans sedang berada di dalam mobil polisi yang sedang menuju ke salah satu stasiun kereta api.<br />"Hei Ron, kita kan sudah menempatkan beberapa orang polisi di setiap stasiun kereta api yang diperkirakan akan dituju Rico dan Tono. Untuk apa lagi kita menuju ke stasiun kereta api yang terakhir?" Tanya Frans.<br />"Yang saya takutkan adalah, mereka akan kabur dengan kapal laut di pelabuhan yang berdekatan dengan stasiun kereta api terakhir." Kata Ronny.<br />"Kapal laut? Kalau begitu mereka bisa saja..."<br />"Benar... mereka bisa saja kabur ke luar negeri. Kalau mereka sempat kabur keluar negeri, maka kita akan semakin sulit menangkap mereka."<br /><br />Sementara itu, di dalam kereta api yang sedang ditumpangi oleh Rico dan Tono.<br /><br />Mereka sedang duduk di dalam salah satu gerbong yang hanya terdapat enam orang penumpang, termasuk Rico dan Tono. Saat-saat ini bukanlah masa liburan sehingga kereta api tersebut tidak banyak penumpangnya.<br /><br />Tiba-tiba Rico berkata kepada Tono. "Hei, coba kamu lihat. Cewek yang duduk di seberang sana cakep juga loh."<br />"Yang mana." Kata Tono.<br />"Yang itu." Kata Rico sambil menunjuk ke arah cewek tersebut.<br />"Wah, OK juga. Bodynya juga mantap." Kata Tono.<br />"Hei Ton, bagaimana kalau kita memperkosa dia." Sebuah senyuman bengis terukir di bibir Rico.<br />"Tapi... kejadian di gubuk tua waktu itu sudah ketahuan oleh polisi, dan mungkin polisi saat ini sedang mengejar kita. Apa tidak sebaiknya kita diam dulu untuk sementara." Kata Tono.<br />"Tenang saja. Begitu kita tiba di stasiun, kita langsung menuju ke pelabuhan dan kabur ke luar negeri. Polisi pasti akan sulit melacak kita."<br /><br />Tono merenungkan perkataan Rico sejenak, kemudian dia berkata. "Baiklah kalau begitu. Tapi, bagaimana caranya kita membujuk cewek itu ke tempat kosong."<br />"Begini saja, kamu..." Rico lalu membisikkan rencana mereka di telinga Tono.<br /><br />---//---<br /><br />"Halo nona." Sapa Rico kepada gadis cantik yang tadi ditunjukkannya kepada Tono.<br />"Halo..." Kata cewek itu dengan ragu-ragu. "Apakah sebelumnya kita pernah berjumpa?"<br />"Oh tidak... saya hanya lagi bosen, jadi saya sekalian mengajak nona untuk berbincang-bincang. Bolehkah saya duduk disini?" Kata Rico sambil tersenyum manis.<br />"Silahkan... silahkan..." Kata cewek itu.<br />"Nama saya Rico. Bolehkah saya tahu nama anda?" Kata Rico.<br />"Saya Fitri." Balas cewek itu.<br /><br />Rico lalu berusaha untuk bersikap ramah dan terus mengajak Fitri berbual-bual, sambil mencari kesempatan untuk mengajaknya ke gerbong paling belakang (gerbong yang kebetulan sedang tidak ada penumpang, dan Tono sedang menunggu disana.)<br /><br />Setelah beberapa menit, Rico pun tidak punya bahan pembicaraan lagi. Saat dia sedang sibuk memikirkan cara untuk mengajak Fitri, Rico tidak sengaja melihat ke dada Fitri.<br /><br />Saat itu Fitri sedang mengenakan pakaian serba hitam yang seksi. Kaos hitam ketat, rok mini hitam, serta stocking yang juga berwarna hitam.<br /><br />Kaos Fitri yang ketat itu membuat payudaranya kelihatan sangat besar dan montok.<br /><br />Melihat payudara yang sangat menggairahkan itu, Rico jadi lupa kepada rencana semula. Tanpa disadarinya, tangannya mulai meraba-raba paha Fitri yang halus itu.<br />Melihat hal ini, Fitri sangat terkejut. Dia spontan menepis tangan Rico sambil berkata dengan kasar. "Anda mau apa!"<br /><br />Rico menjadi panik. "Celaka, rencana gagal!" Pikirnya. Namun pada saat ini, dia teringat kepada pisau belatinya yang selalu dibawanya itu. Dia lalu mengeluarkan pisau belatinya dan mengarahkan pisau itu ke pinggang Fitri sambil berkata dengan nada mengancam. "Kamu lihat belati ini. Kalau kamu berani menjerit, saya akan menusuk kamu."<br /><br />Fitri terkejut setengah mati. Dia lalu memohon kepada Rico. "Jangan bang... saya... saya punya sedikit uang, ambil saja semuanya bang." Kata Fitri sambil mengeluarkan dompetnya dengan tangan yang gemetaran.<br />"Diam! Uang saja tidak cukup!" Kata Rico.<br />"Ka... kalau begitu bang, saya juga punya beberapa perhiasan, ambil saja semuanya bang, tapi jangan lukai saya." Kata Fitri dengan suara gemetaran.<br />"Kamu belum mengerti juga ya non, yang saya inginkan adalah tubuh kamu." Kata Rico sambil meraba-raba paha Fitri dengan tangannya yang satu lagi yang tidak memegang belati.<br /><br />Mendengar perkataan Rico, Fitri semakin takut dan panik. Keringat dingin pun mulai mengalir.<br />"Jangan... jangan bang... semua uang saya akan saya berikan... tapi jangan perkosa saya bang..." Kata Fitri dengan nada memohon.<br />"Tubuhmu seksi juga non." Kata Rico sambil memasukkan tangannya ke dalam rok mini Fitri.<br />"Ah... jangan disitu bang... jangan..." Kata Fitri sambil menahan tangan Rico dengan kedua tangannya supaya Rico tidak dapat meraba lebih dalam lagi.<br /><br />Rico lalu menusukkan belatinya lebih kuat sedikit, sehingga Fitri mulai merasakan rasa sakit di pinggangnya. "Ah... sakit bang... pisaunya jangan ditekan kuat-kuat bang."<br />"Lepaskan kedua tanganmu dulu, dan biarkan saya meraba pahamu." Kata Rico.<br /><br />Fitri tidak punya pilihan lain. Dia pun tidak berani lagi menahan tangan Rico, sehingga sekarang tangan Rico bebas bergerak di dalam rok mini Fitri.<br /><br />Gerakan tangan Rico di dalam rok mini Fitri membuatnya sesekali mendesah. "Ahh... uuhhhh... ahhhh..."<br /><br />Sementara tangan Rico meraba-raba paha Fitri, mulutnya juga tidak tinggal diam. Rico mulai menciumi dan menjilati leher dan telinga Fitri.<br /><br />Pada saat ini kereta api sedang berjalan pada kecepatan tinggi, sehingga erangan dan desahan Fitri tidak akan terdengar oleh penumpang lain karena tertutup oleh suara mesin kereta api yang cukup berisik.<br /><br />Setelah puas meraba paha Fitri, Rico lalu memasukkan tangannya ke dalam kaos Fitri dari bawah dan mulai meremas-remas payudara Fitri, sedangkan mulutnya tetap menciumi dan menjilati telinga serta leher Fitri.<br /><br />Mula-mula tangan Rico hanya meremas-remas BH Fitri, namun beberapa saat kemudian, Rico pun memaksakan jari-jarinya untuk masuk ke dalam BH Fitri yang lumayan ketat itu, dan mulai mempermainkan puting susu Fitri.<br /><br />Beberapa saat kemudian, Rico lalu menyuruh Fitri untuk berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke gerbong belakang sambil diikuti oleh Rico. Belati Rico juga masih diarahkan ke punggung Fitri, untuk mencegahnya berbuat macam-macam. Rico juga berjalan berdekatan dengan Fitri, supaya penumpang lain tidak melihat belati yang sedang dipegang oleh Rico.<br /><br />Melihat pantat Fitri yang bergoyang-goyang saat berjalan, Rico menjadi semakin bergairah, sehingga sesekali dia mengelus dan meremas pantat Fitri. Namun Fitri hanya diam saja, karena dia takut Rico akan menusukkan belatinya kalau dia berani macam-macam.<br /><br />Tidak lama kemudian, mereka pun tiba di gerbong terakhir, dimana Tono sedang menunggu.<br /><br />"Lama sekali kamu. Saya pikir rencana kita gagal." Kata Tono.<br />"Mana mungkin kita gagal." Kata Rico sambil tersenyum bengis.<br />"Baiklah, kalau begitu saya akan berjaga-jaga di pintu. Kalau ada orang yang ingin masuk, saya akan menghalanginya." Kata Tono. "Tapi ingat, waktumu cuma sepuluh menit, setelah sepuluh menit, gantian kamu yang jaga."<br />"Baiklah, baiklah." Kata Rico dengan tidak sabar.<br /><br />Tono lalu berjalan ke pintu gerbong, dan saat dia melewati Fitri, dia meremas kedua dada Fitri cukup keras, sehingga Fitri mengerang kesakitan.<br />Setelah Tono keluar dari gerbong, Rico lalu mendorong Fitri hingga terjatuh di atas lantai, kemudian Rico pun langsung menghimpit tubuh Fitri sambil menciumi bibirnya dengan paksa.<br /><br />Fitri tidak berani bertindak macam-macam. Dia hanya menurut saja saat bibirnya diciumi dan dadanya diraba-raba oleh Rico. Walaupun sebenarnya dia merasa jijik dan ingin muntah.<br /><br />Setelah menciumi bibir Fitri, Rico lalu menciumi dagu Fitri, leher Fitri, dan kemudian payudara Fitri. Sementara tangannya dimasukkan ke dalam rok mini Fitri sambil meraba-raba pangkal pahanya.<br /><br />Rico lalu menarik kaos Fitri serta BH nya ke atas, sehingga mencuatlah payudara Fitri yang besar itu. Mula-mula Rico meremas-remas kedua dada Fitri terlebih dahulu, kemudian dia memutar-mutar kedua puting susu Fitri dan menghisap keduanya secara bergantian.<br /><br />Sebenarnya Fitri tidak ingin mengeluarkan suara desahan dan erangan, karena dia tahu hal itu akan membuat Rico semakin bergairah. Namun mulut Rico yang terus memain-mainkan puting susunya, serta jari-jari Rico yang mengelus-elus pangkal pahanya dengan gencar itu membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Fitri pun akhirnya menjerit. "AHH... OOhh... aahhhh..."<br /><br />Pada saat ini, vagina Fitri juga sudah mulai mengeluarkan cairan. Rico lalu melepaskan rok mini dan celana dalam Fitri, sehingga terlihatlah vagina Fitri yang penuh dengan bulu-bulu halus yang sudah mulai basah itu.<br /><br />Melihat pemandangan yang menggairahkan itu, tanpa pikir panjang lagi, Rico langsung melepaskan celana jeans serta celana dalamnya. Ini adalah pertama kalinya Fitri berhubungan seks dengan seorang laki-laki, sehingga lubang vagina Fitri masih sempit. Maka saat Rico menusukkan penisnya yang terhitung besar itu ke dalam vagina Fitri, Fitri langsung menjerit kesakitan.<br /><br />Tanpa mempedulikan jeritan Fitri, Rico terus memompa vagina Fitri dengan keras, hingga kedua payudara Fitri juga ikut bergerak naik turun.<br /><br />Beberapa menit kemudian, Rico pun menembakkan cairan panas ke dalam vagina Fitri, membuat Fitri menjerit untuk yang kedua kalinya, kemudian Fitri pun terkulai lemas pada lantai kereta api tersebut. Air mata pun mengalir turun membasahi pipinya.<br /><br />Sebenarnya Rico masih punya tenaga untuk 'bermain' lagi, namun pada saat ini Tono memasuki gerbong tersebut karena waktu sepuluh menit sudah berlalu. Maka dengan agak kesal, Rico pun terpaksa mengenakan pakaiannya kembali, dan keluar dari gerbong tersebut untuk menghalangi orang lain memasuki gerbong itu.<br /><br />Melihat Fitri yang hampir telanjang bulat itu sedang terkulai lemas di atas lantai, penis Tono langsung menegang. Tono lalu melepaskan celananya, dan berdiri di hadapan Fitri dengan penisnya yang sangat besar itu diacungkan ke wajah Fitri sambil berkata. "Jilat lalu hisap!"<br /><br />Fitri merasa jijik dan takut, karena penis Tono sangat bau. Dan karena Fitri masih saja enggan menjilati penis Tono, Tono lalu menjambak rambut Fitri dan memaksanya untuk menjilatinya.<br /><br />Akhirnya Fitri pun terpaksa menjilati penis Tono, walaupun sebenarnya dia ingin muntah karena saking baunya. Setelah dijilati untuk beberapa saat, Tono lalu berkata kepada Fitri. "Sekarang hisap!"<br /><br />Sambil mencoba untuk tidak membayangkan bau yang berasal dari penis Tono itu, Fitri pun mulai menghisap penis Tono.<br /><br />Beberapa saat kemudian, penis Tono akhirnya mulai bergetar. Fitri juga merasakan bahwa Tono sudah akan berejakulasi, maka dia bermaksud untuk menyingkirkan penis Tono dari mulutnya. Namun Tono justru menekan kepala Fitri dan memasukkan penisnya makin dalam ke mulut Fitri, dan beberapa detik kemudian, Tono pun berejakulasi di mulut Fitri.<br /><br />Waktu itu posisi penis Tono di dalam mulut Fitri cukup dalam, sehingga spermanya langsung ditembakkan ke dalam tenggorokan Fitri. Fitri yang tidak <span style="font-weight: bold;">pernah menelan sperma laki-laki </span>itu kontan terbatuk-batuk dan muntah di lantai kereta api itu. Karena merasa jijik dan terhina, Fitri pun menangis tersedu-sedu di gerbong kereta api itu.<br /><br />Namun Tono tidak mempedulikan tangisan Fitri. Dia lalu melebarkan kedua kaki Fitri ke samping dan bermaksud untuk mengentotinya.<br /><br />Melihat hal ini, Fitri langsung menutupi vaginanya dengan kedua tangannya, dan mencoba untuk merapatkan kedua kakinya sambil berkata. "Jangan bang... tolonglah bang... jangan... sakit bang..."<br />Akan tetapi Tono tidak mempedulikan ratap tangis Fitri. Tono menampar Fitri dengan keras, dan menyingkirkan kedua tangan Fitri yang sedang menutupi vaginanya itu. Lalu Tono mulai memompa vagina Fitri sambil sesekali meremas kedua payudara Fitri yang juga ikut bergerak naik turun itu, dan gerakan Tono semakin lama semakin cepat. Tidak lama kemudian, Tono pun berejakulasi untuk kedua kalinya, dan kali ini di dalam vagina Fitri. <br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></span>gen-denkhttp://www.blogger.com/profile/12305103700834078772noreply@blogger.com0